Bank Dunia Ungkap Penyebab Rupiah Jatuh, Dolar Nyaris Rp17.000

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank buka-bukaan penyebab sempat ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada periode April 2025.

Sebagaimana diketahui, pada Minggu (6/4/2025) pukul 08:10 WIB, nilai tukar mata uang Garuda sempat mencapai Rp17.059/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.

Menurut Bank Dunia, tekanan terhadap kurs rupiah saat itu bukan hanya disebabkan perang tarif dagang yang digenderangkan Presiden AS Donald Trump, melainkan juga disebabkan ketidakpastian kebijakan dalam negeri.

Namun, dalam dokumen itu, Bank Dunia tidak memberikan penjelasan detail tentang ketidakpastian kebijakan dalam negeri yang mempengaruhi tekanan terhadap kurs rupiah.

"Mata uang Indonesia, yang sudah tertekan karena ketidakpastian kebijakan dalam negeri, jatuh ke nilai terendah yang pernah tercatat pada awal April," sebagaimana tertuang dalam laporan terbaru Bank Dunia, Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025, dikutip Rabu (11/6/2025).

Meski demikian, Bank Dunia menegaskan, di seluruh kawasan, kondisi pasar keuangan memang semakin ketat setelah pengumuman tarif yang lebih tinggi oleh AS pada April. Harga ekuitas menurun tajam, dan mata uang terdepresiasi terhadap dolar AS di tengah arus keluar modal.

Sebagian besar harga aset-aset pasar keuangan menurut Bank Dunia pulih dalam beberapa minggu setelah penundaan awal kenaikan tarif dagang dan pencabutan sebagian tarif oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.

Meski tekanan kurs tengah berat, Bank Dunia mencatat dalam konteks inflasi yang rendah dan kekhawatiran tentang pertumbuhan di samping meningkatnya ketidakpastian kebijakan global, bank sentral telah memangkas suku bunga lebih lanjut di negara-negara ekonomi utama di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Tiongkok, Indonesia, Filipina, dan Thailand.

Saat ini, tekanan terhadap kurs rupiah mulai mereda. Nilai tukar rupiah terpantau sedikit terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan kemarin.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (10/6/2025) ditutup pada posisi Rp16.265/US$ atau menguat 0,03%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami kenaikan sebesar 0,31% ke angka 99,24 pada pukul 15:00 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (9/6/2025) yang berada pada posisi 98,94.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Dunia: 194 Juta Penduduk Indonesia Masuk Kategori Miskin

Next Article BI, World Bank & IMF Ramal Indonesia Hanya Tumbuh 5,1% di 2025

Read Entire Article
| | | |