Bola.com, Jakarta Persaingan di papan bawah BRI Liga 1 2024/2025 masih ketat. Baru PSIS Semarang yang dipastikan terdegradasi. Sedangkan lima tim lain masih berjuang mencari posisi aman. Seperti PSS Sleman, Barito Putera, Semen Padang, Madura United dan Persis Solo.
Klub yang bersaing di papan bawah sebenarnya punya materi pemain menjanjikan. Hanya saja, ada kendala yang membuat performa tim tidak maksimal. PSIS Semarang misalnya, mereka dililit masalah finansial, sehingga pemain dan pelatih tidak menerima gaji dalam beberapa bulan terakhir.
Kali ini Bola.com akan mengulas beberapa pemain muda yang terancam turun kasta jika tidak meninggalkan klubnya saat ini. Di PSIS, ada dua nama yang sempat jadi bagian Timnas Indonesia kelompok usia dan senior, yakni Adi Satryo dan Alfeandra Dewangga. Sedangkan di klub lain yang terdampar di papan bawah, ada Hokky Caraka (PSS Sleman), Iqbal Gwijangge (Barito Putera).
Sebenarnya masih ada sejumlah pemain muda di klub lain. Namun, Bola.com melihat empat nama tersebut karena ada satu benang merah. Mereka jadi bagian dari timnas Indonesia, baik di level senior maupun kelompok usia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Alfeandra Dewangga (PSIS Semarang)
Musim ini Dewa bermain di dua posisi di PSIS Semarang. Stoper dan gelandang bertahan. Tak jarang dia menjabat sebagai kapten tim. Namun, karena prestasi PSIS sedang terpuruk, dia tampaknya kurang terpantau oleh Timnas Indonesia.
Padahal beberapa tahun lalu, pemain 23 tahun ini sempat jadi bagian timnas Indonesia kelompok usia dan senior. Sangat disayangkan jika bakat seperti Dewa harus bermain di kasta kedua bersama PSIS Semarang.
Musim ini, meski turun sebagai pemain bertahan, dia masih bisa mencetak 1 gol dan 2 assist. Selain itu, dia punya akurasi umpan dan tembakan jarak jauh yang bagus. Itu membuat Dewa dikaitkan dengan sejumlah klub besar musim depan. Persib Bandung dikabarkan jadi tim yang paling serius memburu Dewa.
Selain itu, dia juga dikaitkan dengan Arema FC. Wajar jika pemain kidal ini jadi buruan banyak klub. Dari data transfermarkt.com, nilai pasarnya kini mencapai Rp5,21 miliar.
Adi Satryo (PSIS Semarang)
Kiper 23 tahun ini sudah turun dalam 17 pertandingan bersama PSIS Semarang. Jumlah kebobolannya cukup tinggi, yakni 25 gol. Tapi, itu tak jadi ukuran performa Adi. Karena pertahanan PSIS sedang buruk. Total tim Mahesa Jenar itu kemasukan 55 gol. Jadi yang terburuk ketiga di Liga 1.
Adi termasuk salah satu kiper berbakat di Indonesia. Dia pernah jadi bagian Timnas Indonesia U-23 dan senior hanya saja, dia lebih sering jadi cadangan ketika membela Timnas Indonesia. Selain itu, saat ini Liga 1 banyak digempur kiper asing. Jika tidak segera pindah, Adi akan tenggelam di kasta kedua.
Tapi, diprediksi Adi tetap diminati klub Liga 1. Dia termasuk pemain yang punya hasrat tinggi untuk bersaing di kasta tertinggi. Buktinya, dia sempat pindah dari PSMS Medan, PSS Sleman dan Persik Kediri. Tujuannya untuk mencari kesempatan bermain sekaligus bertahan di Liga 1.
Hokky Caraka (PSS Sleman)
Di usia 20 tahun, Hokky berstatus sebagai pemain Timnas Indonesia senior saat ini. Apesnya, klub yang dibela, PSS Sleman saat ini ada di urutan kedua dari bawah. Nasibnya kini bergantung dari klub lain. Jika semua tim di zona aman meraih poin, PSS harus rela turun ke kasta kedua.
Hokky merupakan produk dari PSS Youth. Sehingga akan ada gejolak dalam hatinya apakah bertahan di PSS atau memilih hengkang. Karena dua musim ini dia dapat banyak kesempatan bermain. Bedanya, musim ini Hokky lebih sering jadi pengganti. Dari 25 kesempatan bermain, hanya 10 kali dia jadi starter.
Jumlah golnya juga tidak terlalu banyak. Musim dia mengoleksi 3 gol. Meski demikian, potensinya sebagai striker lokal masih bisa berkembang. Tinggal bagiamana dia mengasah insting gol dan mendapat kesempatan bermain lebih banyak.
Iqbal Gwijangge (Barito Putera)
Namanya dikenal saat menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia U-17. Kini dia juga salah satu leader di Timnas Indonesia U-19. Namun, karirnya di Liga 1 kini terancam. Karena klub yang dibela, Barito Putera ada di urutan 16.
Bersama Barito Putera, Iqbal turun dalam 11 pertandingan. Dan 9 diantaranya sebagai starter. Ini jauh meningkat dibandingkan musim lalu. Dimana dia hanya bermain dalam 3 pertandingan sebagai pengganti.
Iqbal digadang sebagai pemain belakang masa depan Indonesia. Meski posturnya tidak terlalu tinggi, pemain 18 tahun ini memiliki ketenangan. Besar kemungkinan, Iqbal akan tetap di Barito Putera musim depan. Karena dia baru menerima perpanjangan kontrak pada April 2025.
Tapi, masih ada cara baginya untuk bertahan di Liga 1. Dengan syarat Barito Putera rela melepasnya sebagai pemain pinjaman.