Diam-Diam Awak Kapal Perikanan RI Banyak Diincar Negara Lain

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan tenaga kerja Awak Kapal Perikanan (AKP) dan/atau Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia terus menguat di pasar internasional. Sejumlah negara, mulai dari Italia hingga Jepang dan Korea, membuka kuota besar bagi ABK Indonesia karena kualitas dan sertifikasi yang telah diakui secara global.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP, I Nyoman Radiarta mengatakan, besarnya minat negara lain tercermin dari kuota yang diminta, sebagaimana yang ditargetkan Menteri Perlindungan Pekerja Migran (P2MI) Mukhtarudin, mengirim hingga 50 ribu ABK ke Italia.

Menurut Nyoman, Italia bukan satu-satunya negara yang memburu ABK dan/atau Awak Kapal Perikanan Indonesia. Korea dan Jepang juga membuka kuota besar, meski pemenuhannya tidak selalu mudah.

"Kalau saya perhatikan kuota di setiap negara, tidak hanya di Italia, di Korea, di Jepang memberikan kuota yang cukup besar untuk Awak Kapal Perikanan Indonesia, sekitar 20.000, 30.000 orang. Namun, kita bahkan untuk awak kapal perikanan sendiri itu kadang-kadang tidak sampai nyentuh kuota tersebut," kata Nyoman dalam Konferensi Pers di Media Center KKP, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Ia menegaskan, tingginya minat tersebut didorong oleh pengakuan internasional terhadap sertifikasi awak kapal perikanan Indonesia yang diterbitkan oleh KKP.

"Dan kenapa ini menjadi, kenapa Italia, kenapa Korea, kenapa negara lain memberikan kuota itu kepada Indonesia? Karena kita memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Indonesia, oleh KKP, ini sudah direcognize oleh internasional. Jadi itu sudah direcognize oleh internasional," jelasnya.

Pengakuan itu bahkan diperkuat melalui kerja sama pengakuan bersama di sejumlah negara.

"Bahkan di negara-negara tertentu seperti di Portugal ya, kalau tidak salah di Portugal, kita sudah memiliki MRA (Mutual Recognition Agreement) dalam rangka penyiapan awak kapal ikan tersebut," sambung dia.

Meski peluang luar negeri terbuka lebar, Nyoman mengakui pemenuhan kuota besar menjadi tantangan, karena KKP juga harus menjaga kebutuhan ABK di dalam negeri.

"Jadi kita tidak hanya melirik pasar luar negeri, pasar dalam negeri, tadi saya sampaikan, seribu kapal kita mau cari orang di mana kalau semua ke luar negeri? ini menjadi tantangan juga bagi KKP," ucap dia.

Untuk itu, KKP terus memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dalam penyiapan dan sertifikasi ABK.

"Kalau dibilang bagaimana sinergitas antara KKP dalam hal ini BPSDMKP dengan KP2MI kita sudah menandatangani.. antara Menteri KKP dan Menteri KP2MI sudah menandatangani MOU. Kami di level bawah, di level eselon 1 hampir seluruh sudah memiliki kesepakatan," katanya.

Nyoman menambahkan, penyiapan ABK dilakukan secara berkelanjutan melalui pelatihan dan pendidikan vokasi.

"Karena pengiriman awak kapal perikanan tersebut, ini kan mereka harus memiliki sertifikasi khusus untuk bisa bekerja di sana, dan mereka harus mengikuti itu," terang dia.

"Jadi diidentifikasi terus, dilakukan terus pelatihan, baik oleh masyarakat umum, ataupun melalui pemenuhan melalui politeknik-politeknik yang kami miliki," tandas Nyoman.

Sebelumnya, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menyoroti peluang besar permintaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Eropa, khususnya Italia, yang akan membuka lowongan besar-besaran pada tahun depan.

"Uni Eropa, di Italia tahun depan itu membuka 500 ribu untuk pekerja migran seluruh dunia, mereka buka 500 ribu lowongan, 500 ribu orang," sebut Mukhtarudin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Ia pun menargetkan Indonesia dapat mengisi sekitar 10% dari kebutuhan tersebut.

"Kita mungkin akan mengisi sekitar 50 ribu lah dari Italia, untuk sektor-sektor seperti ABK Kapal Pesiar, Perawat, kemudian Hospitality, dan lain-lain," ucap dia.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |