Bola.com, Surabaya - Gelandang Persib Bandung, Rachmat Irianto tak lagi kuasa menahan tangisnya. Tepat di depan pusara sang ayahanda, Bejo Sugiantoro, dia menumpahkan air matanya.
Legenda Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia itu berpulang secara mendadak. Tak ada yang menyangka pria bernama lengkap Soegijantoro itu pergi untuk selama-lamanya.
Padahal, pria kelahiran 2 April 1977 hanya pamit bermain fun football bersama rekan sejawatnya. Sebuah rutinitas yang selalu ia jalani selepas gantung sepatu.Namun, tuhan berkehendak lain.
Tanpa benturan, ia tiba-tiba terjatuh membuat panik seluruh rekan-rekannya yang bermain bersamanya di lapangan Sier, Surabaya (25/2/2025).
"Ada satu yang paham medis, dilihat lidahnya sudah terlipat ke dalam. Kami coba tarik dan panggil ambulance. Semua berdoa menunggunya sadar di lapangan. Tapi kami dikabarkan kalau beliau sudah berpulang," ungkap legenda Persebaya lainnya, Maura Hally yang bermain bersamanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rachmat Irianto Jemput Ayahanda
Rumah duka sudah mulai ramai pada Selasa petang, tampak sejumlah tokoh sepak bola dari Persebaya Surabaya dan Deltras FC melawat ke kediaman yang terletak di Taman Pondok Jati, Sidoarjo.
Rachmat Irianto sendiri berangkat ke Rumah Sakit Royal Surabaya. Dia menjemput langsung sang ayahanda yang telah terbujur kaku.
Saat tiba ke kediaman, pria yang akrab disapa Rian itu tampak murung. Matanya menatap nanar kepergian ayah sekaligus idola sejatinya.
Ratusan Bonek Mengiringi Kepergiannya
Pagi harinya, ratusan Bonek datang untuk mengantarkan kepergian sang legenda. Hamim Gimbal dan Cak Tessy jadi beberapa pentolan suporter yang tampak.
Sementara itu, rekan sejawatnya juga ikut memberikan penghormatan terakhir. Diantaranya yakni Mustaqim, Kurnia Sandy, Yusuf Ekodono, Uston Nawawi, Mat Halil hingga Ferril Raymond Hatu.
Turut hadir tokoh sepak bola macam Haruna Soemitro, Amir Burhanuddin hingga Chairul Basalamah. Semua larut dalam kesedihan mendalam.
Suara Adzan Rian Memecah Keheningan
Sebagai satu-satunya anak laki-laki dari empat bersaudara, Rachmat Irianto memimpin langsung pemakaman tersebut. Sambil memegangi kruknya dia melantunkan adzan dan Iqamah.
Suara Rian memecah keheningan. Terdengar merdu tetapi terasa bergetar, menyimpan duka mendalam seorang anak yang ditinggalkan ayahnya.
Pria berusia 25 tahun itu lantas bersimpuh di dekat pusara. Air matanya mengalir deras. Dia terus memegangi foto sembari melihat tanah menutupi bayangan ayahnya.