Jakarta -
Cara menyajikan pizza satu ini sangat unik. Bukan dipanggang menggunakan oven, melainkan langsung di atas lahar gunung berapi aktif di Guatemala.
Pizza biasanya ditawarkan di restoran yang memadai, tetapi kali ini tampak berbeda dan unik. Pasalnya, pizza itu ditawarkan oleh seorang chef di atas gunung.
Dilansir dari New York Post (10/12), bukanlah restoran di atas gunung, melainkan gunung berapai asli yang statusnya masih aktif. Pelanggan pizza ini biasa menikmati sepotong pizza itu di atas gunung, dekat dengan sisi lava dan batuan vulkanik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pizza unik itu ditawarkan oleh chef Mario David Garcia asal Guatemala. Ia menamakan pizza ini dengan sebutan 'pizza paling berbahaya di dunia'.
Pizza unik dimasak di atas gunung berapi aktif Foto: AFP via Getty Images
Gunung berapi aktif yang dimaksud adalah Gunung Pacaya. Gunung ini pernah meletus pada Mei 2021 lalu dan sampai sekarang statusnya masih aktif. Tak heran kalau diklaim 'paling berbahaya', karena berisiko letusan.
Chef Mario David Garcia menggunakan lahar sebagai alat untuk memanggangnya. Garcia mengatakan kepada The Times kalau tak menyangka jika pizza-nya ini bisa populer dan menjadi titik awal kesuksesannya.
Garcia tak menyiapkan pizza instan, melainkan dalam bentuk adonan polos. Ia membentuk adonannya, kemudian meletakkan setiap topping-nya.
Pizza unik dimasak di atas gunung berapi aktif Foto: AFP via Getty Images
Salah satu foto menunjukkan chef Garcia yang tampak membuat seloyang pizza dengan topping pepperoni, bawang bombay, dan keju mozzarella. Pizza itu berbentuk persegi panjang, sesuai dengan loyangnya.
Chef itu mengenakan sarung tangan tebal tahan panas dan kacamata pelindung berwarna kuning untuk perlindungan ketika memasak di atas batuan vulkanik. Ia langsung meletakkan loyang pizza itu di atas batuan vulkanik yang langsung menghantarkan panasnya.
Pizzeria di atas gunung berapi ini telah beroperasi selama 5 tahun. Chef Garcia mengungkapkan bahwa peminat pizza di atas gunung berapi ini sangat banyak. Awalnya hanya buka 2 hari menjadi 5 hari dalam seminggu.
Chef Garcia juga mengungkapkan pengalamannya selama membuat pizza tersebut. "Pernah suatu hari, gunung berapi mengeluarkan banyak belerang. Ketika kami turun, kami mimisan dan akhirnya menutup restoran selama 15 hari," ujarnya.
Pelanggannya datang dari berbagai kalangan. Chef Garcia mengatakan kalau ia juga menerima anak-anak, bahkan untuk pesta pernikahan.
Menurut situs Viator.com, ada trip khusus untuk menikmati pizza di gunung berapi Pacaya ini. Harganya dibanderol mulai dari 180 USD (Rp 2,8 juta) per orang.
(yms/odi)