Breaking! Harga Emas Masuki Sejarah Baru, Tembus Level US$4.100

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya menembus level psikologis baru sekaligus rekor tertinggi sepanjang masa. Harga emas menembus US$4.100 per troy ons, mencapai level tertinggi di tengah kekhawatiran perdagangan dan optimisme penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Pada perdagangan kemarin, Senin (13/10/2025), harga emas dunia melejit 2,31% di level US$4.110,12 per troy ons. Penutupan ini berhasil mendorong emas meninggalkan level psikologis US$4.000 per troy ons dan menjadi level tertinggi sepanjang sejarah.

Pada perdagangan hari ini Selasa (14/10/2025) hingga pukul 6.15 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,08% di posisi US$4.106,87 per troy ons.

Harga emas menembus US$4.100 per troy ons untuk pertama kalinya pada hari Senin, mencapai rekor tertinggi baru di tengah ketegangan perdagangan AS dengan China yang kembali terjadi dan ekspektasi penurunan suku bunga AS, sementara perak juga naik ke level tertinggi sepanjang masa.

Harga emas telah melejit 56% di sepanjang tahun ini dan mencapai level US$4.000 per troy ons untuk pertama kalinya minggu lalu, didorong oleh faktor-faktor termasuk ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan pembelian bank sentral yang kuat.

"Emas dapat dengan mudah melanjutkan momentum kenaikannya. Kita bisa melihat harga di atas US$5.000 per troy ons pada akhir tahun 2026," ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

Pembelian dana bank sentral yang stabil, arus masuk ETF yang kuat, ketegangan perdagangan AS-China, dan prospek penurunan suku bunga AS memberikan dukungan struktural bagi pasar, tambah Streible.

Di sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump kembali memicu ketegangan perdagangan dengan China pada hari Jumat, mengakhiri gencatan senjata yang tidak nyaman antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Sementara itu, para pedagang memperkirakan probabilitas 97% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober dan peluang 100% pada bulan Desember. Emas, aset yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.

Analis di Bank of America (BoA) dan Societe Generale kini memperkirakan emas akan mencapai US$5.000 per troy ons pada  2026, sementara Standard Chartered telah menaikkan proyeksinya menjadi rata-rata US$4.488 per troy ons tahun depan.

"Reli ini menurut kami masih memiliki potensi, tetapi koreksi jangka pendek akan lebih sehat untuk tren naik jangka panjang," ujar Suki Cooper, kepala riset komoditas global di Standard Chartered Bank.

Pages

Read Entire Article
| | | |