Pertamina untuk Negeri: Energi Mandiri, Ekonomi Berkelanjutan

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) senantiasa berkomitmen dalam menjaga ketahanan energi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Komitmen tersebut diwujudkan dalam prinsip bisnis yang menjaga etika Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), mengembangkan upaya dalam mencapai Net Zero Emission, mengurangi emisi karbon, serta mengembangkan energi terbarukan.

Pertamina menjalankan peran strategis menyediakan energi bagi Indonesia dan memberikan dampak yang lebih besar bagi agenda pembangunan nasional.

Skor ESG Pertamina

Sejalan dengan visi menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 dengan swasembada energi sebagai salah satu pilar penting, Pertamina mengambil peran sebagai pemimpin dalam transformasi energi dengan mengembangkan bisnis rendah karbon yang lebih ramah lingkungan.

Hal ini dibuktikan dengan diraihnya peringkat Risiko Environmental, Social, Governance (ESG) PT Pertamina (Persero) naik menjadi peringkat 1 dunia untuk kelompok Perusahaan Minyak dan Gas Terintegrasi.

Pertamina memimpin skor tertinggi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari Lembaga ESG Rating Sustainalytic dengan skor per 1 Desember 2023 menjadi 20,7 (Medium Risk) atau naik dari sebelumnya 22,1 (Medium Risk).

Adapun skor Sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik. Dengan peringkat dan skor yang dirilis pada Desember 2023 tersebut, Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengelola risiko terkait faktor-faktor ESG.

Selain itu, Pertamina juga memantapkan strateginya dalam mendorong Net Positive Company melalui tiga strategi utama.

Pertama Mengintegrasikan Tujuan dan Strategi Bisnis dengan menerapkan Dual Growth Strategy yang berfokus pada memaksimalkan bisnis eksisting sebagai pemimpin perusahaan energi nasional dan mengembangkan bisnis rendah karbon.

Kedua, Menciptakan Dampak yang Lebih Besar, tidak hanya berfokus pada profitabilitas, Pertamina juga fokus pada penciptaan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan untuk memastikan pemerataan ekonomi dan keadilan sosial dengan menciptakan lebih dari 4,1 juta lapangan kerja dan kontribusi terhadap PDB sebesar 702 Triliun Rupiah.

Ketiga, Pelibatan Pemangku Kepentingan secara global dengan menjadi pemimpin dan berpartisipasi aktif dalam berbagai asosiasi dan forum internasional baik untuk peningkatan kinerja operasional hingga tata kelola keberlanjutan.

Infografis, Pertamina Hulu Mahakam, Menjaga Produksi Blok Mahakam demi Ketahanan EnergiFoto: Infografis/ Pertamina Hulu Mahakam/ Edward Ricardo
Infografis, Pertamina Hulu Mahakam, Menjaga Produksi Blok Mahakam demi Ketahanan Energi

Tiga strategi tersebut tidak hanya menyokong kegiatan operasional, namun juga menjawab tantangan five extraordinary turnarounds melalui kompetensi bisnis kami sebagai katalis perubahan yang dapat membawa dampak positif yang signifikan.

Adapun, pada sepanjang 2024 telah berhasil mencapai kinerja sustainability lebih dari target sampai 110%. Tercatat, selama setahun lalu, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,7 juta metrik ton C02 dari target 1,09 juta metric ton Co2.

Pertamina diketahui memiliki 10 proyek unggulan yang sangat berperan dalam penurunan emisi karbon yang mencakup Upgrade Burner Boiler, Optimalisasi pemanfaatan Gas Suar untuk Bahan Bakar Turbin, Pengurangan Gas Flare, Penghematan Konsumsi Bahan Bakar Gas, Efisiensi penggunaan Fuel Gas, Penggunaan Biosolar sebagai bahan bakar Marine fleet, Optimasi Load Boilerm dan inisiatif dekarbonisasi lainnya.

Dari 10 program tersebut telah berhasil berkontribusi menurunkan emisi 745.487 Ton CO2 eq per tahun atau 43,5% dari total penurunan emisi perusahaan sepanjang 2024.

Keberhasilan Pertamina dalam mengurangi emisi karbon didukung oleh subholding yang telah menerapkan operasional bisnis yang lebih ramah lingkungan, yakni Power & New Renewable Energy (NRE) Subholding yang dioperasikan melalui PT Pertamina Power Indonesia.

Subholding ini bertanggung jawab pada pelaksanaan sejumlah kegiatan, yang terdiri dari eksplorasi dan produksi sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) secara terintegrasi dengan cakupan usahanya meliputi eksplorasi dan operasi wilayah kerja geothermal, pembangkit listrik panas bumi, pembangkit listrik tenaga gas dan pengembangan EBT.

Pertamina NRE dibentuk sebagai bagian dari upaya transisi energi Pertamina menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Pertamina NRE bertujuan untuk mempercepat pemanfaatan energi terbarukan dan mendukung upaya Indonesia dalam memenuhi target pengurangan emisi karbon.

Anggaran Triliunan untuk EBT Hingga 2029

Dalam proses pencapaian energi yang lebih bersih, tentunya sejumlah anggaran diperlukan bahkan dalam nominal yang cukup besar. Pertamina telah menyiapkan anggaran sekitar 8% dari total belanja investasinya atau sekitar US$6,2 miliar untuk pengembangan EBT.

PNRE berkomitmen untuk mengalokasikan capital expenditure (capex) dari US$0,7 miliar (2024) menjadi US$6,2 miliar (2029) dengan mayoritas fokus pada renewable energy sebesar 63%, khususnya solar, wind, and geothermal.

Capex Pertamina PNREFoto: Pertamina PNRE
Capex Pertamina PNRE

Capaian & Target Pertamina Perihal EBT

Pertamina NRE memiliki beberapa bidang utama dalam pengembangan EBT dan hingga saat ini, capaian yang telah diraih terus bertambah pada 2024 diikuti dengan target yang akan diraih di masa depan.

Sebagai contoh perihal bioetanol. Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai alternatif energi ramah lingkungan di Indonesia masih menemui berbagai tantangan. Maka dari itu, Pertamina berinvestasi serta membangun kerja sama dengan produsen otomotif untuk mempromosikan kendaraan yang dapat menggunakan bioetanol.

Pengembangan ini telah dilakukan Pertamina Patra Niaga dengan mencampurkan bioetanol 5% (E5), terutama yang berasal dari tetes tebu (molase), ke dalam BBM Pertamax (RON 92). Hasilnya adalah produk setara RON 95 yang dijual dengan merek Pertamax Green 95.

Produksi bioetanol di Indonesia baru mencapai sekitar 40 ribu kiloliter (KL) per tahun. Target pemerintah untuk 2030 adalah mencapai produksi sebanyak 1,2 juta KL, yang diharapkan dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minya (BBM) sebesar 60%, khususnya pada jenis bensin yang mencapai 35,8 juta KL pada 2022.

Selain bioetanol, Pertamina juga tengah mengembangkan pemanfaatan minyak makan bekas untuk bisa dijadikan BBM yang berkelanjutan dan memiliki emisi yang rendah.

Infografis, Kenalan Sama Bioetanol, Jagoan BBM Ramah Lingkungan PertaminaFoto: Infografis/ Bioetanol Pertamina/ Edward Ricardo
Infografis, Kenalan Sama Bioetanol, Jagoan BBM Ramah Lingkungan Pertamina

Pertamina saat ini tengah mengembangkan produksi bioetanol yakni bahan bakar nabati (BBN) sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan memanfaatkan tumbuhan sorgum

Bicara soal BBN, Pertamina juga terus mengembangkan biodiesel ang berbasis minyak sawit (FAME) yang mana saat ini implementasinya sudah mencapai 35% untuk dicampur dengan BBM.

Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) atau PGE juga senantiasa berkomitmen untuk mempercepat pengembangan proyek-proyek EBT, khususnya geothermal. Hal ini dilakukan guna mencapai target kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) dalam jangka pendek.

PGE Kamojang (CNBC Indonesia/Feri Sandria)Foto: PGE Kamojang (CNBC Indonesia/Feri Sandria)
PGE Kamojang (CNBC Indonesia/Feri Sandria)

Direktur Eksplorasi & Pengembangan PGE, Edwil Suzandi menuturkan, saat ini PGE memiliki kapasitas terpasang sekitar 672 megawatt (MW). Melihat jumlah tersebut, PGE berupaya meningkatkan kapasitas tersebut menjadi 1 gigawatt atau 1000 megawatt dalam 2-3 tahun mendatang dan saat ini PGEO sedang masif mengerjakan proyek Lumut Balai unit 2 dengan kapasitas 55 megawatt.

Di sisi lain, PGE juga berhasil menandatangani perjanjian konsorsium dengan PLN Indonesia Power untuk mengembangkan teknologi baru dalam memanfaatkan sisa air dari proses produksi geothermal. Inisiatif ini disebut sebagai geothermal beyond energy, yang akan meningkatkan kapasitas sekitar 40 MW di wilayah Ulubelu dan Lahendong, dengan target jangka panjang mencapai 230 MW dalam 2-3 tahun mendatang.

Pertamina dan TJSL

Pertamina juga mengupayakan pertumbuhan berkelanjutan bagi masyarakat luas, khususnya di sekitar area operasi yang mencakup Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)

Bantuan atau yang biasa dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) serta program TJSL Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK).

Ada enam pilar yang menjadi tujuan pelaksanaan TJSL Pertamina antara lain aspek kesehatan, aspek kemandirian, aspek pangan sosial, aspek pemberdayaan, aspek pendidikan, dan aspek penyerapan. 

Sebagai rincian dalam aspek pemberdayaan dan ekonomi, Pertamina mengembangkan UMK dilaksanakan dengan membentuk UMK Academy pada tahun 2020 dan terus berkesinambungan hingga saat ini. UMK Academy dibentuk untuk mendorong UMKM naik kelas menjadi modern (Go Modern), menerapkan digital (Go Digital), pemasaran luring (Go Online) dan mancanegara (Go Global). UMK Academy berlangsung selama empat bulan.

 Pertamina)Foto: Dukung SDGs dan ESG, Pertamina dorong Apikmen UMK Binaan Pikat Pasar Global. (Dok: Pertamina)
Dukung SDGs dan ESG, Pertamina dorong Apikmen UMK Binaan Pikat Pasar Global. (Dok: Pertamina)

Pertamina juga melaksanakan program Desa Energi Berdikari (DEB) digulirkan tahun 2019 dan terus berkelanjutan. Melalui Program DEB, Pertamina mengajak serta masyarakat meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim, serta optimalisasi pengembangan EBT dari sumber daya lokal.

Program DEB juga mendukung pengurangan emisi karbon setara 565.855 ton CO2 e per tahun, dan memberikan multiplier effect Rp1,8 miliar per tahun bagi 2.750 rumah tangga.

Pertamina juga fokus kepada pendidikan sebagai TJSL dengan memberikan beasiswa untuk pendidikan. Sepanjang 2023, Pertamina telah memberikan beasiswa kepada 961 mahasiswa dengan rincian sebagai berikut: 422 mahasiswa existing (intake 2022); -465 mahasiswa intake 2023; 15 mahasiswa Beasiswa Pertamina Prestasi Natuna; 19 mahasiswa Beasiswa Local Hero; dan 20 siswa/mahasiswa Beasiswa Khusus.

Penerima TJSL Pertamina 2023Foto: Laporan Keberlanjutan Pertamina 2023
Penerima TJSL Pertamina 2023

Pertamina Group Rajai Penghargaan PROPER

Sebagai pengakuan atas kepemimpinan dan inovasi dalam menjaga lingkungan serta mengelola kesejahteraan masyarakat, Pertamina Group meraih penghargaan 35 PROPER Emas dan 93 PROPER Hijau dalam ajang Anugerah Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) 2024.

Simon Aloysius Mantiri selaku Direktur Utama PT Pertamina juga dianugerahi Proper Green Leadership Utama.

Simon ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero pada 4 November 2024. Simon sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen di Pertamina, posisi yang ia tempati sejak 10 Juni 2024.

Meski baru memimpin Pertamina pada akhir November 2024, kepemimpinan Simon dalam membawa Pertamina lebih hijau dan meningkatkan keberlanjutan sudah diakui.

Dengan capaian ini, Pertamina semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Berikut perusahaan di bawah naungan Pertamina Group yang meraih PROPER Emas 2024:

1. PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang

2. PT Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu

3. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju

4. PT Pertamina Patra Niaga - Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai

5. PT Pertamina Patra Niaga - Integrater Terminal Makassar

6. PT Pertamina Patra Niaga - Aviation FT Bandara International Lombok (BIL)

7. PT Pertamina Patra Niaga - Aviation Fuel Terminal Pattimura

8. PT Pertamina Gas - Area Jawa bagian Barat

9. PT Pertamina Patra Niaga Terminal Adi Sumarmo

10. PT Polytama Propindo

11. PT Pertamina Patra Niaga Terminal Hang Nadim

12. Pertamina Patra Niaga Balikpapan

13. PT Pertamina Gas Area Kalimantan SKH Bontang

14. PT Pertamina Patra Niaga - Integrated Terminal Semarang

15. PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal PAre Pare

16. PT Pertamina Patra Niaga - Integrated Terminal Banjarmasin

17. PT Pertamina EP Asset 1- Field Rantau

18. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VI Balongan

19. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk - SBU Tranmisi Sumatera-Jawa Stasiun Pagardewa

20. PT Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih

21. PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang

22. PT Badak NGL

23. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap

24. PT Pertamina EP Asset 5 Field Sanga-sanga

25. PT Pertamina EP Asset 2 Field Limau

26. PT Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati

27. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II Produksi Sungai Pakning

28. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II (Dumai)

29. PT Pertamina EP Asset 4, Field Donggi Matindok

30. PT Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java (PHE ONWJ)

31. PT Pertamina Hulu Energi, West Madura Offshore (PHE WMO)

32. PT Pertamina Gas, Southern Sumatera Area

33. PT Pertamina EP Asset 5, Field Sangatta

34. PT Pertamina Patra Niaga, Aviation Fuel Terminal Juanda

35. Job Pertamina, Medco E&P Tomori Sulawesi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)

Read Entire Article
| | | |