Road to Final Liga 2 2024 / 2025: Saling Mengalahkan di Fase Grup, PSIM Ungguli Produktivitas Bhayangkara FC

2 weeks ago 19

Bola.com, Jakarta - Pegadaian Liga 2 2024/2025 mencapai puncaknya. PSIM Yogyakarta bentrok dengan Bhayangkara FC pada partai final yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Rabu (26/2/2025) sore WIB.

PSIM Yogyakarta menjadi juara Grup X dengan nilai 15. Kunci keberhasilan mereka menyegel tiket promosi ke Liga 1 dan berlaga di final Liga 2, adalah ketika mengandaskan PSPS Pekanbaru dengan skor 2-1 di hadapan pendukung sendiri, 17 Februari 2025.

PSIM kembali mencatat sejarah setelah 18 tahun lamanya berjuang untuk promosi ke kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Adapun Bhayangkara FC mewujudkan ambisi kembali ke Liga 1, setelah tahun lalu terdegradasi ke Liga 2.

Bhayangkara FC tampil solid dan konsisten sejak awal musim ini. Mereka menjadi tim pertama yang promosi ke Liga 1 musim ini dan menjadi juara Grup Y dengan nilai 9. Duel kedua tim di Stadion Manahan nanti diprediksi bakal berjalan seru.

Tidak ada salahnya melihat kembali sepak terjang kedua tim sebelum pertarungan pada laga final. Berikut ini perjalanan PSIM dan Bhayangkara FC dari awal musim, hingga akhirnya bisa menyentuh partai puncak.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Superioritas Laskar Mataram

PSIM Yogyakarta sudah bermusim-musim mencoba peruntungan agar bisa promosi ke Liga 1. Hingga akhirnya jawaban itu benar-benar terwujud pada 2025 ini.

PSIM mengawali Liga 2 2024/2025 dengan tergabung di Grup 3 bersama Bhayangkara FC, Persijap Jepara, Adhyaksa, Nusantara United, Persekat Tegal, Persipa Pati, Persiku Kudus, dan Persikas Kabupaten Subang.

PSIM mencatat delapan kemenangan, lima kali imbang, dan menelan tiga kekalahan. Membuat posisi tim yang awalnya diasuh Seto Nurdiantoro ini finis di posisi kedua klasemen akhir babak penyisihan dengan nilai 29.

PSIM pun lolos ke play-off alias delapan besar. Pada babak ini, PSIM sangat superior. Mereka sudah berhasil mencuri tiga kemenangan beruntun dalam tiga laga awal.

Tim Laskar Mataram menggasak Deltras (1-0), mempermalukan tuan rumah PSPS Pekanbaru (1-0), dan menghajar Persiraja (2-0) di kandang sendiri. Meski sempat kalah 1-2 di markas Persiraja, tim yang dibesut Erwan Hendarwanto dengan perkasa menggasak Deltras (3-1) dan terakhir mengatasi PSPS (2-1) di Jogja.

PSIM pun mengunci posisi pertama Grup Y delapan besar dengan nilai 15, hasil dari lima kali menang dan cuma sekali kalah. Sebuah catatan impresif yang ditorehkan tim dengan julukan lain Naga Jawa tersebut.

Mental Pemenang dari Bhayangkara FC

Beralih ke rekam jejak Bhayangkara FC di Liga 2 musim ini. Tim berjulukan The Guardian tersebut harus menelan pil pahit akhir musim lalu karena turun kasta alias terlempar ke Liga 2.

Padahal, Bhayangkara FC pernah menyandang gelar juara Liga 1 pada musim 2017. Musim lalu benar-benar menjadi pengalaman pahit dan berharga bagi tim di bawah naungan kepolisian Republik Indonesia (Polri) tersebut.

Menariknya, Bhayangkara FC bertemu PSIM pada babak awal alias penyisihan grup dengan berada di Grup 3. Bhayangkara FC harus bersaing dengan PSIM, Persijap Jepara, Adhyaksa, Nusantara United, Persekat Tegal, Persipa Pati, Persiku Kudus, dan Persikas Kabupaten Subang.

Bhayangkara FC mempertahankan sebagian besar skuadnya dari era Liga 1. Awan Setho, Ruben Sanadi, Andy Setyo, TM Ichsan, Wahyu Subo Seto, Dendy Sulistyawan, Frengky Missa, Muhammad Hargianto, Putu Gede Juniantara, hingga Sani Rizky.

Mereka menambah kekuatannya dengan menggaet bomber penuh pengalaman Ilija Spasojevic. Hasilnya, Bhayangkara FC menunjukkan kedigdayaannya di fase penyisihan grup. Mereka mengunci peringkat pertama alias juara grup dengan torehan 33 poin, unggul empat angka dari PSIM.

Pada delapan besar, Bhayangkara FC harus bersaing dengan Persijap Jepara, PSKC Cimahi, dan Persela Lamongan. Pada fase ini, superioritas Bhayangkara FC sedikit menurun. Pasukan Hanim Sugiarto memang berhasil meraih dua kemenangan awal atas Persijap dan PSKC. Namun mereka tak pernah menang di empat laga terakhir.

Bhayangkara FC cuma meraih imbang melawan Persela Lamongan (2 kali), Persijap, dan terakhir kalah dari PSKC pada partai terakhir. Bhayangkara FC mengunci posisi juara Grup Y dengan nilai 9. Perolehan poin mereka sama dengan Persijap, namun Bhayangkara FC unggul head to head dan berhak meraih tiket ke final.

Head to head

Bhayangkara FC turun kasta dari Liga 1 tahun lalu. Membuat mereka harus berjuang untuk bisa kembali ke kasta tertinggi, termasuk berjumpa PSIM sejak fase grup.

Kedua tim sama-sama saling mengalahkan. PSIM berhasil mempermalukan tuan rumah Bhayangkara FC 1-0 pada 19 September 2024. Gol tunggal Rafinha memastikan kemenangan PSIM saat itu di Stadion Trisanja, Slawi.

Namun, Bhayangkara FC sanggup melakukan revans dengan menggasak PSIM 2-1 di hadapan para pendukung Laskar Mataram pada 19 Desember 2024. Brace Frengky Missa memastikan tiga poin untuk Bhayangkara FC, dan satu-satunya gol PSIM dihasilkan lewat titik putih oleh Rafinha.

Meski berhasil saling mengalahkan di fase penyisihan grup, rupanya PSIM masih punya catatan yang lebih mentereng dari Bhayangkara FC musim ini. Jika perolehan poin mereka ditotal sejak awal musim, PSIM mengoleksi 44 poin (hasil dari 29 poin ditambah 15 poin).

Tim kebanggaan Brajamusti dan The Maident tersebut juga sangat produktif mencetak gol. Total mereka mencetak 38 gol dan kemasukan 11 kali. Adapun Bhayangkara FC mengumpulkan total poin 42 poin (hasil dari 33 poin ditambah 9 poin). Spaso dkk. membukukan total 34 gol dan kemasukan 11 kali.

Dengan hasil pertemuan kedua tim yang sudah saling mengalahkan, membuat laga final nanti akan semakin sengit.

Read Entire Article
| | | |