Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang secara aktif memulai negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS). Ini dilakukan menyusul kebijakan tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Airlangga menyampaikan, delegasi RI telah bertemu langsung dengan pejabat tinggi AS, termasuk US Trade Representative (USTR) dan Department of Commerce untuk membahas dampak tarif tersebut terhadap produk ekspor unggulan Indonesia.
"Indonesia menjadi salah satu negara yang paling awal diterima untuk melakukan negosiasi. Negara lain seperti Jepang, Vietnam, dan Italia juga sudah memulai pembahasan, tetapi Indonesia termasuk yang bergerak cepat," ujar Airlangga usai kunjungannya ke Washington DC.
Langkah cepat ini ditempuh karena sejumlah produk ekspor RI seperti tekstil, garmen, alas kaki, furniture, hingga udang dikenakan tarif tambahan sebesar 10%, di luar tarif dasar yang sebelumnya sudah berada di kisaran 10%-37%. Artinya, total bea masuk untuk produk Indonesia ke AS kini bisa mencapai hingga 47%, menjadikannya tidak kompetitif dibanding produk serupa dari negara pesaing di ASEAN dan Asia lainnya.
Airlangga menambahkan, perundingan ini disepakati akan diselesaikan dalam waktu 60 hari. Adapun ia bilang telah juga ditetapkannya kerangka kerja dan format kesepakatan sebagai dasar kemitraan dagang dan investasi ke depan.
"Indonesia mendorong agar kerja sama ini tetap bersifat business-to-business dan mengutamakan prinsip keadilan dalam perdagangan," tegasnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Prabowo Bentuk Satgas Deregulasi Hadapi Ancaman Tarif Impor
Next Article Video: Tarif Baru Ala Trump, Perang Dagang Jilid II di Depan Mata