Bos Indika Energy (INDY) Buka-Bukaan Soal Rencana 2026

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — Emiten terafiliasi konglomerat Arsjad Rasjid PT Indika Energy Tbk (INDY) menegaskan akan melakukan efisiensi operasional dan fokus menggarap proyek tambang emas untuk memperbaiki kinerja keuangannya yang sempat anjlok di kuartal III-2025.

Presiden Direktur Indika Energy Aziz Armand menyebut, kondisi industri batu bara masih menantang. Namun, tren pemulihan mulai terlihat sejak Juli seiring membaiknya keseimbangan supply-demand.

Dia menambahkan bahwa perusahaan akan meningkatkan fokus pada cost efficiency di tahun 2026. Strategi utama INDY akan beralih pada cash preservation dan refocusing belanja modal untuk stabilitas jangka panjang.

Selain itu, perseroan memastikan bahwa sebagian besar capital expenditure tahun depan akan diarahkan untuk pengembangan tambang emas Awak Mas. Fokus tersebut sejalan dengan strategi diversifikasi bisnis non-batubara.

"Memang fokus kita adalah supaya tambang emas ini bisa mencapai atau menyelesaikan konstruksinya dan mulai komersialnya di awal tahun 2027, ataupun di akhir penyelesaian akhir 2026," jelas Aziz dalam paparan publik INDY, Kamis, (27/11/2025).

Terkait kebutuhan pendanaan, Direktur INDY Retina Rosabai mengatakan, perseroan sebelumnya memperoleh kredit sindikasi sebesar US$375 juta dari empat bank pada Juni lalu. Namun seiring meningkatnya estimasi biaya pengembangan, perseroan kini tengah menjajaki opsi untuk melakukan upsize fasilitas pinjaman tersebut.

"Jadi sekarang ini kita juga lagi berbicara dengan beberapa bank. Potensi, kemungkinan kita akan upsize loan tersebut. Dan yang kita lihat itu adalah kita juga mempertimbangkan dari internal cash flow juga yang bisa kita lakukan," jelas Retina.

Adapun target produksi tambang emas masih belum ditetapkan. Sementara untuk operasional batubara, INDY mencatat produksi sebesar 22,2 juta ton hingga kuartal III-2025, dengan perkiraan total produksi batubara sepanjang 2025 akan mencapai 30 juta ton.

Sekadar mengingatkan, emiten pertambangan ini pada 9 bulan pertama 2025 anjlok 99% ke US$497 ribu dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu alias year on year (YoY). Performa INDY terutama ditekan oleh penurunan pendapatan, utamanya akibat penurunan harga rata-rata batu bara dan volume penjualan perseroan.

Sementara pendapatannya sebesar US$1,4 miliar atau turun 19% (YoY), lebih rendah dari US$1,78 miliar yang diraih pada periode yang sama tahun lalu. Namun beban pokok kontrak dan penjualan mengecil dari US$1,51 miliar selama 9M24 menjadi US$1,24 miliar selama sembilan bulan pertama tahun ini. 

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |