Pertumbuhan Kredit RI Masih Lesu, Bos BI: Pelaku Usaha Wait and See

9 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, permintaan kredit hingga saat ini masih lemah, membuat pertumbuhan kredit belum mampu naik cepat di sektor lembaga jasa keuangan.

Hingga November 2025, Perry mengatakan, kredit perbankan hanya tumbuh sebesar 7,74% (yoy), sedikit meningkat dari pertumbuhan 7,36% (yoy) pada bulan sebelumnya.

"Permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat," kata Perry saat konferensi pers hasil rapat dewan gubernur BI, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Perry menuturkan, fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 masih besar, yaitu mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18% dari plafon kredit yang tersedia.

Sementara itu, dari sisi isi penawaran, kapasitas pembiayaan bank ia tegaskan tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi sebesar 29,67% dan DPK yang tumbuh sebesar 12,03% (yoy) pada November 2025.

Perkembangan ini turut didorong oleh ekspansi likuiditas moneter dan pelonggaran KLM Bank Indonesia, serta ekspansi keuangan Pemerintah termasuk penempatan dana Pemerintah pada beberapa bank besar.

Minat penyaluran kredit perbankan umumnya juga masih baik yang tercermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar.

Namun, ia menekankan, minat penyaluran kredit yang masih baik itu dikecualikan pada segmen kredit konsumsi dan UMKM akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut.

Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64% (yoy). Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11% (yoy) dan akan meningkat pada 2026.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan serta memperbaiki struktur suku bunga," paparnya.

(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |