Sartono Anwar Ungkap Cara Turunkan Filosofi Melatih kepada Nova Arianto: Ilmu dari Wiel Coerver hingga Shin Tae-yong

1 week ago 20

Bola.com, Jakarta Like father like son. Ciri khas, bakat, karakter, dan ilmu menitis dari ayah ke anaknya. Itulah pameo tepat hubungan lahir dan batin Sartono Anwar dengan Nova Arianto, pelatih Timnas Indonesia U-17.

Khasanah ilmu kepelatihan yang diperoleh Sartono Anwar kala jadi asisten pelatih Wiel Coerver di SEA Games 1979 ternyata sangat bermanfaat padaNova Arianto.

Ilmu dari pelatih legenda Timnas Indonesia asal Belanda itu meresap kuat dalam diri Sartono Anwar yang saat itu bersama Harry Tjong dipercaya sebagai asisten pelatih. Ilmu itu pula yang diterapkan Sartono Anwar di ketika membawa PSIS juara Perserikatan tahun 1985.

Termasuk di klub-klub lainnya, seperti UMS Jakarta, Assyabaab Salim Grup, BPD Jateng, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Putra Samarinda, Persibo Bojonegoro hingga Persisam Putra Samarinda.

"Saya hanya punya sedikit sedikit ilmu saya berikan kepada Vava. Ketika dia memutuskan ingin jadi pelatih, dia banyak tanya kepada saya soal teknik melatih. Tapi saya hanya tekankan satu prinsip dan filosofi. Jangan kamu minta dari pemain, apa yang belum kamu berikan kepada mereka," katanya kepada Bola.com.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Wejangan Penting

Maksud Sartono Anwar, jika Nova Arianto belum pernah melatih pemain menendang penalti dan suatu saat dia gagal jangan disalahkan.

"Tapi kalau Vava sudah kasih ilmu dan caranya, dia berhak meminta kepada pemain apa yang sudah diberikan. Kalau pemain bikin kesalahan di permainan karena belum pernah dilatih, maka pelatih lah yang harus disalahkan," tuturnya.

Sartono Anwar juga memberi wejangan bahwa tak ada pelatih paling hebat.

"Prinsip saya, pelatih itu hanya numpang tenar dari prestasi pemain. Jika pemain tampil bagus dan tim menang, itu kerja keras pemain di lapangan. Kalau tim kalah, pelatih lah yang harus bertanggungjawab. Makanya seorang pelatih harus dekat dengan pemain dan memahami karakter mereka untuk disatukan jadi tim yang tangguh," jelasnya.

Filosofi

Nova Arianto yang terkenal dengan selebrasi Suster Ngesot usai mencetak gol itu merangkap peran sebagai pemain sekaligus asisten pelatih di Pelita Bandung Raya pada 2014-2015.

Setahun berikutnya, mantan alumni Timnas Baretti Italia itu baru mengawali jadi pelatih kepala dengan menukangi Madiun Putra. Kisah debutnya juga menarik dikupas.

Pada 2016, Sartono Anwar masih dipercaya membesut Madiun Putra di Liga 2. Karena Sartono Anwar lebih dulu teken kontrak dengan Persisam Putra Samarinda, maka dia rekomendasikan Nova Arianto menggantikan jadi arsitek Madiun Putra.

"Selain filosofi melatih itu, saya berikan teknik dasar permainan retreat, defending, dan attacking. Setelah itu, Vava yang mengembangkan sendiri. Saya ingatkan Vava harus respek kepada semua pelatih, baik lokal maupun asing," ucapnya.

Kesempatan dari PSSI, Ilmu dari STY

Sartono Anwar juga berterimakasih kepada PSSI yang mempercayai anaknya menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia asal Korsel, Shin Tae-yong, selama lima tahun.

"PSSI sangat berjasa untuk kariEr Vava. Saya akui selama lima tahun Vava pasti dapat ilmu dari Shin Tae-yong. Dia beruntung bisa jadi asisten pelatih sekelas Shin Tae-yong. Kalau saya ini apa sih, hanya pelatih lokal yang sudah uzur," ujarnya.

Sartono Anwar juga memberi wejangan agar Nova Arianto menyerap ilmu dari siapapun yang sesuai dengan idealismenya.

"Saya ingatkan Vava jangan meremehkan orang lain dan merasa hebat. Karena Allah SWT pasti memberi kelebihan kepada orang lain. Dan, Vava harus mengakui jasa orang lain. Pelatih itu seperti guru yang harus kita hormati," paparnya.

Read Entire Article
| | | |