SKK Migas Pastikan PGN Dapat Alokasi Gas di Sumatera

1 day ago 7

Jambi, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan bahwa PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan mendapatkan alokasi gas yang berasal dari Sumatra. Ini sebagai ganti alokasi gas Lapangan Mako, Blok Duyung yang sebelumnya diperuntukkan untuk PGN kini ke PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Batam.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, bahwa pihaknya bakal mengganti kontrak gas milik PGN yang hilang tersebut, dengan mengurangi porsi ekspor gas dari Sumatera ke Singapura. Sebagai gantinya kekurangan yang di Singapura akan dipenuhi dari Natuna.

"Nanti kan juga ada dapat pasokan dari Sumatera ya, jadi nanti gas dari Sumatera ke Singapura kita kurangi, nanti kekurangan Singapura kita penuhi dari Natuna," kata Djoko ditemui di Jambi dikutip Kamis (17/4/2025).

Menurut Djoko, pengalihan alokasi gas yang semula diperuntukkan untuk PGN dilakukan menyusul kebutuhan pasokan gas di sektor kelistrikan oleh PLN yang mulai meningkat.

Terlebih, PLN juga bersedia untuk membangun pipa gas West Natuna Transportation System (WNTS) menuju Pulau Pemping, Kepulauan Riau.

"PLN Alhamdulillah memerlukan gas yang lebih banyak untuk kelistrikan dan juga PLN bersedia mempercepat pembangunan pipanya dari WNTS ke Pulau Pemping. Pulau Pemping di Batam sudah ada, jadi satu paket saja," kata Djoko.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus berupaya menjajaki berbagai potensi pasokan gas baru. Hal tersebut menyusul pembatalan kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) atau Gas Sales Agreement (GSA) dari Lapangan Mako, Blok Duyung.

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menjelaskan, bahwa penghentian GSA mengacu pada surat dari West Natuna Energy Ltd (WNEL) selaku penjual gas kepada PGN. Permintaan penghentian ini didasarkan pada Surat Menteri ESDM Nomor T-86/MG.04./MEM.M/2025 yang mencabut Surat Menteri ESDM sebelumnya, yakni Nomor T-83/MG.04./MEM.M/2024.

"PGN terus menjajaki berbagai potensi sumber pasokan gas baru dan memperkuat komunikasi serta koordinasi dengan Pemerintah, regulator, dan para pemangku kepentingan lainnya," ujar Fajriyah kepada CNBC Indonesia, Selasa (15/14/2025).

Selain itu, pihaknya juga akan terus mengembangkan infrastruktur dan alternatif pasokan, termasuk pemanfaatan gas hasil regasifikasi LNG, guna memastikan keandalan pasokan bagi pelanggan di masa mendatang.

Lebih lanjut, Fajriyah mengatakan sumber pasokan gas dalam GSA ini berasal dari Wilayah Kerja (WK) Duyung, yang dikelola oleh WNEL bersama mitranya, Empyrean Energy Plc dan Coro Energy Duyung (Singapore) Pte. Ltd.

"Total volume dalam GSA yang dihentikan adalah sebesar 122,77 TBTU. Sesuai GSA, jangka waktu pasokan adalah sejak tanggal dimulai (diperkirakan 1 November 2026) atau tanggal lain yang disepakati para pihak sampai dengan terpenuhinya volume total kontrak (diperkirakan 15 Januari 2037)," kata dia.

Adapun, Conrad melalui anak usahanya, West Natuna Exploration Limited, memegang 76,5% hak partisipasi di blok Duyung. Sementara Coro Energy Duyung (Singapura) Pte. Ltd 15% hak partisipasi dan Empyrean Energy PLC 8,5% hak partisipasi.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Berkurang, Ini Jurus Badak NGL Amankan Pasokan Gas

Next Article Sampai Oktober 2024, Realisasi Investasi Migas Capai Rp 162,74 Triliun

Read Entire Article
| | | |