Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat mulai cemas Starlink ditinggalkan oleh negara-negara Eropa. Tingkah laku Elon Musk, pemilik dan CEO SpaceX, perusahaan penyedia layanan internet satelit Starlink membuat warga Eropa melirik layanan serupa buatan China dan Eropa.
Kecemasan AS tampak dari pernyataan Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) Brendan Carr kepada Financial Times. Carr menyatakan negara Eropa seharusnya lebih khawatir dengan "momok sesungguhnya: kebangkitan Partai Komunis China (CCP)" daripada kepada Starlink.
"Jika Starlink membuat cemas, tunggu saja versi CCP, itu baru sangat mengkhawatirkan. Jika Eropa ingin punya konstelasi satelit, bagus. Saya rasa, lebih banyak lebih baik. Namun, kini Eropa terhimpit antara AS dan China. Saatnya waktu untuk memilih," kata Carr kepada Financial Times seperti dikutip oleh The Verge.
Starlink kini mengoperasikan jaringan internet global yang didukung oleh 7.135 satelit di orbit Bumi rendah (LEO). Jaringan tersebut menyediakan akses lewat stasiun bumi mini dan, secara terbatas, langsung lewat HP.
Sebagian pemerintah dan perusahaan Eropa diketahui telah menyetop negosiasi penggunaan Starlink setelah Musk sesumbar bahwa Ukraina bakal runtuh jika ia menyetop akses Starlink di negara tersebut.
Salah satu alternatif Starlink adalah layanan yang dioperasikan oleh perusahaan Prancis, Eutelsat, yang memasang harga lebih mahal dan jumlah satelitnya hanya 10 persen satelit milik Starlink. Layanan milik China, Spacesail, kini mengoperasikan 90 satelit di orbit dan berencana meluncurkan 15.000 satelit pada 2030.
Carr menyatakan kini ada jurang besar yang memisahkan negara sekutu partai komunis China dan negara-negara lain, yaitu teknologi satelit dan AI. Oleh karena itu, Eropa kini terperangkap antara Washington DC dan Beijing.
Pernyataan Carr menambah daftar panjang sinyal hubungan AS dan Eropa yang makin renggang sejak Presiden AS Donald Trump memulai masa jabatan keduanya. Trump diketahui sangat dekat dengan bos dan pemilik perusahaan teknologi raksasa AS, khususnya Elon Musk.
Carr juga mengklaim tindakan Eropa yang menyelidiki raksasa teknologi AS seperti Meta, Apple, Google, dan X dalam dugaan monopoli adalah tindakan bias terhadap AS. Langkah Komisi Eropa tersebut, lanjutnya, adalah aksi proteksionisme dan anti-Amerika.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: SpaceX Jemput 2 Astronot Yang Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa
Next Article Rawan Monopoli, Starlink Tak Boleh Dipakai di Kota