Bola.com, Jakarta - Masyarakat Yogyakarta sedang diselimuti kebahagiaan. Tim kebanggaan mereka, PSIM Yogyakarta akhirnya kembali ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.
Ya, klub berjulukan Laskar Mataram tersebut resmi promosi ke Liga 1 2025/2026 setelah melewati perjuangan tak kenal lelah di Pegadaian Liga 2 2024/2025. PSIM promosi bersama dua tim lainnya, Bhayangkara FC dan Persijap Jepara.
Sahabat bisa memilih untuk menabung emas sebagai pengganti uang tunai dengan nilai yang rawan turun ketika terjadi inflasi tarikan permintaan.
Hal ini dikarenakan emas adalah aset berharga yang terbukti sebagai instrumen investasi aman dan efektif sekalipun terjadi inflasi. Tidak hanya itu, emas cenderung naik dan memberikan perlindungan terhadap penurunan daya beli akibat naiknya harga barang dan jasa.
Bagi sahabat yang ingin menghindari inflasi melalui investasi dan mengoptimalkan pendapatan, sahabat bisa gunakan layanan Deposito Emas di Pegadaian.
Dengan Pegadaian Deposito Emas, keuntungan didapat dari kenaikan harga emas dan imbal hasil deposito dalam bentuk gram emas hingga 1% per tahun. Syarat pengajuannya mudah cukup memiliki saldo Tabungan Emas di atas 5 gram dan telah melakukan upgrade akun premium di Pegadaian Digital.Mudah dan terjangkau, bukan? Tunggu apa lagi? Yuk, mulai Deposito Emas di Pegadaian untuk mengamankan keuangan dan mengantisipasi inflasi tarikan permintaan!
Kebahagian fans PSIM makin berlipat karena tiket promosi ke Liga 1 disempurnakan dengan gelar juara Pegadaian Liga 2 musim ini. Di final, Laskar Mataram menundukkan Bhayangkara FC dengan skor 2-1, di Stadion Manahan Solo, Rabu 26 Februari 2026.
Tiket promosi bermakna sangat spesial bagi PSIM. Bayangkan saja, salah satu klub pendiri PSSI tersebut harus menunggu 18 tahun untuk kembali mencicipi persaingan di level tertinggi. Mereka jatuh bangun, gagal, tetapi tak pernah putus asa. Kegigihan PSIM selama hampir dua dekade akhirnya terbayar lunas.
Caretaker pelatih PSIM, Erwan Hendarwanto, mengungkapkan kelegaan setelah mengantar PSIM meraih impian yang sudah sangat lama diidamkan masyarakat Yogyakarta.
"Yang pertama bersyukur tugas kita semua meloloskan PSIM dan bonus jura didapatkan. Ini sudah suratan takdir kebetulan saya di sini. Ini rezeki yang harus saya syukuri," ujar Erwan Hendarwanto kepada Bola.com selepas laga final melawan Bhayangkara FC.
Juru taktik asal Magelang, Jawa Tengah itu tak menyangka berhasil membawa klubnya menjuarai Liga 2 musim ini. Terasa istimewa karena titel juara dirayakan dihadapan pendukung sendiri.
"Kalau kebayang enggak pernah. Alhamdulillah Mataram is Love," imbuh Erwan.
---
Sahabat bisa memilih untuk menabung emas sebagai pengganti uang tunai dengan nilai yang rawan turun ketika terjadi inflasi tarikan permintaan.
Hal ini dikarenakan emas adalah aset berharga yang terbukti sebagai instrumen investasi aman dan efektif sekalipun terjadi inflasi. Tidak hanya itu, emas cenderung naik dan memberikan perlindungan terhadap penurunan daya beli akibat naiknya harga barang dan jasa.
Bagi sahabat yang ingin menghindari inflasi melalui investasi dan mengoptimalkan pendapatan, sahabat bisa gunakan layanan Deposito Emas di Pegadaian.
Dengan Pegadaian Deposito Emas, keuntungan didapat dari kenaikan harga emas dan imbal hasil deposito dalam bentuk gram emas hingga 1% per tahun. Syarat pengajuannya mudah cukup memiliki saldo Tabungan Emas di atas 5 gram dan telah melakukan upgrade akun premium di Pegadaian Digital.
Mudah dan terjangkau, bukan? Tunggu apa lagi? Yuk, mulai Deposito Emas di Pegadaian untuk mengamankan keuangan dan mengantisipasi inflasi tarikan permintaan!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Panjang dan Pasang Surut Perjalanan PSIM Yogyakarta
Kembalinya PSIM ke Liga 1 menambah semarah kompetisi musim depan. Apalagi, PSIM adalah tim legendaris, punya catatan sejarah panjang di kancah sepak bola Tanah Air.
PSIM adalah pionir bagi persepak bolaan di wilayah kerajaan Mataram. Sejarah terbentuknya PSIM dimulai pada 5 September 1929 dengan lahirnya organisasi sepak bola yang diberi nama Perserikatan Sepak Raga Mataram atau disingkat PSM.
Keberadaan PSIM tak bisa dipisahkan dari lahirnya organisasi sepak bola Indonesia yakni PSSI pada 1930. Satu tahun setelah PSIM terbentuk, PSSI lahir di Yogyakarta, yang ikut diinisiasi oleh enam tim legendaris lainnya, yaitu Persija Jakarta, Persis Solo, Persib Bandung, PSM Madiun, PPSM Magelang, dan Persebaya Surabaya.
Monumen PSSI atau dikenal juga dengan wisma Soeratin masih berdiri kukuh di Jalan Mawar Kota Yogyakarta, hanya beberapa meter dari Stadion Mandala Krida. Bangunan yang penuh sejarah, sebagai saksi bisu lahirnya PSSI.
PSIM sudah eksis saat kompetisi sepak bola Indonesia untuk pertama kalinya bergulir pada era 1930-an. Dengan format kompetisi masih bernama Perserikatan, PSIM pernah mencicipi gelar juara pada edisi 1932. Setelah itu PSIM lebih sering menempati peringkat kedua, seperti pada 1939, 1940, 1941, 1943, dan musim 1948.
Beranjak ke kompetisi Liga Indonesia sampai era saat ini, PSIM sempet menyegel juara Divisi I (kasta kedua di eranya) pada 2005. PSIM juga punya sederet prestasi untuk kasta kedua. Beberapa diantaranya pernah menjadi runner-up Divisi I tahun 1985, 1987, dan 1992.
Sempat begitu digdaya pada awal persepak bolaan Indonesia, PSIM lambat laun mengalami fase naik turun. Pada medio 1970-an, PSIM tak bisa bicara di level kompetisi utama atau kasta tertinggi. Kemudian saat era Ligina pada 1994, prestasi PSIM mengalami pasang surut. PSIM juga pernah terdegradasi pada Liga Indonesia 1994-1995 dan promosi dua tahun kemudian.
Setelah bertanding selama tiga musim di Divisi Utama, PSIM kembali terdegradasi ke Divisi I pada musim kompetisi 1999-2000 atau saat kompetisi bernama Liga Bank Mandiri edisi pertama. Empat tahun PSIM berjuang di Divisi I sampai akhirnya naik lagi pada 2005.
Kebijakan PSSI menggabungkan format satu wilayah menjadi ISL pada 2008, lagi-lagi membuat PSIM gagal melaju dan terpaksa kembali ke Divisi Utama. Perjuangan tim pujaan Brajamusti dan Mataram Independent ini pun terus dilakukan hingga saat ini. Setelah berjuang tak kenal lelah selama 18 tahun, PSIM akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1.
Liga 1 Bukan Arena Pertarungan yang Mudah
Kembali ke Liga 1 bukanlah titik puncak bagi PSIM. Ini malah menjadi titik awal lagi bagi Laskar Mataram. Liga 1 bukan arena pertarungan yang mudah. Tantangan besar menanti mereka.
PSIM tentu tak ingin sekadar numpang lewat di Liga 1. Suporter dan masyarakat Yogyakarta jelas berharap klub kebanggaan mereka bertahan lama di Liga 1, bahkan kalau bisa berprestasi.
Jauh-jauh hari, dua kelompok suporter setia, Brajamusti dan The Maident, sudah mengirimkan pesan kepada PSIM.
Ketua Umum The Maident, Rendy Agung Prasetya, mengingatkan Tim Laskar Mataram tidak larut dalam euforia. Lebih baik waktu yang ada digunakan untuk menyiapkan tim jelang berkiprah di Liga 1 musim depan.
"Penantian yang sangat panjang kurang lebih 18 tahun kita menunggu momen ini. Semoga di Liga 1 kita tidak hanya mampir tetapi bisa juga berprestasi,” kata Rendy kepada Bola.com, Jumat (28/2/2025)
Pesan senada disampaikan Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin 'Thole'. Mereka berharap manajemen menjalankan roda tim dengan baik pada musim depan, sehingga PSIM bisa bersaing dan tak hanya numpang lewat di Liga 1.
"Kami setuju bahwa euforia ini secukupnya saja meski sangat bermakna setelah 20 tahun dirindukan. Namun, banyak hal yang harus dikerjakan di depan, semoga bisa bekerja dengan baik," pesannya.
Langsung Bergerak Cepat Lakukan Persiapan
PSIM tak larut lama-lama dalam euforia keberhasilan promosi ke Liga 1. Manajemen klub murai merancang rencana menjelang berlaga di Liga 1 musim depan. Mereka hanya punya waktu sekitar lima bulan.
PSIM memiliki sederet pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan. Mulai dari homebase, membentuk kerangka tim, hingga mencari pelatih kepala untuk menukangi Laskar Mataram di kasta teratas Liga Indonesia
"Untuk skuad yang dipertahankan saya belum bisa bilang berapa persen. Tapi nanti akan kami diskusikan dengan tim pelatih. Harapannya kita bisa persiapkan tim lebih cepat dan sebaik mungkin," ujar Razzi.
Namun, satu hal yang pasti PSIM akan mempertahankan tiga legiun asingnya pada musim depan. Ketiganya yakni Rafael Rodrigues alias Rafinha, Omid Popalzay, dan Yusaku Yamadera.
Razzi juga mengungkapkan pada musim depan PSIM bakal dilatih juru taktik asing. Saat ini mereka sudah mengantongi beberapa kandidat, baik yang sudah pernah melatih di Indonesia dan debutan. Razzi terang-terangan mengatakan PSIM mengincar pelatih yang berkebangsaan Spanyol atau Portugal, yang punya gaya melatih sepak bola yang kuat.
Lantas, bagaimana dengan nasib caretaker pelatih Erwan Hendarwanto? Soal itu, Razzi menyebut arsitek yang berjasa membawa PSIM promosi tersebut tetap dipertahankan di Laskar Mataram. Seperti diketahui Erwan tidak bisa lanjut melatih PSIM karena terganjal lisensi kepelatihan, yang belum memenuhi standar.
"Rencananya Coach Erwan bakal jadi asisten pelatih untuk pelatih asing dan juga untuk Direktur Akademi," jelas Razzi.
Berbagai rencana sudah disusun dan akan berusaha direalisasikan oleh PSIM. Apakah Laskar Mataram bisa eksis dan bertahan lama di Liga 1? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Tetapi paling tidak PSIM sudah bisa bilang, “kulonuwun Liga 1!”