Jakarta, CNBC Indonesia - Selama ini buah identik dengan makanan sehat. Namun sebagian jenis ternyata mengandung gula cukup tinggi, yang bila dikonsumsi berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan usus, metabolisme, hingga berat badan.
Ahli bedah jantung dan pakar kesehatan usus asal Amerika Serikat, Dr Steven Gundry menyarankan masyarakat lebih cermat memilih buah rendah gula dan kaya polifenol. Ia menyebut buah sebaiknya diperlakukan seperti "permen alami", dinikmati dengan sadar, bukan tanpa batas.
Gundry menegaskan, kunci pola makan yang mendukung umur panjang adalah memilih buah rendah gula namun tinggi serat dan polifenol. Namun perubahan pola makan sebaiknya tetap dikonsultasikan dengan dokter, terutama bagi penderita penyakit tertentu.
Dr Steven Gundry merupakan mantan ahli bedah jantung, pendiri GundryMD, serta penulis "The Gut-Brain Paradox" dan "The Plant Paradox". Selama lebih dari 20 tahun, risetnya berfokus pada hubungan mikrobioma dengan penyakit kronis dan usia panjang.
Dalam tulisannya di CNBC Make It, ia membagikan sembilan buah rendah gula yang menurutnya paling baik untuk kesehatan jangka panjang.
1. Jeruk dan keluarga sitrus
Jeruk bali, jeruk keprok, hingga kumquat mengandung vitamin C dan flavonoid yang mendukung mikrobioma usus. Gundry menekankan agar bagian putih (pith) tidak dibuang karena justru padat nutrisi.
2. Aneka beri
Blueberry, raspberry, dan blackberry rendah gula namun tinggi serat dan polifenol. Ia merekomendasikan beri musiman dan blueberry liar karena biasanya memiliki antioksidan lebih tinggi.
3. Delima
Delima kaya polifenol, termasuk punicalagin, yang diduga bermanfaat untuk kesehatan jantung dan sel. Meski rasanya manis, kadar gulanya relatif lebih rendah dibanding buah tropis.
4. Alpukat
Secara teknis alpukat adalah buah. Hampir tanpa gula, tinggi lemak tak jenuh, serat, dan kalium. Gundry mengaku hampir setiap hari makan alpukat karena membantu kenyang lebih lama dan menjaga kestabilan gula darah.
5. Zaitun
Zaitun juga termasuk buah dan mengandung polifenol kuat seperti hydroxytyrosol, serta lemak sehat. Karena itu ia menempatkan buah ini, dan minyak zaitun extra virgin sebagai bagian penting pola makan penunjang kesehatan jantung, otak, dan usus.
6. Kiwi
Kiwi lebih rendah gula dibanding banyak buah tropis, tetapi kaya vitamin C, antioksidan, dan serat. Gundry bahkan menyarankan mengkonsumsi kulitnya karena kandungan polifenolnya lebih tinggi.
7. Pisang hijau
Pisang yang belum matang kaya pati resisten, prebiotik yang memberi "makan" bakteri baik usus. Saat matang, pati berubah menjadi gula sehingga manfaatnya berkurang. Pisang hijau bisa dicampur ke smoothie atau yogurt.
8. Mangga muda
Seperti pisang hijau, mangga muda mengandung lebih sedikit gula dan lebih banyak serat serta antioksidan dibanding mangga matang. Hidangan salad mangga muda bisa menjadi pilihan sehat.
9. Markisa
Buah markisa berukuran kecil tetapi padat nutrisi, termasuk serat, vitamin A, dan polifenol. Bijinya berfungsi sebagai prebiotik alami yang baik untuk kesehatan usus.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)









:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193601/original/089204100_1745233045-Ilustrasi_-_Gerald_Vanenburg_di_Timnas_Indonesia_U-23_copy.jpg)



:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5299361/original/051300000_1753802514-WhatsApp_Image_2025-07-29_at_22.12.07.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939096/original/049996300_1725747991-000_36FT7CN.jpg)

