Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanis buatan, aspartam, yang selama ini dianggap sebagai alternatif gula yang lebih aman, menuai perhatian serius kalangan ilmuwan.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa aspartam, pemanis buatan yang banyak digunakan dalam permen karet, minuman bersoda, berpotensi merusak fungsi otak dan jantung jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Studi yang dipimpin peneliti dari Center for Cooperative Research in Biomaterials di Spanyol menunjukkan bahwa paparan aspartam dalam dosis rendah sekalipun dapat memicu penurunan kinerja otak. Penelitian tersebut dilakukan pada tikus jantan selama satu tahun dengan pemberian aspartam secara berkala.
Adapun dosis yang digunakan hanya setara sekitar seperenam dari batas asupan harian yang masih dianggap aman bagi manusia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski begitu, dampak yang muncul justru mengkhawatirkan.
Pada akhir penelitian, tikus-tikus tersebut mengalami penurunan berat badan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi aspartam, dengan rata-rata kadar lemak tubuh 10-20 persen lebih rendah.
Namun, mereka juga menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan terkait penurunan fungsi jantung dan otak, sehingga memerlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah efek serupa juga dapat terjadi pada manusia.
"Studi ini menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap pemanis buatan dapat berdampak merugikan pada fungsi organ bahkan pada dosis rendah, yang mengindikasikan bahwa pedoman konsumsi saat ini perlu ditinjau secara kritis," tulis para peneliti dalam laporan ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Biomedicine & Pharmacotherapy, dikutip dari ScienceAlert, Selasa (30/12/2025).
Para peneliti menemukan bahwa jantung tikus yang diberi aspartam mengalami penurunan efisiensi pemompaan, disertai perubahan struktural dan fungsional ringan. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan kinerja serta peningkatan tekanan pada jantung.
Penyerapan glukosa sebagai sumber energi penting, ke dalam otak tikus yang diberi aspartam juga mengalami perubahan.
Pada awalnya terjadi peningkatan, tetapi kemudian menurun secara signifikan pada akhir eksperimen selama satu tahun. Kondisi ini berpotensi mengurangi pasokan energi yang dibutuhkan otak untuk berfungsi dengan baik.
Dampak tersebut tercermin pada kesulitan tikus-tikus yang mengonsumsi aspartam dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan memori dan pembelajaran, yang mengarah pada indikasi penurunan kognitif. Misalnya, hewan-hewan ini bergerak lebih lambat dan membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar dari labirin.
"Hal ini mengkhawatirkan. Bahwa pola pemberian ringan seperti yang diterapkan dalam penelitian ini, yang jauh di bawah batas maksimum yang diizinkan bagi manusia dan hanya diberikan tiga hari setiap dua minggu, dapat mengubah fungsi dan struktur jantung serta fungsi otak," kata mereka.
Meski penelitian dilakukan pada hewan dan belum membuktikan dampak langsung pada manusia, hasil ini menambah daftar panjang kekhawatiran terkait pemanis buatan.
Studi-studi sebelumnya juga telah mengaitkan konsumsi pemanis buatan dengan peningkatan risiko demensia, pengerasan pembuluh darah, hingga kanker hati, meski hubungan sebab-akibatnya masih terus diteliti.
Temuan ini memunculkan desakan agar pedoman konsumsi aspartam yang berlaku saat ini dikaji ulang.
"Temuan ini menunjukkan bahwa aspartam pada dosis yang diizinkan dapat mengganggu fungsi organ-organ utama, sehingga batas keamanan bagi manusia sebaiknya ditinjau ulang," para peneliti menyimpulkan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






