Demo Reda: IHSG dan Rupiah Siap Uji Kekuatan dan Tantang Sentimen Amerika

17 hours ago 3
  • Pasar keuangan RI pekan lalu bergerak beragam di mana IHSG dan Rupiah masih bertahan hijau, tetapi obligasi dijual investor.
  • Wall Street mulai kontraksi setelah menyentuh All Time High (ATH) akibat rilis data ketenagakerjaan turun signifikan.
  • Pasar keuangan RI tampaknya akan kembali menguat seiring mereda-nya demo dan peluang pemangkasan suku bunga the Fed naik bulan ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan pertama September 2025, pasar keuangan RI bergerak beragam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah bertahan di zona hijau, tetapi obligasi ramai dijual investor.

Memasuki pekan kedua bulan ini, demo sudah mereda, tetapi pasar Tanah Air masih akan dipengaruhi sejumlah sentimen baik dari dalam maupun luar negeri, selengkapnya silahkan dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Perdagangan pasar pekan lalu terbilang cukup pendek, hanya berlangsung empat hari karena pada Jumat (5/9/2025) memperingati hari lahir atau Maulid Nabi Muhammad.

Sepanjang pekan pendek itu (1-4 September 2025), IHSG mampu bertahan di zona penguatan sebesar 0,47% menuju posisi 7.867,34.

Pada Jumat nilai transaksi masih tetap ramai mencapai Rp14,09 triliun, melibatkan 39,87 miliar lembar saham yang berputar 1,92 juta kali. Adapun sebanyak 260 saham menguat, 398 saham melemah, sisanya 147 saham stagnan.

IHSG pada awal pekan lalu sempat terkontraksi dalam akibat demo yang memanas, tetapi mampu bangkit kembali ke atas level 7800 dan mengakhiri candle mingguan berbalik hijau, berbanding terbalik dengan dua minggu sebelumnya yang merah.

Namun ada catatan, Investor asing kembali jualan dengan porsi cukup besar mencapai Rp5,28 triliun di keseluruhan pasar saham dalam seminggu.

Meski begitu, dari pasar nilai tukar, rupiah tampak masih relatif bertahan dengan penguatan sepekan sebesar 0,42% ke posisi Rp16.415/US$. Rupiah membalikkan tren negatif pada dua pekan sebelumnya.

Sayangnya, kinerja rupiah yang menguat, berbanding terbalik gerak obligasi acuan RI bertenor 10 tahun yang ramai dijual investor.

Terpantau dari imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 Tahun yang menguat pada pekan lalu menjadi 6,4% dari pekan sebelumnya 6,322% atau posisi terendah sejak September 2023.

Sebagai catatan, imbal hasil SBN berbanding terbalik dengan harga. Imbal hasil yang sedang naik, artinya SBN tengah dijual oleh investor yang membuat harga-nya turun.

Data Bank Indonesia mencatat, ada net outflow sebesar Rp 7,69 triliun di SBN pada 1-3 September 2025. Net outflow ini adalah yang tertinggi sejak awal April 2025.

Pages

Read Entire Article
| | | |