GS Supermarket-Lulu Hypermarket di RI Tutup, Bos Ritel Bongkar Ini

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ritel-ritel besar di Indonesia makin mengkhawatirkan, di mana satu persatu peritel besar terpaksa menutup gerainya seperti Lulu Hypermarket hingga GS Supermarket. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan kondisi peritel besar RI saat ini makin mengkhawatirkan, di mana peritel tak mampu lagi untuk melanjutkan bisnisnya.

"Peritel besar di Indonesia kondisinya memprihatinkan, karena itu mereka terpaksa menutup gerainya karena sudah tidak mampu lagi," kata Solihin kepada CNBC Indonesia, Senin (11/5/2025).

Adapun menurutnya, makin lesunya peritel besar diakibatkan oleh lesunya daya beli masyarakat ditambah dengan kondisi ekonomi di Indonesia yang memang mengkhawatirkan.

"Mereka terpaksa tutup ya karena kondisinya demikian, daya beli masyarakat masih lesu, ekonomi Indonesia juga mengkhawatirkan, ditambah banyak yang kena PHK," ujarnya lagi.

Solihin pun menambahkan kini masyarakat lebih selektif untuk membeli barang-barang, sehingga mereka cenderung membeli barang paling penting seperti sembako atau kebutuhan sehari-sehari.

"Masyarakat sekarang makin selektif untuk berbelanja, ya paling kebutuhan sehari-hari saja," ungkap Solihin.

"Mereka berpikir beli baju baru sudah tidak terlalu urgent, kalau beli motor atau mobil baru, ya ngapain, jadi mereka beli yang memang buat kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Suasana salah satu gerai supermarket GS The Fresh di kawasan Jakarta. Kamis (8/5/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Suasana salah satu gerai supermarket GS The Fresh di kawasan Jakarta. Kamis (8/5/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Suasana salah satu gerai supermarket GS The Fresh di kawasan Jakarta. Kamis (8/5/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Tidak Capai Target yang Ditetapkan Pemerintah

Dampak dari daya beli masyarakat yang tak kunjung membaik tidak hanya membuat gerai-gerai besar tutup, tapi target yang ditetapkan pemerintah juga tidak tercapai.

"Daya beli lesu juga berdampak ke penjualan, target yang dipasang pemerintah buat Ramadan-Lebaran kemarin pun tak tercapai, ya paling hanya 92%. Pemerintah targetin Rp 75 triliun, akhirnya target tersebut tidak tercapai," ujarnya.

Solihin pun berharap daya beli masyarakat dan ekonomi Indonesia dapat kembali bangkit, sehingga masyarakat dapat kembali berbelanja.

"Ya kami hanya berharap perekonomian Indonesia kembali bangkit ya, agar daya beli masyarakat juga kembali pulih, masyarakat bisa bekerja tanpa khawatir ada PHK, kalau sudah membaik semua kan bisa saja kembali normal, masyarakat bisa beli barang-barang tanpa perlu khawatir penghasilannya tergerus," pungkasnya.


(wur/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Orang Kaya RI Belanja ke Luar Negeri, Pengusaha Ritel Menjerit!

Next Article Ada Kabar Buruk! GS Supermarket Tumbang dan Mau Tutup Total

Read Entire Article
| | | |