Gagal Terbang ke US$3.500: Harga Emas Malah Hancur Lebur, Jatuh 1,3%

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas ambruk usai menyentuh level psikologis US$3.500 per troy ons. Menguatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) hingga isyarat meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menyebabkan jatuhnya harga emas.

Pada perdagangan kemarin, Selasa (22/4/2025), harga emas dunia di pasar spot terperosok 1,25% di level US$3.381,49 per troy ons. Pelemahan terjadi usai harga emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 per troy ons.

Pada perdagangan hari ini Rabu (23/4/2025) hingga pukul 06.18 WIB, harga emas dunia di pasar spot turun 1,09% di posisi US$3.344,68 per troy ons.

Harga emas turun lebih dari 1% pada perdagangan Selasa setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.500 per troy ons di awal sesi. Penurunan emas terjadi usai komentar Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang mengisyaratkan mencairnya ketegangan perdagangan AS-China memicu optimisme dalam ekuitas dan memperkuat dolar.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dalam pidatonya pada hari Selasa bahwa pertikaian tarif yang sedang berlangsung terhadap China tidak dapat dipertahankan dan ia mengharapkan "de-eskalasi" dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.

"Komentar (dari Menteri Keuangan AS) sore ini yang mengisyaratkan kemungkinan mencairnya perang dagang dengan China, benar-benar menjadi alasan (emas) mulai dijual," ujar Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Komentar Bessent mendorong saham AS melonjak lebih dari 2%, dan dolar bangkit kembali, setelah ia menyebut kebuntuan tarif tidak berkelanjutan. Hal ini yang mendorong sebagian investor emas memindahkan asetnya ke aset yang beresiko seperti saham.

Pada perdagangan kemarin Selasa (22/4/2025), indeks dolar (DXY) naik 0,65% di level 98,92 terhadap para pesaingnya, membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Reli di pasar saham dan indeks dolar AS hari ini berdampak negatif bagi pasar emas," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Sementara itu, harga emas spot, yang naik 29% sepanjang tahun ini, mencapai rekor tertinggi ke-28 pada hari Selasa saat melonjak ke angka US$3.500 per troy ons untuk pertama kalinya.

JPMorgan memperkirakan reli akan terus berlanjut, memproyeksikan bahwa emas akan melampaui US$4.000 per ons tahun depan di tengah meningkatnya risiko resesi, tarif AS yang lebih tinggi, dan ketegangan perdagangan AS-China yang terus berlanjut, menurut catatan bank tersebut pada hari Selasa.

Para pelaku pasar juga akan mencermati pidato beberapa pejabat The Federal Reserve (The Fed) pada akhir minggu ini, berharap mendapatkan wawasan tentang kebijakan moneter masa depan di tengah kekhawatiran tentang independensi bank sentral.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil bertindak sebagai nilai lindung terhadap ketidakpastian global dan inflasi dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.

Indeks kekuatan relatif (RSI) emas berada pada angka 74, yang menunjukkan bahwa logam tersebut terlalu banyak dibeli.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |