Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus baru virus Covid-19 kembali melonjak. Kali ini subvarian NB.1.8.1 yang juga dijuluki varian Nimbus menjadi biang kerok penyebarannya di seluruh dunia.
Kasus-kasus varian tersebut telah dilaporkan di negara-negara Asia, termasuk Thailand, Indonesia, dan China. Sementara itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mencatat 13 kasus pertama di Inggris minggu lalu.
Meski kasus Covid melonjak, jumlah kasus sebenarnya tidak diketahui, mengingat adanya penurunan signifikan dalam jumlah orang yang melakukan tes dibandingkan dengan angka yang terlihat selama pandemi global lima tahun lalu.
Mengenal varian Covid Nimbus
Varian Covid Nimbus NB.1.8.1 berasal dari varian Omicron dan pertama kali terdeteksi pada bulan Januari tahun ini. Varian ini telah menyebar dengan cepat di China dan Hong Kong, dan kini telah tercatat di beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan Australia.
WHO menyatakan strain NB.1.8.1 sebagai varian yang sedang dipantau pada tanggal 23 Mei, ini berarti para ilmuwan yakin strain tersebut berpotensi memengaruhi perilaku virus.
Penyebab terjadinya lonjakan kasus baru
Lara Herrero, seorang ahli virus dari Griffith University di Australia, menduga bahwa NB.1.8.1 menyebar lebih mudah daripada varian lainnya.
"Dengan menggunakan model berbasis laboratorium, para peneliti menemukan bahwa NB.1.8.1 memiliki afinitas pengikatan terkuat terhadap reseptor ACE2 manusia dari beberapa varian yang diuji, yang menunjukkan bahwa ia dapat menginfeksi sel lebih efisien daripada strain sebelumnya," tulis Dr. Herrero bulan lalu di The Conversation.
Dr Chun Tang, Dokter Umum di pusat layanan kesehatan swasta Inggris Pall Mall Medical, mengatakan bahwa NB.1.8.1 tidak terlalu berbeda dari varian Omicron, tetapi ada beberapa perubahan pada protein lonjakannya, yang mungkin membuatnya menyebar lebih mudah atau lolos dari sebagian kekebalan kita yang sudah ada.
"Meskipun demikian, tanda-tanda awal menunjukkan virus ini tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius, tetapi tentu saja, kami masih mempelajari lebih lanjut tentangnya," kata dr. Chun Tang.
Sementara itu, Dr. Naveed Asif, Dokter Umum di The London General Practice mengatakan bahwa penyebarannya telah diidentifikasi di sekitar 22 negara.
"WHO menilai risiko tambahan bagi masyarakat global saat ini rendah, dan vaksin Covid-19 yang ada dianggap efektif dalam mencegah penyakit parah."
Namun menurut Asif, varian Nimbus sebagaimana dijuluki, tampaknya lebih mudah menular daripada jenis sebelumnya, dengan peningkatan signifikan dilaporkan di India, Hong Kong, Singapura, dan Thailand.
Gejala NB.1.8.1
Gejala umum Nimbus meliputi sakit tenggorokan parah, kelelahan, batuk ringan, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.
Beberapa pasien juga dilaporkan mengalami gejala gastrointestinal seperti mual dan diare.
Namun, para ahli kesehatan menekankan bahwa tidak ada bukti bahwa varian baru ini lebih mematikan atau lebih serius daripada varian sebelumnya, dan bahwa vaksin Covid saat ini diharapkan tetap efektif dan melindungi siapa pun yang terinfeksi dari penyakit parah.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini: