Desain Teknis Diluncurkan, Proyek Gas Raksasa RI Dipatok Nyembur 2029

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Jepang, Inpex Corporation, akhirnya resmi meluncurkan Front-End Engineering Design (FEED) atau desain teknis atau rekayasa Onshore LNG (OLNG) untuk proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku, pada hari ini, Rabu (09/04/2025) di Jakarta.

Dengan mulai diluncurkannya FEED pada hari ini, keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/ FID) proyek ini ditargetkan dilakukan pada tahun depan, sehingga proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2029.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto.

"Sejalan dengan itu, kami ingin menegaskan kembali komitmen SKK Migas untuk mempercepat proyek ini menuju target utama on stream (beroperasi) pada tahun 2029," jelasnya dalam Launching OLNG FEED Masela di Jakarta, Rabu (09/04/2025).

Djoko mengatakan, peluncuran desain teknis OLNG Masela bisa mempererat kolaborasi antara Inpex dengan partnernya yakni Pertamina dan Petronas dalam mendorong progres pengembangan Blok Masela.

"Harapannya, dengan tetap menjunjung tinggi semangat kolaborasi dan profesionalisme yang telah ditunjukkan oleh Inpex dan mitranya di Asia, marilah kita laksanakan setiap tahapan pekerjaan dengan rasa urgensi yang kuat," tambahnya.

Selain itu, Djoko menyebutkan pihaknya mengapresiasi upaya Inpex bersama dengan Pertamina dan Petronas dalam mendorong melakukan progres pengembangan Masela.

Pada kesempatan khusus ini, kami ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Inpex dan mitra-mitranya, yakni, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Petronas atas komitmen kuat dan upaya berdedikasi tinggi dalam mendorong kemajuan proyek Abadi," ucapnya.

"Inisiasi FEED OLNG ini akan menjadi tonggak penting, sekaligus membawa proyek Abadi lebih dekat ke fase berikutnya, yaitu pengiriman tepat waktu, sesuai anggaran, sesuai jadwal, dan dengan standar keselamatan tertinggi. Inisiasi ini juga diharapkan dapat meletakkan dasar yang kokoh untuk mencapai keputusan investasi akhir tahun depan," tandasnya.

Blok Masela

Sebagaimana diketahui, Inpex merupakan pemegang hak partisipasi (Participating Interest/ PI) terbesar di Blok Masela yakni mencapai 65%.

Sebelumnya, Inpex ditemani oleh Shell Upstream Overseas Services dengan kepemilikan 35%. Namun sayangnya, Shell memutuskan hengkang dari Proyek Gas Abadi tersebut.

Tapi kemudian 35% saham Shell ini diambil oleh PT Pertamina Hulu Energi melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) sebesar 20% dan Petronas 15%.

Perjanjian jual beli hak partisipasi dari Shell ke Pertamina dan Petronas ini ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM atas pengalihan PI diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2023.

Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Adapun potensi gas dari Lapangan Abadi ini diperkirakan 6,97 triliun kaki kubik (TCF) gas.

Kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/ PSC) Masela yang ditandatangani pada 1998 lalu dan telah diperpanjang hingga 2055 ini berpotensi menghasilkan 9,5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) gas pipa. Selain itu Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35.000 barel per hari.

Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deep water, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya. Selain itu pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.

Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.

Adapun perkiraan awal investasi dari Proyek Kilang LNG Masela di darat ini mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 340 triliun (asumsi kurs Rp 17.000 per US$).


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Berkurang, Ini Jurus Badak NGL Amankan Pasokan Gas

Next Article Rosan Ungkap Inpex Mulai Konstruksi Proyek Gas Raksasa Masela di 2025

Read Entire Article
| | | |