Jakarta, CNBC Indonesia - Kerajaan Arab Saudi, negara Raja Salman bin Abdulaziz, berencana membuka dua toko minuman beralkohol baru. Hal ini diungkap sumber Reuters, dikutip Kamis (27/11/2025).
Toko baru minuman beralkohol akan dibuka di provinsi timur Dhahran dan kota pelabuhan Jeddah. Apa alasannya?
Sebenarnya toko baru di Dhahran akan didirikan di kompleks milik perusahaan minyak, Saudi Aramco. Di Jeddah dua sumber mengatakan toko minuman keras lain dibangun untuk diplomat non-Muslim.
"Arab Saudi berencana membuka kedai minuman baru untuk menarik minat wisatawan asing," tulis Financial Times.
"Langkah ini merupakan langkah terbaru yang diambil oleh otoritas untuk mengatur alkohol seiring dengan upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk membuka negara tersebut guna menarik lebih banyak wisatawan dan pekerja asing berkeahlian tinggi," tambah laman itu.
Arab Saudi, tempat kelahiran Islam dan rumah bagi dua tempat sucinya di Mekah dan Madinah, telah mempertahankan larangan alkohol selama beberapa dekade sebelum gerai di Riyadh dibuka tahun lalu.
Namun kini, kerajaan telah mengidentifikasi pariwisata sebagai pilar program ambisius untuk mendiversifikasi perekonomian negara dari ketergantungan pada pendapatan minyak, dengan target 150 juta kunjungan wisatawan pada tahun 2030.
Dana Investasi Publik, dana kekayaan negara kerajaan, telah menginvestasikan miliaran dolar dalam beberapa megaproyek pariwisata, termasuk distrik hiburan di sebelah barat Riyadh dan beberapa resor pulau mewah di Laut Merah. Sejumlah besar hotel dan restoran yang dibangun di kerajaan selama beberapa tahun terakhir memiliki bar internal yang saat ini menawarkan koktail virgin dan minuman non-alkohol lainnya.
Kerajaan ini juga akan menjadi tuan rumah acara-acara besar di tahun-tahun mendatang. Termasuk Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034.
Sebenarnya, negara tetangganya Qatar juga mengizinkan penggemar untuk menikmati minuman beralkohol di area yang ditentukan ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tetapi, terlepas dari spekulasi yang berlawanan, para pejabat Saudi telah mengindikasikan bahwa kerajaan akan tetap mematuhi pembatasan tersebut.
Sebelumnya tahun lalu, kerajaan telah membuka sebuah toko minuman beralkohol yang melayani diplomat non-Muslim di ibu kota Riyadh. Ini merupakan langkah pertama sejak larangan diberlakukan 73 tahun yang lalu.
"Toko tersebut juga baru-baru ini mengizinkan beberapa pemegang status residensi premium (PR) untuk membeli alkohol," kata salah satu sumber, dalam sebuah langkah yang pertama kali dilaporkan oleh Semafor.
Program PR, yang diluncurkan pada tahun 2019, menawarkan sejumlah manfaat bagi ekspatriat yang berpenghasilan lebih dari US$20.000 per bulan dan bagi individu yang berkeahlian tinggi. Program tersebut menyatakan lebih dari 8.000 orang telah diberikan izin PR tahun lalu meski tidak jelas berapa banyak dari mereka yang non-Muslim yang akan memenuhi syarat untuk mengakses toko minuman keras tersebut.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)









:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193601/original/089204100_1745233045-Ilustrasi_-_Gerald_Vanenburg_di_Timnas_Indonesia_U-23_copy.jpg)



:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5299361/original/051300000_1753802514-WhatsApp_Image_2025-07-29_at_22.12.07.jpeg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939096/original/049996300_1725747991-000_36FT7CN.jpg)
