Jakarta, CNBC Indonesia - Pesawat jet menjadi salah satu armada tempur tercanggih di udara saat ini, di mana selain kecepatannya yang paling kencang, jet juga dapat lihai menerabas udara di dunia.
Jet termasuk pesawat terbang yang menggunakan mesin jet. Tidak seperti halnya pesawat biasa yang menggunakan baling-baling, jet umumnya terbang pada ketinggian 10.000 sampai 15.000 meter. Pada ketinggian ini, jet dapat mencapai efisiensi maksimum.
Tak hanya menjadi yang paling cepat, teknologinya juga terbilang canggih. Teknologi canggih pada pesawat jet meliputi mesin turbofan bypass tinggi yang lebih efisien, avionik modern, kemampuan siluman (perang rahasia), dan integrasi dengan drone dalam konsep tim (manned-unmanned teaming).
Sebagian besar pesawat jet subsonik modern menggunakan mesin turbofan bypass tinggi yang lebih efisien dibandingkan mesin turbojet awal.
Bahkan, jet tempur generasi mendatang dirancang untuk bekerja sama dengan drone yang dilengkapi sensor dan senjata.
Di dunia ini, tentunya ada beberapa negara yang memiliki jet tempur cukup banyak dan canggih. Berdasarkan data dari World Popular Review, Amerika Serikat (AS) memiliki jumlah pesawat tempur canggih yang jauh lebih banyak daripada angkatan bersenjata lain di dunia, yakni mencapai 2.300-an.
Negeri Paman Sam ini memiliki jumlah pesawat generasi kelima yang jauh lebih banyak daripada angkatan bersenjata lain. F-35 Lightning II yang diproduksi oleh divisi Skunk Works Lockheed Martin adalah pesawat tempur siluman pertama yang diproduksi dalam jumlah besar dan telah memberikan keuntungan besar bagi AS dan sekutunya.
Jika AS berada diurutan pertama dalam jumlah jet tempur, maka urutan kedua ada China, di mana militer udara China yakni People's Liberation Army Air Force (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat/PLAAF) memiliki jet tempur sebanyak 1.900-an.
Sedangkan Rusia, yang kerap menjadi saingan terbesar AS, harus menerima di peringkat ketiga dan berada di bawah China, di mana jumlah jet tempurnya mencapai 1.000-an.
Berikut lima negara dengan jumlah armada jet tempur terbanyak di dunia.
Jika berbicara jet tempur, tentunya juga membahas teknologinya. AS, China, dan Eropa sedang mengembangkan pesawat dengan kecerdasan buatan terintegrasi, kemampuan komando digital, dan otonomi penuh di medan tempur.
Mereka Tak lagi mengandalkan kecepatan atau siluman saja, jet ini dirancang sebagai pusat kendali peperangan yang bisa menghubungkan drone, pasukan darat, hingga sistem satelit. Hingga kini, AS masih menjadi juru kunci teknologi canggih di jet tempur.
Amerika Serikat: Keunggulan Teknologi & Dominasi Rantai Pasok
AS masih jadi benchmark. Lewat program Next-Generation Air Dominance (NGAD), Washington sedang menyiapkan jet tempur F-47, yang akan menggantikan F-22 dan F-35. Jet ini bukan hanya siluman, tapi juga pusat komando udara dengan AI onboard yang mampu mengambil keputusan secara mandiri dalam hitungan detik.
F-47 dirancang untuk beroperasi bersama drone, memiliki radius tempur lebih dari 1.000 mil laut, dan diprediksi aktif sebelum 2030. Kekuatan AS tidak hanya terletak pada teknologinya, tapi juga sistem logistik global dan aliansi militer yang solid seperti NATO.
China: Fokus Pasifik dan Dominasi Wilayah
China mengklaim telah melakukan uji coba terhadap J-36, jet tempur generasi keenam yang digadang sebagai tandingan F-47. Radius tempurnya mencapai 1.500 mil laut, dan dilengkapi kokpit ganda untuk pengendalian drone secara real-time. Jet ini dikembangkan untuk mengintai dan membayangi armada AS seperti B-21 Raider.
Beijing melihat penguasaan langit di kawasan Asia Timur dan Pasifik sebagai strategi pertahanan utama. Dengan kapasitas manufaktur besar dan alokasi dana pertahanan yang agresif, pengembangan jet generasi keenam menjadi bagian dari ambisi jangka panjang China sebagai kekuatan global.
Eropa & Jepang: Aliansi Teknologi lewat GCAP Tempest
Proyek GCAP Tempest menjadi strategi Eropa untuk tidak tertinggal. Inggris, Italia, dan Jepang bergabung mengembangkan jet yang diproyeksikan aktif pada 2035. Tempest ditargetkan memiliki kecepatan lebih dari Mach 2, mampu membawa hingga 10.000 pon senjata internal, dan terbang lintas Atlantik tanpa pengisian bahan bakar.
Eropa mungkin lebih lambat dari AS dan China, tapi kekuatan mereka ada pada pendekatan kolaboratif, integrasi antarnegara, dan pengalaman bertempur lewat Eurofighter Typhoon. Masuknya Jepang ke proyek ini menunjukkan arah geopolitik baru yakni Asia Timur kini ikut merancang standar teknologi militer dunia.
Korea Selatan: Pendatang Serius, Modal Teknologi & Mitra Strategis
Korea Aerospace Industries (KAI) telah mendeklarasikan rencana pengembangan jet tempur generasi keenam, meski tanpa nama resmi sementara disebut KF-XX. Basis teknologinya berasal dari jet generasi 4.5 KF-21 Boramae dan berbagai UAV canggih yang sudah dalam tahap produksi.
Korea memprioritaskan sistem crewed-uncrewed teaming, di mana jet tempur berawak akan bertempur berdampingan dengan drone. Meski belum ada detail resmi soal kecepatan atau radius tempur, ambisi ini menunjukkan bahwa Seoul tak lagi sekadar mengikuti, tapi siap berinvestasi jangka panjang sebagai pemain baru di langit global.
Ada Jet Tempur, Ada Jet Bomber
Bicara pesawat jet tak hanya soal jet tempur saja, tetapi juga ada jet pengebom atau jet bomber. Pesawat ini berperan sebagai alat utama dalam sistem pertahanan strategis negara besar dan dirancang untuk menempuh jarak sangat jauh dan membawa muatan persenjataan dengan kapasitas tinggi.
Saat ini, hanya ada tiga kekuatan yang memiliki pesawat pengebom kelas serang strategis jarak jauh. Negara-negara di dunia yang memiliki armada pengebom operasional hanyalah China, AS, dan Rusia.
AS memang tidak berada di puncak perbandingan ini dalam hal kuantitas, tetapi merupakan satu-satunya negara yang memiliki pesawat pengebom siluman dan superberat seperti B-52. "BUFF" telah beroperasi selama hampir satu abad dan masih tak tertandingi.
Salah satu aset strategis paling berharga dan signifikan di seluruh militer AS adalah armada kecil 19 pesawat Northrop Grumman B-2 Spirits. B-2 adalah satu-satunya platform generasi kelima dari tiga angkatan udara.
Sementara itu di China, meskipun saat ini belum ada pesawat pengebom siluman PLAAF yang terdokumentasi, tetapi kebocoran media sosial baru-baru ini menunjukkan foto-foto yang tampaknya merupakan prototipe pesawat yang sedang terbang.
Berikut negara dengan jumlah armada jet bomber terbanyak di dunia.
Pesawat turboprop Tupolev Tu-95 Bear dan X'ian H-6 bermesin jet merupakan platform utama armada pesawat pengebom China dan Rusia. Serupa dengan Boeing (sebelumnya Rockwell) B-1B Lancer, angkatan udara strategis Rusia memiliki pesawat supersonik Tu-22M Backfire dan Tu-160 Blackjack.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5319082/original/060228700_1755504247-pspr.jpg)


:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5174412/original/075301900_1742925564-20250325AA_Timnas_Indonesia_Vs_Bahrain-17.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5266615/original/085018800_1751010970-Dari_Kiri__Valdeci_Moreira__Paulinho_Moccelin_melakukan_pemanasan_dengan_fisioterapi_Arema__Reta_Arroyan_di_stadion_kanjuruhan.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5259276/original/014362300_1750420330-BRI_Liga_1_-_Ilustrasi_Logo_Persis_Solo_untuk_Liga_1_2025_2026_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4807745/original/019542300_1713660112-GLnO89ib0AAGnhR.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1475895/original/016930400_1484721828-Persijap_Jepara.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4924420/original/086234700_1724251644-083A7144.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266503/original/032650000_1751005437-mikehauptmeijer-780x470.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2963260/original/047713400_1573374816-sys-39c8960fc371b16aaf7b335a8dcf9abb.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5264591/original/019383600_1750859342-20250625IQ_Latihan_Timnas_Putri-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5266889/original/036408900_1751021783-IMG-20250627-WA0045_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4310007/original/046189700_1675237708-000_338366B.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285579/original/071930200_1752717808-ChatGPT_Image_Jul_16__2025__11_01_37_AM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266951/original/005606600_1751029614-1750998543366-WELCOME_COACH_DE_ROO__WEB__.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/4912935/original/030105800_1723120667-Latihan_Timnas_Indonesia_U-17_4.JPG)


