Jangan Kaget, Bangun Transmisi Listrik 1 KM Butuh Duit Rp 30 Miliar!

2 days ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan bahwa pihaknya membutuhkan biaya jumbo untuk bisa membangun jaringan transmisi listrik di Indonesia.

EVP Strategic Risk Management Policy PLN Daniel K. Fernando Tampubolon menyebut, untuk membangun jaringan transmisi listrik sepanjang 1 kilo meter (km) membutuhkan biaya hingga Rp 30 miliar.

"Sedikit informasi, sebelumnya kami bertugas di Jawa Tengah, kita punya jarak antara Cilacap dan Nusa Kambangan itu cuma 900 meter, kurang lebih 1 kilo. Tapi, untuk 1 kilo saja, kita butuh estimasi 30 miliar rupiah. Itu baru jaringan tegangan menengah. Kita bisa bayangkan berapa biayanya untuk merangkai seluruh pulau ini dengan super grid," ujarnya dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Perlu diketahui, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2025-2034, Indonesia akan membangun jaringan transmisi mencapai 47.758 km sirkuit (kms). Adapun biaya yang dibutuhkan untuk membangun transmisi listrik tersebut diperkirakan mencapai Rp 565,3 triliun.

Besarnya biaya yang diperlukan untuk membangun transmisi di dalam negeri tersebut tentunya perlu mendapatkan dukungan pemerintah. Apalagi, transmisi ini diperlukan untuk bisa menyalurkan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang letaknya jauh dari sumber permintaan ke pusat permintaan listrik.

"Nah, ini saya pikir dengan semangat bersama dari pemerintah, kami siap ditugaskan untuk melakukan Proyek Merah Putih ini. Kurang lebih seperti ini, 48 ribu super grid yang harus kita bangun untuk menyambung atau menjodohkan antara EBT, energi hijau, dengan pusat-pusat beban kita," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memaparkan bahwa guna menopang pembangkit baru yang mayoritas berasal dari EBT tersebut, pemerintah berencana membangun infrastruktur kelistrikan berupa jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk sebesar 107.950 MVA.

"Kita sudah programkan ini semua EBT, tapi ternyata gak ada jaringan ini masalah besar dan pembangkit listrik EBT ini kata Pak Darmo gak bisa dipikul. Maka kita akan bangun 47.758 kms hampir 8.000 km kita bangun jaringan ini proyek besar kabel besi ya printil-printil itu gardu induk 107.950 MVA," kata Bahlil dalam Konferensi Pers terkait RUPTL PLN 2025-2034 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, secara regional wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) menyumbang porsi terbesar dalam tambahan kapasitas pembangkit yakni 33,5 GW.

Kemudian disusul oleh Sumatera sebesar 15,1 GW, lalu Sulawesi sebesar 10,4 GW, Kalimantan 5,8 GW, dan kawasan Indonesia Timur (Maluku, Papua, Nusa Tenggara) sebesar 4,7 GW.

"Jadi dilihat contoh Sumatera itu totalnya 15,1 gw agak tinggi ya karena Dirjen (Ketenagalistrikan) orang Sumatera. Ya alasannya sesuai kebutuhan. Dan energi baru 9,5 GW," katanya.

Dari sisi transmisi listrik, daerah Jawa, Madura, Bali akan dibangun 13.889 kms, Sumatera dan Kalimantan 20.967 kms, dan Sulawesi, Maluku, Papua 12.901 kms.

Sementara dari sisi investasi, untuk pembangkit listrik dibutuhkan Rp 2.133,7 triliun, penyaluran baik transmisi dan gardu induk, serta distribusi dan listrik pedesaan Rp 565,3 triliun, dan lainnya Rp 268,4 triliun.

Di dalam RUPTL terbaru tersebut, rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 2034 ditargetkan mencapai 69,5 Giga Watt (GW). Dari total kapasitas tersebut, mayoritas tambahan pembangkit berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) yakni mencapai 61% atau sekitar 42,6 GW, lalu 15% berasal dari sistem penyimpanan baterai (storage) yakni sebesar 10,3 GW, sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Mau Tambah Pembangkit Baru 69 GW, DEN Ungkap Syaratnya!

Next Article Sah! Bahlil Luncurkan Rencana Usaha Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034

Read Entire Article
| | | |