Gelembung Saham Konglo Mengintai, Bank Siap Jadi Next Primadona?

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak investor yang bertanya-tanya mengenai performa saham-saham perbankan terutama yang dibanjiri likuiditas dari pemerintah. Kenapa pergerakan saham-saham tersebut justru belum terapresiasi ditengah performa kinerja keuangan yang masih cukup baik, dividen yield lebih tinggi dan bahkan valuasi masih cukup murah.

Sudah tepat satu bulan sejak dana Rp200 triliun cair ke perbankan Himbara, namun justru performa sahamnya masih belum menunjukkan tanda perbaikan.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengguyurkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke 5 bank. Adapun uang tersebut merupakan dana menganggur yang sebelumnya parkir di Bank Indonesia (BI).

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa telah melakukan transfer uang Rp 200 triliun ke 5 bank yang dimulai pada Jumat (12/9/2025).

Masing-masing penerimanya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

BRI, Bank Mandiri, dan BNI menerima Rp 55 triliun. Kemudian BTN Rp 25 triliun dan BSI Rp 10 triliun dalam bentuk deposito on call.

Sayangnya meski pemerintah telah menyuntikkan dana puluhan triliun kepada saham-saham BUMN, kelima saham tersebut belum menunjukkan performanya padahal sudah 1 bulan dana tersebut cair.

Derasnya Jualan Asing

Salah satu pemberat kenaikan saham-saham himbara yakni derasnya aliran keluar dana asing. Terpantau BMRI, BBRI, BBNI,BBTN terus di lego asing, sementara BRIS masih dikoleksi oleh asing.

Porsi Suntikan Dana Sangat Kecil

Jika melihat porsi suntikan dana pemerintah dengan total penyaluran kredit bank himbara per semester I 2025, memang termasuk hanya porsi kecil saja, sehingga bagi sebagian investor tidak berpengaruh besar.

Apalagi investor asing dikenal tidak akan membeli saham tanpa melihat hasil kinerjanya, menggambarkan prinsip dasar investasi berbasis fundamental yang umumnya dianut oleh investor institusional dari luar negeri. Jika sudah terlihat pertumbuhan kinerja yang signifikan, tak menutup kemungkinan investor asing akan memborong saham perbankan.

Kinerja Keuangan

Meskipun porsi suntikan dana tersebut hanya memiliki persentase yang kecil, akan tetapi hal ini tentu dapat menjadi salah satu kontribusi peningkatan pendapatan perbankan nantinya jika penyaluran kredit berjalan dengan baik.

Secara kinerja keuangan, lima saham bank tersebut masih mencatatkan kenaikan kinerja di sepanjang semester I 2025.

Dividen Menarik

Empat diantaranya memiliki dividen yang cukup menarik dengan yield diatas 5%. Bahkan BMRI dan BBRI mampu memberikan yield dividen nyaris 10%.

Valuasi Murah

Bank BUMN kini dihargai dengan valuasi yang cukup murah dengan Price Book Value (PBV) di bawah 1 hingga 2 saja. Sementara Price Earning Ratio (PER) rata-rata industri perbankan adalah PER 13, sehingga hanya BRIS yang sudah melebih rata-rata PER di industrinya.

Kapan Saham Bank Terapresiasi?

Saham-saham perbankan yang memiliki fundamental yang cukup baik akan terapresiasi ketika pasar sudah mengakhiri euforia saham-saham konglomerat yang kini rata-rata sudah memiliki valuasi cukup tinggi namun masih terus dikejar oleh para pelaku pasar. Sehingga harga sahamnya terus melambung.

Namun ketika euforia itu berakhir, maka akan terdapat banyak investor yang terkena mental beli pucuk di saham-saham konglomerat sehingga akan kembali ke saham-saham fundamental dengan melihat performa kinerja keuangan yang diimbangi dengan valuasi murah dan konsisten dalam membagikan dividen.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
| | | |