Bola.com, Malang - Arema FC baru menelan kekalahan dari tamunya Dewa United dalam lanjutan BRI Super League 2025/2026 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (13/9/2025). Arema FC bermain buruk dan harus menyerah 1-2 dari Dewa United.
Sebenarnya, Arema FC membuat beberapa peluang dalam laga ini, terutama di babak pertama. Namun, ada indikasi persaingan antara dua pemain asing, yakni Dalberto Luan dan Ian Puleio.
Bermula dari Dalberto yang melakukan finishing tanpa melihat Ian yang dalam posisi bebas. Beberapa menit berselang, Ian yang melakukan hal itu.
Apesnya, finishing dua pemain itu di babak pertama tak ada yang bisa menembus gawang Dewa United. Dua pemain itu juga sempat saling berteriak dalam bahasa Portugis.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Ada Persaingan karena Ego
Usai pertandingan, pelatih Arema FC, Marcos Santos, mencoba meluruskan apa yang terjadi. Menurutnya, jika tidak ada persaingan diantara dua pemain tersebut.
“Ian dan Dalberto tidak ada masalah. Mereka kompak dalam latihan dan pertandingan. Mungkin dalam pertandingan itu mereka ingin finishing cepat," ujar Marcos Santos.
"Jadi tidak ada kesempatan melihat siapa yang dalam kondisi tidak dikawal. Itu yang membuat terlihat tidak kompak,” kata pelatih asal Brasil tersebut.
Saat ini, Dalberto jadi andalan utama di lini depan Arema FC. Dia mengemas 7 gol dan memimpin top scorer sementara. Sedangkan Ian beroperasi sebagai penyerang sayap. Dia belum mencetak gol. Namun, tugas utamanya melayani Dalberto.
Berada di Arema FC, Ian bukan gerbong pemain yang berasal dari Brasil. Dia merupakan satu-satunya pemain asing yang berasal dari Argentina. Namun, sang pelatih menegaskan jika perbedaan negara tidak jadi persoalan di tim Singo Edan.
“Di luar lapangan, mereka berteman baik,” jelasnya.
Hal Biasa dalam Latihan Arema
Sebenarnya, dalam sesi latihan sudah sering terdengar teriakan pemain asing. Ada kalanya terjadi perbedaan pendapat terkait pola permainan. Namun, manajemen meyakini pelatih Marcos Santos bisa meredam ego masing-masing pemain.
“Kami melihat pelatih saat ini bisa menangani ego pemain,” kata General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi.
Saat melawan Dewa United, teriakan pemain terdengar jelas karena situasi Stadion Kanjuruhan tergolong sepi. Hanya 800 penonton yang datang.
Ini kali pertama laga home Singo Edan dibawah seribu penonton. Padahal, pertandingan lawan Dewa United digelar saat akhir pekan.