Jakarta, CNBC Indonesia- Di banyak negara, menikah biasanya menandai fase stabil dalam hidup yakni karier mapan, penghasilan cukup, dan masa depan yang terencana. Namun di Indonesia, urutannya kerap terbalik.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pemuda yang sudah atau pernah menikah justru 61,74% lebih cepat mendapat pekerjaan dibandingkan mereka yang belum.
Pertanyaannya: apakah ini tanda produktivitas, atau cerminan tekanan ekonomi?
Analisis survival model dari BPS menunjukkan bahwa dorongan ekonomi keluarga berperan besar dalam mempercepat pemuda menikah untuk segera bekerja. Sayangnya, kecepatan ini tidak identik dengan kualitas kerja karena sebagian besar terserap di sektor informal berupah rendah.
Menurut BPS, 59,01% pemuda yang sudah menikah bekerja di sektor informal, dan 89,43% menempati jabatan non-white collar seperti buruh, pekerja lapangan, atau tenaga kasar. Artinya, mereka memang lebih cepat mendapat pekerjaan, tetapi di posisi yang tidak stabil dan minim perlindungan sosial. Di sisi lain, pemuda belum menikah cenderung menunggu pekerjaan yang sesuai pendidikan dan ekspektasi, sehingga waktu transisi mereka lebih panjang.
Dari sisi sosial ekonomi, kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan motivasi kerja. Pemuda menikah cenderung lebih pragmatis dalam memilih pekerjaan, dengan tujuan utama menambah pendapatan keluarga.
Sementara yang belum menikah lebih selektif dan rela menunggu agar bisa mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian. Perbedaan preferensi inilah yang menciptakan jurang antara "cepat bekerja" dan "tepat bekerja."
Fenomena tersebut berkelindan dengan kondisi mismatch pendidikan-pekerjaan yang masih tinggi.
BPS mencatat 36,36% pemuda bekerja tidak sesuai tingkat pendidikannya baik overeducated maupun undereducated. Menariknya, kelompok yang sudah menikah lebih banyak masuk kategori undereducated, karena cepat mengambil pekerjaan tanpa mempertimbangkan kesesuaian kualifikasi.
Analisis McKinsey (2025) dalam laporan The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia's Productivity memperkuat temuan ini.
Tekanan ekonomi rumah tangga menjadi faktor dominan dalam partisipasi kerja di segmen usia muda. Sekitar 45% tenaga kerja usia 20-34 tahun di Indonesia masuk pasar kerja karena alasan kebutuhan pendapatan keluarga, bukan karena kesesuaian dengan keterampilan atau peluang karier jangka panjang.
Foto: McKinsey
Alasan Pemuda Indonesia Memasuki Dunia Kerja (2025)
Menikah memang mempercepat pemuda untuk bekerja, tetapi tidak selalu mempercepat mereka keluar dari kerentanan ekonomi.
Dalam laporan yang sama, McKinsey menyoroti bahwa pekerja muda menikah memiliki produktivitas rata-rata 15% lebih rendah dibanding rekan belum menikah pada tingkat pendidikan yang sama. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama: beban ganda ekonomi rumah tangga dan keterbatasan kesempatan untuk pelatihan atau peningkatan keterampilan.
Kondisi ini juga memunculkan ketimpangan gender. BPS menemukan bahwa pemuda perempuan 9,47% lebih lambat memperoleh pekerjaan dibanding laki-laki, sebagian besar karena beban domestik dan tanggung jawab rumah tangga yang lebih besar setelah menikah. Dengan demikian, efek "menikah mempercepat bekerja" tampak lebih kuat pada pemuda laki-laki dibanding perempuan.
Dari perspektif ekonomi makro, pola ini menunjukkan bahwa status perkawinan menjadi variabel penting dalam memahami partisipasi tenaga kerja muda.
Pemuda yang menikah berkontribusi lebih besar terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), namun kontribusi tersebut banyak terserap di sektor berproduktivitas rendah. Hal ini berdampak langsung terhadap kualitas bonus demografi Indonesia yang seharusnya mengarah ke peningkatan produktivitas nasional.
Sebagian besar intervensi kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia masih berfokus pada usia dan pendidikan, bukan pada status sosial-ekonomi seperti perkawinan.
Kelompok pemuda menikah memiliki kebutuhan yang berbeda: akses pelatihan fleksibel, dukungan childcare, hingga kesempatan bekerja dari rumah atau kerja paruh waktu dengan perlindungan sosial.
Dalam jangka panjang, kebijakan peningkatan keterampilan perlu menyasar kelompok pemuda menikah agar mereka tidak terjebak di sektor informal seumur hidup.
BPS juga menegaskan bahwa program pelatihan seperti Kartu Prakerja mampu menurunkan risiko mismatch hingga 5%, dan hasilnya akan lebih optimal jika diarahkan ke segmen pemuda menikah dengan tanggungan keluarga.
Jika Indonesia ingin memanfaatkan bonus demografi secara utuh, maka indikator keberhasilan tidak cukup diukur dari cepatnya pemuda mendapat pekerjaan. Ukuran yang lebih penting adalah kualitas pekerjaan, apakah pekerjaan itu stabil, berproduktivitas tinggi, dan mampu meningkatkan taraf hidup keluarga muda Indonesia.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276978/original/022622300_1751970655-e7494ed4-199a-4886-adc7-134a47c0a893.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4809513/original/037230800_1713799872-Timnas_Indonesia_-_Nathan_Tjoe-A-On_dan_Justin_Hubner_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4860504/original/051850500_1718115963-Malut_United_-_Ilustrasi_Logo_Malut_United_copy.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282186/original/092694300_1752468097-ATK_BOLA_ASEAN_U23_Mandiri_Cup_2025_Indonesia_vs_Brunei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267473/original/070195100_1751106521-WhatsApp_Image_2025-06-28_at_17.14.16_c8077174.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4922579/original/022348900_1724078961-Persik_Kediri_-_Ilustrasi_Logo_Persik_Kediri_2024_copy.jpg)