Bos Bursa Mau Ketemu MSCI, Ini yang Dibahas

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait isu penyesuaian perhitungan free float indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang sempat menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah beberapa waktu lalu.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan pihanya tidak dapat mengintervensi kebijakan internal MSCI karena aturan tersebut merupakan kewenangan mereka sebagai lembaga independen.

"Terkait dengan penentuan yang masuk indeks MSCI, tentu saja kewenangan mereka. Ya bursa tidak bisa ikut campur untuk pengaturan itu," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2025 secara virtual, Rabu (29/10/2025).

Namun, Iman ingin memastikan aturan tersebut juga berlaku di bursa-bursa negara lain, bukan hanya Indonesia saja. "Kita ingin kesetaraan bahwa apa yang dilakukan oleh MSCI juga diperlakukan ke (bursa) semuanya. Kedua, data KSEI apa yang dibutuhkan oleh MSCI," ungkapnya.

Selanjutnya, dalam waktu dekat, BEI akan mengadakan pertemuan dengan MSCI dan mencari tahu terkait hal yang dapat membantu MSCI perihal kebutuhan data emiten.

"Pertama, kita ingin lihat apakah aturan tersebut berlaku juga semua bursa atau ini hanya spesifik Indonesia. Kedua, kita akan bangun dialog. Mudah-mudahan dengan dialog ini kita tahu sebenarnya concern daripada MSCI menetapkan proposal tersebut," pungkasnya.

Diketahui, pasar saham pada perdagangan kemarin, Senin, (27/10/2025) jatuh hingga 3,8%. IHSG ambruk seiring dengan informasi yang beredar bahwa MSCI akan memberlakukan ketentuan baru mengenai free float.

MSCI mengusulkan dua pendekatan baru, dan akan memilih yang lebih rendah nilainya (lebih konservatif).

Pertama, berdasarkan data kepemilikan yang diungkapkan oleh perusahaan (laporan tahunan, pengajuan resmi, dan siaran pers), serta data dari KSEI (lembaga kliring Indonesia). Dalam pendekatan ini, saham-saham yang tercatat sebagai Scrip (tidak jelas kepemilikannya di data KSEI), dan dimiliki oleh korporasi atau kategori lainnya, akan dianggap bukan free float.

Pendekatan kedua, menggunakan data KSEI, dengan menganggap hanya saham Scrip dan saham milik korporasi sebagai non-free float. Mulai review Mei 2026, MSCI juga akan mengubah cara mereka membulatkan angka free float:

• High float (>25%) dibulatkan ke kelipatan 2,5% terdekat
• Low float (5-25%) dibulatkan ke kelipatan 0,5% terdekat
• Very low float (

Dampaknya bagi Indonesia, karena banyak perusahaan Indonesia memiliki kepemilikan besar oleh korporasi atau kelompok tertentu (bukan publik), aturan baru ini bisa menurunkan nilai free float mereka. Akibatnya, porsi saham Indonesia dalam indeks MSCI bisa turun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi

Read Entire Article
| | | |