Dicaplok China Direbut Belanda, Ini Bisnis Nexperia

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Secara tiba-tiba, pemerintahan Belanda mengambil alih kendali Nexperia dari perusahaan China. Langkah ini diambil dengan menerapkan undang-undang darurat yang disebut jarang digunakan.

Aturan itu disebut untuk menghentikan risiko keamanan ekonomi Belanda dan Eropa dari tata kelola yang kurang serius. Menurut pejabat setempat, keputusan pengambilalihan dilakukan untuk mencegah produk Nexperia tidak tersedia saat keadaan darurat.

"Keputusan bertujuan mencegah situasi saat barang-barang yang diproduksi Nexperia baik produk jadi dan setengah jadi, menjadi tidak tersedia dalam keadaan darurat," jelas pejabat itu, dikutip dari Euro News, Rabu (15/10/2025).

Kementerian Urusan Ekonomi setempat menerapkan undang-undang ketersediaan barang atau Wet beschikbaarheid goederen. Aturan ini memberikan pemerintah Belanda kekuasaan untuk memblokir atau membatalkan keputusan perusahaan serta mengizinkan produksi sehari-hari bisa terus berlanjut.

Langkah ini, menurut para pejabat dilakukan untuk memastikan kesinambungan pasokan Nexperia saat kritis. Selain itu, pengambilalihan dinilai melindungi pengetahuan penting untuk Eropa.

Kementerian juga mengatakan manufaktur masih bisa dilanjutkan. Sementara Belanda bisa memiliki kekuasaan atas keputusan strategis dan tidak melakukan keputusan internal sementara waktu.

Pemilik Nexperia, Wingtech China mengatakan hak kendalinya atas perusahaan telah dibatasi sementara. Namun, manfaat ekonomi kepemilikan tetap tersedia dan nampaknya akan menempuh jalur hukum.

Wingtech mengakuisisi Nexperia melalui Yucheng Holding. Nexperia dicaplok China setelah dilepas oleh Phillips pada 2018. Nexperia menjadi pemasok utama chip Eropa dalam jangka waktu lama. Biasanya chip itu digunakan untuk kendaraan dan peralatan industri.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bos Raksasa China Dihukum Mati Karena Perusahaan Bangkrut

Read Entire Article
| | | |