Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
28 December 2025 20:00
Jakarta, CNBC Indonesia - Jadeite bukan sekadar batu permata. Namun lebih dikenal sebagai jenis giok paling murni sekaligus paling misterius, dengan daya tarik yang mampu memikat kolektor kelas dunia.
Harganya bisa mencapai US$3 juta per karat, melampaui emas yang saat ini berada di kisaran US$3.300 per ons. Artinya, sebongkah jadeite seberat 0,2 gram dapat menyamai nilai lebih dari 926 gram emas.
Namun, daya pikat jadeite tidak hanya terletak pada harganya. Batu ini terbentuk jauh di kedalaman bumi, tepatnya di zona subduksi tempat tekanan tinggi dan suhu rendah bertemu. Proses pembentukannya berlangsung selama jutaan hingga miliaran tahun, menghasilkan tingkat kekerasan 6,5-7 pada skala Mohs.
Bahkan, jadeite kerap disebut lebih tahan benturan dibandingkan berlian. Warna hijau imperial yang khas lebih dalam dari zamrud dan lebih hidup dari giok biasa, menjadikannya simbol kesempurnaan alam yang tak dapat direkayasa.
Foto: Jadeite. (Tangkapan Layar /geologyscience)
Jadeite. (Tangkapan Layar /geologyscience)
Di balik tampilannya yang tenang, jadeite menyimpan sejarah panjang yang kerap bersinggungan dengan konflik.
Sekitar 70% pasokan jadeite dunia berasal dari Myanmar, terutama dari wilayah Kachin yang kaya mineral namun rawan gejolak politik. Tambang di sepanjang Sungai Uru dikenal menghasilkan jadeite kualitas terbaik, dengan warna pekat, tekstur halus, serta tingkat transparansi tinggi yang memancarkan kilau khas saat terkena cahaya.
Myanmar bukan satu-satunya sumber jadeite dunia. Guatemala juga memproduksi batu ini, meskipun kualitasnya umumnya berada di bawah jadeite Myanmar.
Warna jadeite Guatemala lebih beragam, mulai dari hijau gelap, hijau kebiruan, putih, ungu, hingga hijau zamrud. Meski cenderung lebih pudar, jadeite asal Guatemala semakin diminati karena harganya lebih kompetitif, terutama di tengah terbatasnya pasokan dari Myanmar akibat regulasi lingkungan dan pembatasan aktivitas tambang.
Sementara itu, Jepang memiliki deposit jadeite utama di Prefektur Niigata, khususnya wilayah Itoigawa. Namun, jadeite dari Jepang umumnya bertekstur kasar, berukuran besar, dan kurang transparan, sehingga lebih banyak dimanfaatkan untuk kerajinan dan patung dibandingkan perhiasan kelas atas.
Di sisi lain, Rusia memproduksi jadeite dari kawasan Pegunungan Sayan, dengan struktur kristal kasar yang cocok untuk kebutuhan ukiran praktis dan pasar kelas menengah.
Selain itu, Kazakhstan dan Amerika Serikat, terutama California, juga memiliki deposit jadeite. Namun, produksi di kedua negara tersebut relatif terbatas dan kualitasnya lebih rendah, sehingga lebih sering digunakan untuk karya seni dibandingkan sebagai batu permata mewah.
Seiring makin langkanya pasokan jadeite dari Myanmar, pasar global mulai melirik Guatemala sebagai alternatif. Meski muncul kekhawatiran Guatemala akan menggantikan dominasi Myanmar, kenyataannya masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.
Myanmar tetap unggul dari sisi kualitas dan nilai sejarah budaya, sementara Guatemala menawarkan harga yang lebih terjangkau dengan pilihan warna yang beragam.
Lebih dari sekadar estetika, jadeite menyimpan warisan peradaban. Kalung legendaris Hutton-Mdivani, yang terdiri dari 27 butir jadeite bergradasi dari Dinasti Qing, terjual seharga US$27,4 juta dalam lelang Sotheby's pada 2014. Kalung tersebut pernah dikenakan oleh sosialita Barbara Hutton, menjadi simbol kelas, budaya, dan cerita lintas generasi.
Di China, jadeite diyakini membawa keberuntungan dan energi spiritual, sehingga dianggap sebagai batu suci dengan tingkat permintaan yang tetap tinggi, bahkan di tengah perlambatan ekonomi global. Tak heran jika sebagian investor mulai melirik jadeite sebagai aset alternatif, seiring fluktuasi harga logam mulia seperti emas dan platinum.
Meski demikian, pasar jadeite tidak lepas dari risiko pemalsuan. Karena itu, proses verifikasi dan sertifikasi menjadi sangat krusial, terlebih ketika harga jadeite per gram dapat melampaui nilai satu unit rumah di Jakarta Selatan.
Jadeite mungkin tidak berkilau seterang berlian, tetapi ketika berbicara soal nilai, sedikit yang mampu menandinginya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)






