Jakarta, CNBC Indonesia - China dilaporkan mengancam akan memblokir penjualan lebih dari 40 pelabuhan milik CK Hutchison yang berbasis di Hong Kong kepada BlackRock dan Mediterranean Shipping Company (MSC). Hal ini dilaporkan Wall Street Journal, Jumat (18/7/2025), mengutip sejumlah sumber.
Dalam laporan tersebut, pengancaman ini dilakukan jika perusahaan pelayaran China, Cosco, tidak mendapatkan saham pasca pembelian. Para pejabat Beijing bahkan telah mengetahui langkah-langkah pemblokiran tersebut.
"Para pejabat China telah memberi tahu BlackRock, MSC, dan Hutchison bahwa jika Cosco tidak diikutsertakan dalam kesepakatan, Beijing akan mengambil langkah-langkah untuk memblokir rencana penjualan pelabuhan-pelabuhan tersebut oleh Hutchison," demikian menurut surat kabar tersebut.
CK Hutchison, perusahaan milik taipan Li Ka Shing, pada bulan Maret mengumumkan akan menjual 80% sahamnya di bisnis pelabuhan, yang mencakup 43 pelabuhan di 23 negara. Bisnis ini memiliki nilai perusahaan sebesar US$ 22,8 miliar (Rp 372 triliun), termasuk utang.
Di sisi lain, MSC yang dikelola keluarga Aponte, salah satu grup pengiriman peti kemas terkemuka dunia, merupakan investor utama dalam grup yang ingin membeli pelabuhan-pelabuhan tersebut. Sejauh ini, baik MSC dan Blackrock terus membuka peluang pengambilan saham bagi Cosco ke CK Hutchison.
"Namun, para pihak kemungkinan tidak akan mencapai kesepakatan sebelum batas waktu 27 Juli yang telah disepakati sebelumnya untuk pembicaraan eksklusif antara BlackRock, MSC, dan Hutchison," tambah laporan itu.
BlackRock menolak berkomentar terkait laporan tersebut ketika dihubungi Reuters. CK Hutchison, MSC, dan Cosco tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Namun, Pemerintah China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian, menegaskan bahwa Beijing tidak akan pernah terlibat dalam penggunaan ancaman dengan paksaan untuk sebuah kesepakatan bisnis yang dirancang secara tepat.
"China selalu dengan tegas menentang penggunaan paksaan ekonomi, hegemoni, intimidasi, dan pelanggaran hak serta kepentingan sah negara lain," tuturnya.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puncak Arus Balik Via Kapal Laut Diprediksi 7 April 2025