Gambar udara menunjukkan kehancuran di kawasan perumahan, setelah penarikan pasukan Israel dari daerah Gaza, di Kota Gaza. Memasuki Desember 2025, perang Israel-Hamas telah meninggalkan jejak korban jiwa yang sangat besar. Berdasarkan data otoritas kesehatan Gaza yang banyak dikutip media internasional, total korban tewas sejak konflik pecah pada Oktober 2023 hingga akhir Desember 2025 mencapai sekitar 67.600 hingga lebih dari 70.000 jiwa. Jumlah tersebut mencakup warga sipil dan kombatan, dengan puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka serius. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)
Pengungsi Palestina antre makanan di Nuseirat, Gaza, Sabtu (20/12/2025). PBB menyebut kelaparan yang diumumkan Agustus telah berakhir berkat akses bantuan. Namun korban perang diperkirakan lebih tinggi karena dampak kelaparan, penyakit, dan runtuhnya layanan kesehatan. Verifikasi sulit akibat akses terbatas. Meski gencatan senjata dimediasi AS berlaku, serangan Israel berlanjut, bantuan lambat, jutaan warga hidup darurat, Gaza menutup 2025 dalam kehancuran. (Photo by Eyad Baba / AFP)
Seorang prajurit artileri dari Brigade Artileri ke-44 Angkatan Bersenjata Ukraina menyiapkan peluru untuk ditembakkan dari Howitzer M777 ke arah pasukan Rusia di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, Kamis (24/12/2025), di tengah berlanjutnya saling serang antara kedua pihak. (REUTERS/Stringer)
Menurut pemantauan konflik internasional Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED) Ukraina mencatat konflik paling mematikan di dunia pada 2025, dengan hampir 78.000 korban jiwa. ACLED menyoroti bahwa serangan Rusia yang tidak pandang bulu di seluruh Ukraina menyebabkan tewasnya lebih dari 2.000 warga sipil. (REUTERS/Anatolii Stepanov)
Lebih dari 140 warga sipil tewas dalam serangan kelompok bersenjata M23 yang didukung Rwanda di Kongo timur pada Juli lalu. Temuan ini diungkap Human Rights Watch (HRW) dalam laporan terbarunya yang dirilis Rabu (20/8/2025). PBB menyebut konflik yang telah berlangsung puluhan tahun di Kongo timur sebagai "salah satu krisis kemanusiaan paling berlarut-larut dan serius di dunia." (REUTERS/Stringer)
Sudan menempati posisi sebagai konflik paling mematikan bagi warga sipil di Afrika pada 2025, dengan lebih dari 17.000 orang tewas antara Januari hingga November. ACLED mencatat bahwa Rapid Support Forces (RSF) menjadi aktor paling berbahaya bagi warga sipil, menyumbang sekitar dua pertiga tindakan kekerasan bersama kelompok bersenjata non-negara dan massa. (Photo by AFP)
Eskalasi perang saudara di Myanmar kian mengerikan akibat tingginya intensitas serangan udara terhadap warga sipil. Pasukan junta militer Myanmar dilaporkan telah memperketat cengkeraman mereka di kedua sisi Sungai Irrawaddy setelah berhasil merebut kembali kota Singu di Mandalay utara dari tangan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF). (Tangkapan Layar Video Reuters/PONNAGYUN YOUTHS ASSOCIATION)
Kondisi kerusakan Penjara Evin akibat serangan udara Israel setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran di Teheran, Iran, Minggu (29/6/2025). (Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)
Israel melancarkan serangan udara di Ibu Kota Qatar, Doha, pada hari Selasa (09/09/2025), dengan menargetkan para pejabat Senior Hamas, yang berkumpul untuk membahas proposal gencatan senjata AS terbaru untuk Gaza. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Tragedi yang terjadi pada 22 April 2025 tersebut bukan sekadar serangan teror biasa. Ia menjadi pemantik eskalasi militer terbesar antara dua negara berkekuatan nuklir di Asia Selatan dalam beberapa dekade terakhir, sekaligus membuka kembali luka lama bernama Kashmir, wilayah sengketa yang tak pernah benar-benar damai sejak pemisahan India dan Pakistan oleh Inggris hampir delapan dekade lalu. Serangan inilah yang kemudian menjadi titik balik paling berbahaya dalam hubungan India dan Pakistan sepanjang 2025. (REUTERS/Akhtar Soomro)
Suasana sebuah rumah yang rusak akibat serangan udara Pakistan, di Asadabad, Provinsi Kunar, Afghanistan, Selasa (25/11/2025). Dua negara Muslim, Pakistan dan Afghanistan terancam konflik senjata. Hal ini setelah serangan terjadi di perbatasan dengan itu, dengan Pakistan sebagai tertuduh. Pemerintah Taliban Afghanistan bahkan berjanji untuk "merespons dengan tepat" serangan yang menewaskan 10 orang itu. Serangan terjadi setelah bom bunuh diri mengguncang Peshawar, perbatasan Pakistan, sehari sebelumnya. (REUTERS/Stringer)
Thailand dan Kamboja akhirnya menyepakati gencatan senjata segera setelah hampir tiga pekan bentrokan mematikan di wilayah perbatasan kedua negara. Kesepakatan tersebut diumumkan melalui pernyataan bersama menteri pertahanan Thailand dan Kamboja. Gencatan senjata mulai berlaku Sabtu (27/12/2025) siang waktu setempat. Jika berjalan selama 72 jam tanpa pelanggaran, Thailand akan membebaskan 18 tentara Kamboja yang ditahan sejak Juli lalu. (Tangkapan Layar Video Reuters/Royal Thai Army Region 1)
Perselisihan perbatasan Thailand-Kamboja sendiri telah berlangsung lebih dari satu abad. Ketegangan meningkat awal tahun ini setelah insiden simbolik di sebuah kuil yang disengketakan, disusul tewasnya seorang tentara Kamboja pada Mei dan pertempuran sengit selama lima hari pada Juli yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Perang baru bisa saja terjadi di tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ini terutama menyasar Venezuela. Para ahli mengatakan Trump dapat memerintahkan serangan militer terbatas di Venezuela tanpa persetujuan Kongres. Tetapi itu hanya berlaku sementara dan hanya jika dibingkai sebagai tindakan defensif atau terbatas cakupannya. Sementara itu, Amerika telah melakukan beberapa serangan udara sejak September terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat perdagangan narkoba di Karibia dan Pasifik. Rata-rata merupakan kapal-kapal Venezuela. (REUTERS/Ricardo Arduengo)
Militer China menggelar latihan besar-besaran dengan tembak langsung di perairan timur Taiwan pada Senin (29/12/2025). Dilansir Reuters, latihan bertajuk “Misi Keadilan 2025” itu mensimulasikan blokade pelabuhan utama Taiwan dengan melibatkan pasukan, kapal perang, jet tempur, dan artileri. Pemerintah Taiwan mengecam latihan tersebut sebagai bentuk intimidasi militer Beijing. (Eastern Theatre Command/Handout via REUTERS)
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






