Digendong BBRI dan BMRI, IHSG Selangkah Lagi Menuju Level 7.000

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin mendekati level 7.000. pada penutupan perdagangan Senin (14/5/2025), IHSG naik 2,15% atau 147 poin ke level 6.979,88. Sebanyak 418 saham naik, 218 turun, dan 166 tidak bergerak.

Nilai transaksi hari ini terbilang ramai, atau mencapai Rp 17,71 triliun yang melibatkan 29,90 miliar saham dalam 1,49 juta kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di zona hijau, kecuali kesehatan yang terkoreksi tipis. Finansial memimpin penguatan dengan kenaikan lebih dari 3,5%. Lalu diikuti utilitas yang naik 2,92%, bahan baku 2,39%, properti 2,27% dan energi 1,61%.

Saham perbankan tercatat menjadi penggerak utama IHSG hingga siang ini. BBRI naik 6,51% ke level 4.090 dan menyumbang 38,22 indeks poin ke IHSG. Lalu BMRI kembali ke level 5.050 dengan kenaikan 5,87% dengan kontribusi 24,65 indeks poin.

BBNI terpantau naik 6,59% ke level 4.370, BBTN naik 6,09% ke 1.220, dan BRIS naik 3,96% ke Rp 2.890.

Selain saham BUMN, bank swasta juga ikut pesta pada perdagangan siang ini. Saham BNGA tercatat naik 5,26%, BBCA 3,06%, BBKP 5,97%, hingga BTPS yang naik 3,59%.

Sebagai informasi, sentimen positif untuk pasar keuangan terakumulasi selama libur panjang perayaan Waisak. Perang dagang berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya sedikit mereda setelah kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara signifikan. Kesepakatan ini mengejutkan banyak pihak karena hasilnya lebih baik dari perkiraan.

Dalam kesepakatan yang dibuat pada Senin (12/5/2025), tarif AS terhadap produk China dipangkas dari 145% menjadi 30%, dan tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.

Baca:
Mitratel (MTEL) & Merdeka Battery (MBMA) Masuk Indeks MSCI Small Cap
Tarif yang turun signifikan ini membuat pasar saham AS bergairah. Pada awal pekan Dow Jones Average Industrial Index (DJI) naik 1200 poin, S&P dan Nasdaq juga masuk ke bull market dan menandai sudah naik 20% lebih dari titik terendahnya.

Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian tersebut sebagai bukti bahwa strategi tarif agresifnya membuahkan hasil, setelah AS membuat perjanjian awal dengan Inggris dan sekarang dengan China.

"Mereka telah setuju untuk membuka China sepenuhnya, dan saya pikir ini akan menjadi fantastis bagi China, saya pikir ini akan menjadi fantastis bagi kita," kata Trump di Gedung Putih, dikutip dari Reuters, Selasa (13/4/2025).

Trump juga menyebut bahwa kesepakatan ini adalah "langkah awal" menuju keadilan dagang jangka panjang.

Kabar baik juga datang dari tingkat inflasi Paman Sam yang lebih baik dari perkiraan. Tingkat inflasi AS secara tahunan (yoy) mencapai 2,3% pada April, lebih rendah dari yang diharapkan dan terendah sejak 2021.

Inflasi sedikit lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan April karena tarif Presiden Trump baru saja mulai menghantam ekonomi AS yang melambat, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa.

Indeks harga konsumen, yang mengukur biaya untuk berbagai macam barang dan jasa, naik 0,2% yang disesuaikan secara musiman untuk bulan tersebut, menjadikan tingkat inflasi 12 bulan pada 2,3%, terendah sejak Februari 2021, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja. Pembacaan bulanan sejalan dengan estimasi konsensus Dow Jones sementara 12 bulan sedikit di bawah perkiraan sebesar 2,4%.

Baca:
GOTO Siapkan Rp3,3 T Buat Buyback Saham, Simak Jadwalnya
Tidak termasuk harga pangan dan energi yang bergejolak, CPI inti juga meningkat 0,2% untuk bulan tersebut, sementara level tahun ke tahun adalah 2,8%. Perkiraannya masing-masing adalah 0,3% dan 2,8%.

Dengan melandainya inflasi, ini akan membuka ruang the Fed bisa lebih cepat menurunkan suku bunga acuan.

Sementara itu, dari dalam negeri ada kabar positif dari regulator yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) yang rencananya akan membuka kode broker, kode domisili, dan transaksi asing di akhir sesi I.

Meskipun bukan secara intraday, ini akan memberi harapan pasar lebih ramai lagi, karena pelaku pasar bisa menilai lebih cepat kemana arah big fund bergerak.

Ditambah, BEI pada 8 Mei lalu sudah resmi mengeluarkan dua aturan terkait liquidity provider, sekaligus merilis lebih dari 400 saham yang sudah memiliki penyedia likuiditas resmi.

Saham-saham tersebut biasanya kurang likuid di pasar. Harapannya dengan adanya penyedia likuiditas, saham-saham itu bisa diperdagangkan lebih aktif lagi, dan tentunya bisa mendorong likuiditas di pasar semakin meningkat.

Harapannya harga saham juga bisa lebih stabil, meredam volatilitas yang terlalu tinggi, serta meningkatkan transparansi dan anti manipulasi di pasar modal Tanah Air.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lanjut Reli, IHSG Menguat 1% & Tembus Level 6.900

Next Article IHSG Gagal Lagi Balik ke 7.100, Sektor Ini Biang Keroknya

Read Entire Article
| | | |