Semester II-2025 Makin Sulit, Ini Strategi Bisnis BBRI dan BMRI

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank besar RI juga ikut memasang mode konservatif untuk pertumbuhan bisnis di sisa tahun 2025. Sebab, semester II-2025 masih diliputi dengan sejumlah tantangan ekonomi global dan domestik.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa sejumlah bank telah melakukan revisi ke bawah pada rencana bisnis bank (RBB) tahun 2025, seiring dengan tren pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK), dan net interest margin (NIM) yang menurun sepanjang tahun ini. Otoritas mempersilakan industri perbankan RI untuk melakukan revisi hingga September 2025.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) alias BRI memproyeksikan penyaluran kredit akan tumbuh sebesar 7% hingga 9% secara yoy pada tahun 2025. Meskipun target itu masih sama dengan yang ditetapkan di awal tahun, target itu lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya membidik pertumbuhan double digit.

Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyampaikan bahwa bank pelat merah itu di paruh kedua tahun ini akan tetap fokus pada penguatan fundamental. Dalam hal ini, penguatan itu baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan SDM.

"Terkait dengan penyaluran kredit berkualitas, strategi BRI yakni selective growth, fokus perbaikan kualitas kredit pada segmen tertentu, dan optimalisasi new growth engine pada segmen lainnya untuk mendorong pertumbuhan bisnis," ujar Hendy kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (14/7/2025).

Bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah menyampaikan pada awal tahun bahwa mereka membidik pertumbuhan kredit 10% hingga 12% pada akhir tahun 2025. Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara mengatakn bahwa bank berlogo pita emas itu tetap optimis menjaga pertumbuhan kinerja secara berkelanjutan.

"Dapat kami sampaikan, Bank Mandiri mencermati dinamika industri, termasuk kondisi likuiditas, ketatnya persaingan antar bank, serta prospek kebijakan moneter. Di tengah berbagai tantangan global, kami melihat peluang perbaikan kondisi likuiditas sejalan dengan akselerasi belanja fiskal pada semester II 2025," kata Ashidiq kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (14/7/2025).

Oleh karena itu, Bank Mandiri meyakini dapat menjaga NIM di level yang optimal serta mempertahankan pertumbuhan kredit dan DPK di atas rata-rata industri.

Ashidiq melanjutkan, ke depannya Bank Mandiri akan terus mengelola struktur pendanaan secara prudent, dengan fokus memperkuat fondasi pendanaan melalui pertumbuhan dana murah (CASA) berbasis transaksional untuk mendukung ekspansi bisnis.

"Di sisi penyaluran kredit, strategi akan diarahkan pada segmen maupun sektor prospektif dan resilien untuk menjaga profitabilitas secara berkelanjutan," jelasnya.

Untuk diketahui, bank-bank yang tergolong KBMI I, KBMI II, dan KBMI III telah mengakui melakukan penyesuaian terhadap target-target pertumbuhan mereka, baik secara keseluruhan, maupun per segmen. Sementara itu, OJK melaporkan industri perbankan menyalurkan kredit senilai Rp 7.998 triliun per Mei 2025, naik 8,43% year on year (yoy), turun dari bulan sebelumnya, 8,88% yoy pada April 2025.

DPK juga kian melesu, tercatat naik 4,29% per Mei 2025, lebih rendah dari bulan April sebesar 4,55% yoy.

OJK juga mencatat margin perbankan tidak bergerak secara bulanan, yakni tetap 4,45%. Secara tahunan, NIM bank tergerus 11 bps.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article IHSG Amburadul, Bankir Kompak Bilang Gini

Read Entire Article
| | | |