Bola.com, Malang - Arema FC menelan kekalahan pertama di BRI Super League 2025/2026. Hasil minor tersebut terasa menyesakkan untuk Tim Singo Edan, karena takluk 1-2 dari Dewa United di kandang sendiri, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (13/9/2025) sore WIB.
Pelatih Arema, Marcos Santos, mengakui kekalahan yang didapat timnya. Dia merasa Arema FC tampil buruk, dan yang paling jelek dari empat laga sebelumnya.
"Kami bermain kurang bagus. Setelah kemasukan, permainan mulai meningkat. Kami sudah berupaya mengejar pada babak kedua. Tetapi hasilnya sama. Kami meminta maaf kepada suporter atas hasil ini," kata pelatih asal Brasil tersebut.
Dalam laga ini, Arema tertinggal dua gol lebih dulu. Alex Martins (12') dan Taisei Marukawa (77') berhasil merobek gawang Arema yang dikawal Lucas Frigeri. Tim berjuluk Singo Edan ini baru mencetak gol lewat Dalberto Luan pada menit ke-90+7.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ada 2 Faktor Kekalahan Arema
Marcos melihat ada dua faktor yang membuat timnya menelan kekalahan. Pertama, Arema tampil pincang setelah kehilangan empat pemain penting. Ada yang mengalami cedera, ada pula yang menjalani sanksi akibat kartu merah pada laga sebelumnya.
"Ada banyak pemain yang absen. Achmad Maulana, Valdeci Moreira, Adi Satryo cedera. Sedangkan Betinho Filho terkena sanksi kartu. Mereka pemain penting. Sehingga kami harus mengubah cara bermain," keluh pelatih berusia 46 tahun tersebut.
Sebenarnya, Arema terbiasa bermain tidak dengan kekuatan penuh. Sejak awal musim ada yang mengalami cedera. Namun, kali ini jumlahnya terlalu banyak dan mereka merupakan pemain kunci. Sehingga penggantinya masih butuh adaptasi.
Yang paling terasa tentu kehilangan Adi Satryo dan Betinho. Kedua pemain tersebut sebelumnya tampil apik. Adi dua kali terpilih sebagai man of the match, sedangkan Betinho jadi penyeimbang lini tengah.
Materi Dewa United Lebih Mentereng
Adapun faktor kedua, materi pemain Dewa United lebih mentereng. Para pemain bintang mereka tampil apik, seperti Hugo Jaja, Alexis Messidoro, Alex Martins, Ricky Kambuaya dan lainnya.
Mereka membuat pemain Arema tak berkembang. "Dewa United adalah tim besar. Kualitas mereka luar biasa. Bisa menguasai bola dengan bagus," tegas Marcos.
Arema FC sebenarnya ingin mencari celah melakukan serangan lewat sayap. Pasalnya, lini tengah sudah dikuasai pemain Dewa United.
"Kami coba melakukan serangan lewat sayap. Karena itu kami melakukan perubahan di posisi tersebut. Ada pemain muda yang masuk sebagai pengganti untuk lebih bertenaga. Tetapi, Dewa United masih kuat di lini belakangnya," keluhnya.