Pekan Liar dan Brutal: Wall Street Berakhir Bahagia, Apple Cs Terbang

6 days ago 15

Jakarta,CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street menjalani salah atau pekan yang paling liar dan brutal dalam sejarah mereka. Kendati demikian, Wall Street berakhir Bahagia pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (11/4/2025).

Ketiga indeks menguat pada Jumat: Kenaikan ini terjadi setelah pernyataan dari Gedung Putih jika Presiden AS Donald Trump merasa "optimis" bahwa China akan mencari kesepakatan dengan AS.

  • S&P 500 naik 1,81% dan ditutup di 5.363,36
  • Dow Jones Industrial Average menguat 619,05 poin (atau 1,56%) menjadi 40.212,71
  • Nasdaq Composite naik 2,06% ke 16.724,46

Saham Apple melesat 4,06%, saham Microsoft naik 1,86% sementara saham Nvidia melesat 3,12%.

Pekan ini merupakan salah satu periode paling bergejolak dalam sejarah Wall Street. Indeks utama anjlok pada Kamis karena kekhawatiran atas kebijakan perdagangan.

Pada perdagangan Kamis, S&P 500 turun 3,46%, Dow Jones merosot 2,5%, dan Nasdaq anjlok 4,31%

Namun pada hari Rabu, S&P 500 melonjak 9,52%, mencatat kenaikan harian ketiga terbesar sejak Perang Dunia II, sementara Dow naik lebih dari 2.900 poin.

Meskipun pekan ini ini penuh gejolak, ketiga indeks utama mencatat kenaikan secara mingguan:

  • S&P 500: naik 5,7%, minggu terbaik sejak November 2023
  • Nasdaq: naik 7,3%, minggu terbaik sejak November 2022
  • Dow Jones: naik hampir 5%

Indeks Volatilitas CBOE (VIX) sempat melonjak ke atas 50 di awal pekan, sebelum turun ke sekitar 37 pada Jumat sore.

Wall Street bergejolak sejalan dengan terus bergonta-gantinya kebijakan dagang AS.

Pemerintahan Trump kini memberlakukan tarif universal sebesar 10% untuk semua negara, kecuali China. Barang-barang dari China dikenakan tarif sebesar 145%.

Sebagai balasan, China pada hari Jumat menaikkan tarif atas produk AS dari 84% menjadi 125%. Dalam pernyataannya, Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa jika AS terus menaikkan tarif, itu tidak lagi masuk akal secara ekonomi dan akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia

Sementara itu, Uni Eropa menyatakan bahwa perwakilan perdagangannya akan terbang ke Washington pada hari Minggu untuk "berusaha menandatangani kesepakatan.

"Kita masih berada di tahap awal dari perubahan rezim perdagangan global. Meskipun jeda 90 hari dalam tarif sempat memulihkan pasar, itu juga memperpanjang ketidakpastian," tulis Darrell Cronk, Presiden Wells Fargo Investment Institute, kepada CNBC International.

Data terbaru dari survei Universitas Michigan menunjukkan bahwa sentimen konsumen bulan April lebih buruk dari perkiraan, dan ekspektasi inflasi melonjak ke level tertinggi sejak 1981.

(mae/mae)

Read Entire Article
| | | |