Netanyahu Mendadak Uring-uringan dan Ancam Qatar, Bilang Begini

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meningkatkan serangan verbalnya terhadap Qatar. Hal ini terjadi seminggu setelah Israel melancarkan pemboman di ibu kota negara itu, Doha.

Mengutip Middle East Monitor, Kamis (18/9/2025),  Netanyahu menyatakan ia memiliki kritik tajam terhadap Qatar, yang telah ia sampaikan selama perang. Menurutnya, Negara Teluk itu terlalu berpihak pada Hamas.

"Qatar terkait dengan Hamas, mendukung Hamas, menjadi tuan rumah bagi Hamas, dan mendanai Hamas," ujarnya. "Jika Qatar mau, mereka bisa dengan mudah memberikan tekanan yang jauh lebih kuat yang akan membantu kami membebaskan semua sandera kami," tambahnya, merujuk pada warga Israel yang ditahan di Gaza.

Netanyahu juga melontarkan kritiknya pada media Pemerintah Qatar, Al Jazeera. Menurutnya, laporan Al Jazeera banyak yang bias dan tidak berpihak pada Israel dan agenda zionisme.

"Nyalakan Al Jazeera, dan Anda akan lihat, itu adalah neraka - neraka antisemitisme, anti-Zionisme, dan neraka anti-Amerikanisme selama bertahun-tahun," tuturnya.

Dalam upaya membenarkan serangan negaranya terhadap Qatar, Netanyahu merujuk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 1373, yang dikeluarkan dua minggu setelah serangan 11 September 2001, yang menyatakan bahwa PBB telah memutuskan bahwa teroris harus menjadi sasaran di mana pun mereka berada, dan harus diperlakukan seperti itu meskipun mereka menerima perlindungan, pendanaan, atau perlindungan dari negara mana pun.

"Berdasarkan resolusi tersebut, Amerika Serikat mengebom Afghanistan karena ada teroris di sana. Kemudian, Amerika Serikat juga mengebom Pakistan," tegasnya.

Konflik Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel selatan. Serangan ini, yang disebut "Operasi Badai Al-Aqsa" oleh Hamas, mencakup serbuan ke Israel oleh ribuan milisi yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang lainnya.


Sebagai tanggapan, Israel mendeklarasikan perang dan melancarkan operasi militer besar-besaran, yang mereka sebut "Operasi Pedang Besi," dengan tujuan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Serangan ini dimulai dengan kampanye udara intensif, diikuti oleh invasi darat. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina, menghancurkan infrastruktur sipil secara luas, dan memicu krisis kemanusiaan yang parah.


Serangan Israel terhadap Doha terjadi pada saat yang sensitif, di tengah pertempuran sengit di Gaza dan negosiasi yang sedang berlangsung. Israel menuduh Qatar mendukung dan mendanai Hamas, klaim yang digunakan sebagai pembenaran untuk serangan di Doha.

Israel menganggap serangan itu sebagai bagian dari perang yang lebih luas melawan terorisme, sementara Qatar dan Hamas menyebutnya sebagai upaya untuk mengacaukan proses negosiasi. Serangan ini terjadi saat Israel terus melanjutkan operasi militer di Gaza.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Biadab! Israel Usir Paksa Penduduk Gaza Lalu Bom Brutal Gedung Ini

Read Entire Article
| | | |