Kejatuhan Emas Sudah di Depan Mata! Harga Ambruk ke Terendah 1 Bulan

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia ambles ke level terendah dalam satu bulan. Emas ambruk setelah meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta proyeksi sejumlah lembaga yang memperkirakan ekonomi AS bakal tumbuh lebih tinggi. Hal tersebut mendorong investor kabur dari emas dan membuat emas meninggalkan level psikologis US$3.200 per troy ons. 

Pada perdagangan Rabu (14/5/2025), harga emas dunia jatuh 2,15% di level US$3.177,55 per troy ons. Penurunan tajam ini mendorong emas jatuh ke level terendah dalam satu bulan dan meninggalkan level psikologis US$3.200 per troy ons untuk pertama kalinya sejak 9 April 2025.

Pada perdagangan hari ini Kamis (15/5/2025) hingga pukul 06.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,15% di posisi US$3.183,4 per troy ons.

Harga emas anjlok lebih dari 2% pada perdagangan Rabu, mencapai level terendah dalam satu bulan, karena meningkatnya optimisme akan meredaya perang dagang. Kondisi ini mengurangi risko dan ketidakpastian sehingga menyebabkan investor berpaling dari emas batangan.

"Koreksi emas dipicu oleh penurunan tajam tarif AS-China," ujar Tai Wong, pedagang logam independen, kepada Reuters.

Indeks utama Wall Street menguat dalam dua hari beruntun atau sejak AS dan China sepakat mengenai pengurangan tarif.  Hal ini menandai sebagian investor emas mulai beralih ke aset beresiko seperti saham.

Washington dan Beijing sepakat untuk mengurangi tarif secara drastis dan memberlakukan jeda selama 90 hari sementara rinciannya sedang dikerjakan.

Presiden AS Donald Trump, dalam sebuah wawancara pada Selasa (13/5/2025), mengatakan bahwa ia berurusan langsung dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengenai rincian pakta perdagangan. Ia juga mengatakan bahwa "kesepakatan potensial" dengan India, Jepang, dan Korea Selatan sedang dikerjakan.

Pada Senin (12/5/2025), AS dan China sepakat untuk mengurangi tarif impor masing-masing selama 90 hari, dengan AS menurunkan tarifnya atas barang-barang China menjadi 30% dari 145% dan China memangkas bea atas impor AS menjadi 10% dari 125%.

Emas, yang dikenal sebagai tempat berlindung yang aman di masa gejolak geopolitik dan ekonomi, mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 pada bulan lalu. Harga naik 21,2% sepanjang tahun ini.

"Meskipun tren jangka panjang masih bullish, saya tidak akan terkejut jika momentum bearish berlanjut selama beberapa hari lagi," ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.

"Target penurunan pertama adalah US$3.136 per troy ons, diikuti oleh level US$3.073 dan kemudian, level tertinggi US$3.000."

Para pelaku pasar kini juga tengah menanti data indeks harga produsen (PPI) AS yang akan dirilis pada hari ini setelah data konsumen yang lebih lemah dari perkiraan, untuk mendapatkan petunjuk tentang arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed).

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan karena merupakan aset dengan imbal hasil nol.

Selain itu, terdapat faktor lain pemberat harga emas.

Goldman Sachs menaikkan proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi China dan AS, dan memangkas peluangnya untuk resesi AS, setelah kedua negara sepakat pada hari Senin untuk memangkas tarif impor masing-masing.

Goldman mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan PDB China sebesar 4,6% tahun ini dan 3,8% pada tahun 2026, naik dari proyeksi sebelumnya masing-masing sebesar 4,0% dan 3,5%. Goldman juga melihat "ekspor riil China akan tetap stabil pada tahun 2025/26 (vs. -5% per tahun sebelumnya)."

Goldman juga mengurangi peluang resesi AS dalam 12 bulan menjadi 35% dari 45% karena adanya perjanjian perdagangan. Bank tersebut juga menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan PDB AS pada kuartal keempat 2025 menjadi 1,0% dari 0,5%.

Pertumbuhan ekonomi dua negara terbesar tersebut mendorong beralihnya investor safe haven ke aset yang lebih beresiko seperti saham, karena akan menjadi lebih menarik ketika banyak sektor yang akan tumbuh dan tentu saja mempengaruhi kinerja harga sahamnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |