Jakarta, CNBC Indonesia - Perang saudara di Sudan bergerak memasuki babak baru setelah pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) memperluas fokus operasi mereka ke wilayah timur, hanya beberapa minggu setelah memperkuat kendali atas Darfur.
Pergeseran ini menandai meningkatnya eskalasi dalam perang saudara yang telah berlangsung selama dua setengah tahun dan menambah ancaman terhadap wilayah yang menjadi penyangga antara Darfur dan area yang masih dikontrol militer Sudan.
Serangan drone yang makin sering terjadi serta pergerakan pasukan dan persenjataan dari kedua kubu menunjukkan bahwa Kordofan, yang terdiri dari tiga negara bagian, kini menjadi pusat pertempuran berikutnya. Kawasan tersebut memisahkan Darfur yang dikuasai RSF di barat dan wilayah timur Sudan yang masih berada di bawah kendali militer.
RSF menerima proposal gencatan senjata dari Amerika Serikat pekan lalu setelah kecaman internasional terkait laporan pembunuhan massal warga sipil saat mereka merebut al-Fashir, posisi terakhir militer di Darfur. Namun, militer Sudan belum menyetujui proposal tersebut dan pertempuran terus berlanjut.
Adapun pergerakan RSF ke Kordofan dimulai bersamaan dengan jatuhnya al-Fasher. Pasukan RSF merebut kota Bara di Kordofan Utara, sebuah jalur strategis yang menghubungkan Darfur dengan Sudan bagian tengah. Militer baru saja merebut kembali kota itu dua bulan sebelumnya.
Menurut Amy Pope, Kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sebanyak 50.000 orang telah mengungsi dari wilayah Kordofan sejak kota itu direbut RSF.
Para penyintas dari Bara memberikan gambaran serupa dengan laporan-laporan dari al-Fashir: serangan balasan dan eksekusi singkat terhadap warga yang dituduh mendukung militer. Mereka hanya memberikan nama depan karena takut pembalasan terhadap keluarga.
"Saya diberitahu, 'kalian merayakan dengan tentara ... kami harus membunuh kalian'," kata Khalil, yang berhasil melarikan diri ke Omdurman, dilansir Reuters, Jumat (14/11/2025).
Ia mengaku duduk berjejer dengan delapan pria lain saat seorang prajurit RSF melepaskan tembakan di mana dua orang tewas.
Seorang penyintas lain, Ismail, menggambarkan bagaimana ia bersembunyi di dalam rumah ketika pria-pria dieksekusi di jalan. Ia akhirnya bisa melarikan diri setelah membayar seorang pejuang RSF untuk mengantar keluarganya keluar kota.
Mohamed, penyintas ketiga, mengatakan bahwa ia mendengar ayahnya berusaha melawan sebelum ditembak mati di depan pintu rumah. Sekelompok pejuang RSF kemudian masuk, memukulinya, dan meminta uang serta emas. Ia kabur dengan berjalan kaki, bersembunyi dari kendaraan dan para pejuang.
Kelompok aktivis Emergency Lawyers melaporkan ratusan orang tewas di Bara.
Dimintai tanggapan, seorang pemimpin RSF mengatakan bahwa militer telah "menghalangi setiap upaya perdamaian".
"Area manapun yang ditempati tentara adalah target yang sah dan kami akan menyerang di wilayah mana pun di Kordofan, Khartoum, atau Port Sudan," ujarnya.
Peningkatan Pengerahan Militer
El Obeid, ibu kota Kordofan Utara dan salah satu kota terbesar di Sudan, diperkirakan menjadi target pertempuran berikutnya. Dua saksi mata mengatakan mereka melihat militer dan pasukan sekutu mengumpulkan personel dan peralatan di kota itu awal pekan ini, sementara RSF telah berada di sisi timur.
Di negara bagian Kordofan Barat, warga melaporkan bahwa kota Babanusa, lokasi pangkalan besar militer, telah dikepung pasukan RSF, sementara sebagian besar penduduk sudah mengungsi lebih dulu karena pertempuran sebelumnya.
Sementara itu di Kordofan Selatan, RSF dan kelompok bersenjata SPLM-N mengepung militer di kota Kadugli dan al-Dalanj. Seorang sumber SPLM-N mengatakan pertempuran meningkat sejak pengepungan tersebut.
Badan pemantau kelaparan global menilai pekan lalu bahwa Kadugli telah mengalami kelaparan sejak September, dan al-Dalanj kemungkinan mengalami kondisi serupa, mirip dengan situasi saat al-Fashir diserang.
Tanda-tanda peningkatan militer juga terlihat di tempat lain. Seorang saksi di Port Sudan melaporkan meningkatnya kedatangan pesawat kargo, sementara dua sumber militer mengatakan pesawat-pesawat itu membawa muatan militer. Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri! Perang Saudara Picu Pembantaian Massal di Sini, 300 Orang Tewas































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)



:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5244173/original/074731200_1749138686-20250605BL_Timnas_Indonesia_Vs_China_Kualifikasi_Piala_Dunia_2026-23.JPG)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5292881/original/016928800_1753267680-WhatsApp_Image_2025-07-23_at_17.02.21.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4898393/original/053288100_1721642600-20240722AA_Piala_Presiden_2024_Persis_Solo_Vs_PSM_Makssar-5.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5290440/original/054693900_1753109793-20250721AA_Piala_AFF_U-23_Indonesia_U-23_Vs_Malaysia-19.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4896038/original/084684500_1721382890-20240719AA_Pembukaan_Piala_Presiden_Persib_Vs_PSM-14.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289104/original/019007300_1753020520-WhatsApp_Image_2025-07-20_at_7.39.14_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5295668/original/003518200_1753490643-vie_2.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3957361/original/093030200_1646815485-Persebaya_Surabaya_-_Ernando_Ari_dan_Koko_Ari_Araya.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5255125/original/011605200_1750149296-_Timnas_Indonesia_U-23_-_Jens_Raven__Dony_Tri_Pamungkas__Kdek_Arel_Priyatna__background_Gerald_Vanenburg_copy.jpg)