Mau Libur ke Thailand Saat Baht Terbang? Baca Ini Sebelum Berangkat

3 hours ago 2

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia

22 December 2025 18:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang baht Thailand (THB) terus mencatatkan penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengacu pada data Refinitiv, pada perdagangan Senin (22/12/2025) hingga pukul 15.54 WIB, baht menguat 0,76% ke posisi THB 31,16/US$. Level ini sekaligus menjadi yang terkuat bagi baht sejak Juni 2021.

Pada awal 2025, nilai tukar baht masih berada di kisaran THB 34,19/US$, sebelum kemudian terus menguat. Secara kumulatif sejak awal tahun (year-to-date/ytd), mata uang Negeri Gajah Putih ini telah terapresiasi sebesar 9,16%.

Sekaligus menjadi mata uang dengan penguatan terbesar nomor dua di Asia Tenggara atau hanya tertinggal dari Ringgit Malaysia.

Penguatan baht Thailand terjadi di tengah pelemahan dolar AS secara global, seiring pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat dan meredanya imbal hasil aset berdenominasi dolar. Kondisi ini mendorong pergeseran aliran modal global menuju mata uang Asia, termasuk baht.

Selain itu, penguatan mata uang yuan China juga memberi dorongan tambahan. Thailand memiliki eksposur perdagangan yang besar terhadap China, sehingga pergerakan yuan kerap diikuti oleh baht.

Bahkan di Asia, baht tercatat sebagai salah satu mata uang yang paling sensitif terhadap perubahan nilai tukar yuan.

Faktor musiman juga memperkuat tren penguatan Baht. Secara historis, baht cenderung tampil lebih kuat pada periode November hingga Desember, seiring masuknya musim pariwisata. Arus wisatawan asing terutama dari Eropa, India, dan Amerika Serikat masih cukup besar untuk memberikan tambahan pasokan valuta asing.

Rupiah Melemah dari Baht Thailand

Penguatan baht Thailand tidak hanya terjadi terhadap dolar AS, tetapi juga berdampak signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Sepanjang tahun ini, rupiah tercatat melemah cukup dalam terhadap mata uang Negeri Gajah Putih tersebut.

Pada awal 2025, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp466,98 per baht. Namun, seiring penguatan baht yang konsisten, tekanan terhadap rupiah kian terasa.

Mengacu pada data Refinitiv, pada perdagangan Senin (22/12/2025), rupiah melemah 0,85% terhadap baht Thailand dan ditutup di level Rp537,71 per baht.

Secara kumulatif sejak awal tahun (year-to-date/YtD), rupiah telah terdepresiasi hingga 15,15% terhadap baht Thailand.

Melemahnya rupiah terhadap baht berarti setiap rupiah yang ditukarkan kini mendapatkan lebih sedikit baht dibanding awal tahun.

Konsekuensinya, biaya wisata ke Thailand mulai dari akomodasi, transportasi, hingga belanja dan kuliner menjadi relatif lebih mahal bagi wisatawan asal Indonesia.

Liburan ke Thailand Kini Jauh Lebih Mahal

Penguatan baht Thailand membuat biaya liburan ke Negeri Gajah Putih menjadi semakin mahal bagi wisatawan Indonesia. Perbedaan ini terlihat jelas jika dibandingkan antara nilai tukar rupiah di awal tahun dengan posisi saat ini.

Pada awal 2025, ketika kurs rupiah masih berada di kisaran Rp466,98 per baht, uang sebesar Rp10 juta setara dengan sekitar 21.415 baht.

Dengan asumsi rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 3.235-3.250 baht per hari, dana tersebut cukup untuk membiayai liburan selama sekitar 6,5 hari atau hampir satu minggu penuh di Thailand.

Namun, dengan kurs terkini yang berada di level Rp537,71/THB, nilai Rp10 juta kini hanya setara sekitar 18.600 baht. Dengan asumsi pengeluaran harian yang sama, durasi liburan yang bisa dinikmati wisatawan Indonesia menyusut menjadi sekitar 5 hari.

Artinya, hanya karena perubahan nilai tukar, wisatawan Indonesia "kehilangan" satu hari liburan di Thailand dibandingkan awal tahun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
| | | |