Rupiah Bisa Menguat ke Rp16.200 per Dolar AS, Asal Ekonomi RI Melesat

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Investment Officer BRI Manajemen Investasi, Herman Tjahjadi menilai tren pelemahan rupiah masih akan berkisar di posisi Rp 16.700 per dolar AS. Hal ini didorong oleh imbas tingginya capital outflow di pasar obligasi.

"Kita lihat outflow di pasar saham dalam dua bulan terakhir Rp 14 triliun, tapi outflow di pasar SBN itu tinggi sekali sekitar Rp 30-Rp 40 triliun. Jadi ada net outflow, ini menjadi risiko yang harus dimonitor," katanya.

Adapun posisi rupiah saat ini, menurut Tjahjadi, masih undervalued. Jika rupiah memiliki kesempatan menguat, dia memperkirakan penguatannya ada di kisaran Rp 16.200 - Rp 16.500 per dolar AS.

"Sekarang Rp 16.700, jadi kita lihat ke depannya masih bisa menguat. Apalagi pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan fiskal defisit yang disiplin," katanya.

Menurutnya, jika kebijakan pro-growth ini berhasil, foreign inflow pasti akan masuk. "Pertumbuhan ekonomi dan fiskal defisit tetap 3%. Itu kombinasi yang bagus," tegasnya.

Namun, Tjahjadi pun mengingatkan dia risiko besar yang membayangi pasar keuangan Indonesia. Pertama, tensi antara AS dan Venezuela. Dia berharap kondisi ini tidak tereskalasi.

Selama dua bulan terakhir, militer AS telah melakukan serangan mematikan terhadap setidaknya 21 kapal yang diklaim mengangkut narkoba dari Venezuela ke AS, tanpa bukti yang kuat.

Bahkan, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, memerintahkan kapal induk USS Gerald R Ford untuk bertolak dari Laut Mediterania ke Perairan Karibia pada akhir bukan Oktober.

Risiko kedua adalah keputusan supreme court atau Mahkamah Konstitusi (MK) AS mengenai kebijakan tarif perdagangan AS. "Dua risiko ini yang seharusnya diperhatikan oleh pelaku pasar," paparnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bankir & Analis Ungkap Penyebab Harga Saham Bank Terkoreksi

Read Entire Article
| | | |