Bola.com, Jakarta - PT LIB punya wacana akan menambah kuota pemain asing dari delapan menjadi sebelas orang. Gusnul Yakin setuju, namun tujuannya harus untuk kemajuan sepak bola Indonesia.
Regulasi BRI Liga 1 2024/2025 setiap klub berhak mendaftarkan delapan pemain asing. Namun, hanya enam yang boleh bermain di lapangan.
Untuk Liga 1 2025/2026, PT LIB akan membuat proposal penambahan kuota pemain asing. Setiap klub berhak mendaftarkan 11 pemain asing, tetapi hanya delapan yang bisa bermain di lapangan.
"Kalau yang musim depan, yang didaftarkan 11 yang dimainkan 8. Tapi tergantung PSSI yang memutuskan," ujar Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus di kantornya yang terletak di Jakarta, Kamis (15/5/2025) lalu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tujuannya Apa Dulu?
Sementara Gusnul Yakin, pemerhati sepak bola senior asal Malang, usul agar wacana itu dimatangkan dulu. Terutama road map tujuan penambahan kuota tersebut.
"Tujuannya apa dulu? Dampaknya untuk sepak bola Indonesia apa? Jika yang disampaikan Ferry Paulus agar klub Liga 1 yang tampil di level Asia bisa bersaing dengan klub negara lain, itu sangat bagus," katanya.
Apalagi, lanjut mantan pelatih Arema itu, jika kebijakan itu bisa menaikkan rangking Liga 1 di tingkat Asia. "Regulasi AFC untuk kompetisi domestik sangat ketat. Jika kebijakan penambahan kuota itu bisa mengangkat peringkat kompetisi profesional Indonesia di Asia harus didukung. Karena selama ini wakil Liga 1 hanya tampil di level dua dan tiga kompetisi Asia. Padahal sebelum regulasi AFC itu diubah, klub Indonesia sudah tampil di Piala Champions dan Winners Asia," ujarnya.
Ambisi Boleh, Tetapi Jangan Bikin Pemain Lokal Potensial Jadi Pengangguran
Yang membuat Gusnul Yakin cukup miris dan iri, rangking Liga 1 Indonesia kalah dari Thailand, Malaysia, bahkan Vietnam. "Kalau kebijakan ini diterapkan, maka satu misi dengan tujuan Ketum PSSI Erick Thohir yang ingin grade Liga 1 naik di Asia. Tidak hanya Timnas Indonesia saja yang rangking FIFA-nya didorong terus naik," ucapnya.
Namun, tambah Gusnul Yakin, PT LIB juga harus memikirkan masa depan pemain lokal. "Jangan sampai mengejar ambisi menaikkan rangking klub di Asia, tapi banyak pemain lokal kita yang potensial jadi pengangguran," jelasnya.
Tapi jika berpikir secara positif, penambahan kuota pemain impor nanti harus jadi motivasi pemain lokal meningkatkan kualitas individunya. "Jika dari kuota sebelas pemain asing yang main delapan orang, dengan kuota tiap klub mendaftarkan 30 pemain, jadi ada 19 kuota untuk lokal. Nah, pemain lokal terbaik lah yang akan masih bisa berkarir di kasta tertinggi. Yang tak bisa main di Liga 1 masih dapat tampil di Liga 2," tuturnya.