Transmigrasi Disiapkan Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menegaskan peran strategis dunia kampus dalam agenda transformasi transmigrasi melalui Tim Ekspedisi Patriot (TEP). Program ini disebut sebagai jembatan konkret antara pemerintah dan perguruan tinggi guna menjawab persoalan di lapangan sekaligus menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan transmigrasi.

Hal itu ditegaskan oleh Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam pembubaran TEP Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (19/12/2025). Baginya, kehadiran mahasiswa dan akademisi di kawasan transmigrasi bukan sekadar pengabdian jangka pendek, melainkan bagian dari desain besar Transmigrasi 5.0 yang menempatkan sains, data, dan teknologi sebagai fondasi kebijakan.

"Inti dari Transmigrasi 5.0 adalah revitalisasi dan transformasi. Pendekatan kita hari ini adalah membuat lahan yang tidak produktif menjadi produktif melalui peran kampus, termasuk teknologi tepat guna. Bahkan, pada titik tertentu, dana pemerintah tidak lagi dipandang sebagai cost, tetapi sebagai investasi," ujar Iftitah dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (22/12/2025).

Selama 120 hari masa pengabdian, TEP UGM dinilai mampu membuktikan bahwa keterlibatan kampus dapat menghadirkan solusi nyata di lapangan. Mulai dari pemetaan potensi lahan berbasis data dan teknologi, mitigasi kebencanaan, hingga rekomendasi pemanfaatan ruang yang selaras dengan kebutuhan masyarakat dan arah pembangunan nasional.

Di samping itu, dia menyatakan, transmigrasi saat ini tidak lagi berorientasi pada pemindahan penduduk, melainkan pada penciptaan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

"Transmigrasi hari ini sangat relevan karena tugas utamanya adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Tantangan kita selama ini adalah belum kuatnya sinergi dan kolaborasi, serta belum sepenuhnya berbasis sains dan data. Di sinilah peran kampus menjadi sangat penting," terang dia.

Lebih lanjut, Iftitah bilang, hasil kerja TEP tidak berhenti pada laporan akademik, tetapi juga akan ditindaklanjuti sebagai dasar penyusunan program pemerintah, termasuk penyediaan infrastruktur dasar, penguatan ekonomi masyarakat, hingga penyiapan kawasan transmigrasi sebagai living lab bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

"Presiden menginginkan lahirnya SDM unggul, bahkan hingga peraih Nobel. Kawasan transmigrasi kita siapkan sebagai living lab (laboratorium hidup), tempat ilmu diuji langsung di lapangan, bukan hanya dibahas di ruang ber-AC," ungkap Iftitah.

Di masa mendatang, lanjut dia, Kementerian Transmigrasi bakal melanjutkan program Ekspedisi Patriot dengan pendekatan yang lebih terintegrasi, mulai dari pengabdian, riset lanjutan, hingga penyiapan kawasan transmigrasi yang siap ditawarkan kepada investor. Pada akhirnya, kampus diharapkan berperan aktif agar hasil riset dapat berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kalau hasil riset kampus dimanfaatkan oleh investor dan mampu membuka lapangan kerja, di situlah karya cipta tertinggi perguruan tinggi. Masyarakat lokal harus menjadi tuan rumah pembangunan di negerinya sendiri," katanya.

Melalui kolaborasi ini, Kementerian Transmigrasi optimistis kawasan transmigrasi dapat berkembang menjadi pusat-pusat ekonomi baru yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan, sekaligus menjawab tantangan bonus demografi Indonesia di masa depan.

(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |