Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang rilis laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2025 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (5/11/2025), menarik untuk dilihat seberapa kuat fundamental ekonomi Indonesia selama periode Juli, Agustus, Hingga September.
Serta menarik untuk membandingkannya dengan kuartal sebelumnya, Kuartal II-2025 yang mana pada periode tersebut menjadi masa yang penuh tantangan.
Pada periode tersebut, perekonomian global diguncang oleh kebijakan tarif perdagangan baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang memicu ketidakpastian dan kekhawatiran pasar terhadap arus perdagangan dunia. Imbasnya turut dirasakan berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun, memasuki kuartal III-2025, beberapa indikator berikut menunjukkan tanda-tanda yang cukup beragam. Ada enam indikator yang dilihat sebagai faktor yang bisa menunjukkan arah pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2025.
Penjualan Ritel Mulai Pulih
Kinerja penjualan ritel nasional yang menjadi indikator penting untuk melihat bagaimana kondisi daya beli masyarakat telah menunjukkan pemulihan di kuartal III 2025, meski masih sedikit di bawah capaian tahun sebelumnya.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) rata-rata mencapai 4,7% (yoy) pada periode Juli-September 2025.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal II 2025 yang hanya tumbuh 1,0%, namun sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 5,0% yoy pada kuartal III 2024.
Sebagai catatan, angka IPR September 2025 masih berupa perkiraan awal (early estimate) dari Survei Penjualan Eceran BI dan dapat mengalami revisi pada rilis berikutnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat kembali menguat setelah sempat tertahan pada pertengahan tahun, seiring stabilnya harga bahan pangan, lancarnya distribusi barang, serta meningkatnya aktivitas belanja menjelang akhir kuartal.
Meski begitu, BI mencatat sebagian responden ritel masih menghadapi tekanan dari suku bunga kredit konsumsi yang tinggi dan persaingan harga.
Secara bulanan, kinerja penjualan juga terlihat menguat secara konsisten. IPR tumbuh 4,7% yoy pada Juli, 3,5% pada Agustus, dan diperkirakan meningkat lebih lanjut menjadi 5,8% pada September 2025.
Secara keseluruhan, tren penjualan eceran kuartal III 2025 menggambarkan pemulihan konsumsi rumah tangga yang solid, meski belum sepenuhnya menyamai momentum kuat tahun lalu.
Indeks Keyakinan Konsumen
Berbeda dengan kinerja penjualan ritel, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) justru menunjukkan pelemahan pada kuartal III-2025.
Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), rata-rata IKK pada periode Juli-September 2025 tercatat sebesar 116,8, turun dari 119,0 pada kuartal II 2025 dan lebih rendah dibandingkan pada kuartal III 2024 yang rata-ratanya sebesar 123,8.
Pelemahan ini menandakan adanya penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi, terutama terkait ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan ke depan.
Tekanan harga pangan dan biaya hidup yang meningkat menjadi salah satu faktor yang menekan persepsi konsumen, terutama pada kelompok berpendapatan menengah ke bawah.
Secara bulanan, IKK terus turun dari 118,1 pada Juli menjadi 117,2 pada Agustus, dan kembali melemah ke 115,0 pada September 2025.
Posisi September tersebut merupakan level terendah sejak April 2022 yang semakin menunjukkan bahwa masyarakat masih berhati-hati terhadap prospek ekonomi dan kondisi pasar kerja di tengah ketidakpastian global serta tekanan biaya hidup.
Penjualan Mobil
Pelemahan optimisme konsumen turut berdampak pada sektor otomotif. Meski menunjukkan perbaikan secara kuartalan, penjualan mobil di kuartal III-2025 masih belum sepenuhnya pulih ke level tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), total penjualan mobil secara wholesales (pabrikan ke dealer) sepanjang Juli-September 2025 tercatat sebanyak 184.726 unit, naik 7,7% dibanding kuartal II-2025 (171.554 unit).
Namun secara tahunan, angkanya masih turun sekitar 17% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 223.640 unit.
Secara bulanan, penjualan mobil terus meningkat. Wholesale tercatat sebesar 60.878 unit pada Juli, naik menjadi 61.777 unit pada Agustus, dan 62.071 unit pada September 2025.
Kenaikan berturut-turut ini mencerminkan pemulihan bertahap permintaan domestik, terutama setelah adanya pameran otomotif GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang.
Meskipun demikian, pelaku industri menilai tingginya suku bunga kredit kendaraan serta kenaikan biaya impor komponen masih menjadi faktor pembatas utama.
PMI Manufaktur Kembali ke Zona Ekspansi
Aktivitas manufaktur berhasil berbalik arah pada kuartal III 2025 setelah tiga bulan sebelumnya mengalami tekanan.
Berdasarkan survei S&P Global, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencatat rata-rata 50,4 pada periode Juli-September 2025, naik tajam dari 47,0 pada kuartal II 2025 dan lebih tinggi dibandingkan 49,1 pada kuartal III tahun lalu.
Kembalinya PMI ke atas level 50 menandakan pemulihan aktivitas industri pengolahan setelah sempat tertekan akibat melemahnya permintaan dan penyesuaian produksi pasca-Lebaran.
Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, stabilisasi harga bahan baku, serta perbaikan rantai pasok yang sempat terganggu di awal tahun.
Secara bulanan, PMI meningkat dari 49,2 pada Juli menjadi 51,5 pada Agustus, sebelum sedikit melemah ke 50,4 pada September 2025.
S&P Global mencatat bahwa perusahaan mulai menambah output dan tenaga kerja baru seiring meningkatnya pesanan domestik. Namun, tekanan biaya input dan ketidakpastian global masih menjadi tantangan, terutama bagi subsektor yang bergantung pada bahan baku impor.
Dibandingkan tahun lalu, kondisi industri pada kuartal III 2025 jauh lebih baik. Di kuartal III-2024, rata-rata PMI hanya mencapai 49,1, menandakan kontraksi tipis di tengah lemahnya permintaan ekspor.
Kini, dengan permintaan dalam negeri yang lebih kuat dan inflasi yang stabil, sektor manufaktur mulai kembali menjadi penopang utama pemulihan ekonomi nasional.
Neraca Dagang RI
Kinerja neraca perdagangan Indonesia mencatat hasil yang sangat solid pada kuartal III-2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia sepanjang Juli-September 2025 mencapai sekitar US$74,39 miliar, sementara impor tercatat sebesar US$60,39 miliar. Dengan demikian, Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar US$14,01 miliar
Capaian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan surplus kuartal II-2025 yang sebesar US$8,57 miliar, serta lebih dari dua kali lipat dibanding kuartal III-2024 yang mencatat surplus US$6,66 miliar.
Secara bulanan, surplus perdagangan terus konsisten di zona positif. Surplus Juli mencapai US$4,18 miliar, Agustus melonjak ke US$5,49 miliar, dan September masih kuat di US$4,34 miliar.
Tren ini menunjukkan bahwa ekspor nasional tetap ekspansif, sementara pertumbuhan impor relatif terkendali.
Kinerja ekspor didorong oleh komoditas nonmigas, terutama dari sektor logam dasar, mineral, batu bara, dan kendaraan listrik (EV) yang mendapatkan momentum dari meningkatnya permintaan kawasan Asia Timur. Sementara impor naik terbatas, terutama pada barang modal dan bahan baku, yang justru mencerminkan perbaikan aktivitas industri dalam negeri.
Dengan surplus beruntun selama 65 bulan sejak Mei 2020, neraca perdagangan tetap menjadi penopang utama stabilitas eksternal Indonesia, memperkuat cadangan devisa dan menopang rupiah di tengah gejolak global.
Investasi Terus Tumbuh
Realisasi investasi Indonesia terus menunjukkan tren penguatan hingga kuartal III 2025. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, total investasi pada periode Juli-September 2025 mencapai Rp491,4 triliun, naik 2,9% dibanding kuartal sebelumnya dan 13,9% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan investasi terutama ditopang oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tumbuh menjadi Rp279,4 triliun, naik 1,4% (qoq) dan melonjak 40,6% (yoy).
Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp212,0 triliun, atau naik tipis dibanding Rp202,2 triliun pada kuartal II, namun masih lebih rendah dari Rp232,7 triliun di kuartal III 2024.
Peningkatan PMDN menunjukkan peran kuat pelaku usaha domestik dalam menopang pertumbuhan investasi, khususnya di sektor manufaktur, transportasi, dan energi terbarukan.
Sementara itu, realisasi PMA masih tertahan akibat tingginya biaya pembiayaan global dan ketidakpastian geopolitik yang mempengaruhi arus modal ke negara berkembang.
Dengan capaian tersebut, total investasi sepanjang Januari-September 2025 telah menembus Rp1.434,3 triliun, atau sekitar 75,3% dari target nasional 2025 sebesar Rp1.950 triliun.
Kinerja ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, terhadap stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5284222/original/004291500_1752589801-Timnas_Indonesia_U-23_Vs_Brunei_Darussalam_U-23-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274834/original/095110500_1751811864-1000595156.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276978/original/022622300_1751970655-e7494ed4-199a-4886-adc7-134a47c0a893.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4809513/original/037230800_1713799872-Timnas_Indonesia_-_Nathan_Tjoe-A-On_dan_Justin_Hubner_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5271468/original/063988200_1751511729-Timnas_Putri_Indonesia_vs_Pakistan-15.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4860504/original/051850500_1718115963-Malut_United_-_Ilustrasi_Logo_Malut_United_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267473/original/070195100_1751106521-WhatsApp_Image_2025-06-28_at_17.14.16_c8077174.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282186/original/092694300_1752468097-ATK_BOLA_ASEAN_U23_Mandiri_Cup_2025_Indonesia_vs_Brunei.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4922579/original/022348900_1724078961-Persik_Kediri_-_Ilustrasi_Logo_Persik_Kediri_2024_copy.jpg)