Begini Cara Prudential Indonesia Lindungi Nasabah dalam Jangka Panjang

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menyelenggarakan Risk Awareness Series sepanjang 2025 sebagai rangkaian edukasi berkelanjutan bagi pimpinan, karyawan, dan tenaga pemasar. Program tahunan ini dirancang untuk memperkaya pemahaman bersama terhadap lanskap risiko yang relevan dengan industri jasa keuangan, sekaligus membangun kesiapan organisasi agar semakin tangguh dalam melindungi nasabah dan menjaga integritas perusahaan.

President Director Prudential Indonesia, Tony Benitez, menyampaikan bahwa penguatan risk awareness bukan hanya agenda internal, melainkan bagian penting dari cara Prudential Indonesia memastikan kepercayaan nasabah tetap terjaga.

"Selama hampir 30 tahun, Prudential Indonesia berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan komitmen kami dalam melindungi nasabah dalam setiap fase kehidupannya, mendukung ekosistem asuransi di Indonesia , dan memastikan bisnis yang berkelanjutan. Tentunya dengan budaya sadar risiko yang Prudential miliki, kami dapat mewujudkan visi, misi, dan strategi jangka panjang kami untuk seluruh nasabah" ujarnya dikutip Senin (29/12/2025).

Risk Awareness Series 2025 dimulai sejak Juli sampai Desember 2025 dengan mengangkat berbagai tema terkait risiko terkini yang dihadapi oleh industri jasa keuangan. Di antara lain anti-scam, cyber risk, anti money laundering dan human trafficking, serta risiko makro ekonomi dalam menghadapi volatilitas perekonomian global dan domestic di tahun 2026, dengan mengundang berbagi pembicara handal di bidangnya.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Prudential Indonesia, Maria Rosalinda, menegaskan bahwa penguatan kesadaran risiko melalui Risk Awareness Series 2025 akan berdampak langsung pada perlindungan nasabah.

"Risk awareness harus dimulai dari dalam organisasi, sehingga setiap insan Prudential mampu mengenali, menghindari, dan melaporkan potensi risiko secara tepat, baik yang terkait penipuan, ancaman siber, maupun kejahatan finansial, demi menjaga kepercayaan nasabah dan menciptakan ekosistem industri yang lebih sehat," kata dia.

(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]