Inggris Chaos! Demonstran Mulai Sweeping Imigran-Teriak Seruan Rasis

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Kerusuhan masih terjadi di Belfast, Irlandia Utara, Rabu (11/6/2025). Hal ini telah terjadi di wilayah yang sejatinya milik Inggris itu dalam tiga hari berturut-turut.

Beberapa lusin perusuh bertopeng di titik api utama Ballymena menyerang polisi, tetapi kerusuhan itu terjadi dalam skala yang lebih kecil di kota itu pada Rabu malam dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

Para pemuda melemparkan batu, kembang api, dan bom molotov ke arah petugas yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara saat kendaraan lapis baja memblokir jalan-jalan di kota itu. Polisi juga mengerahkan meriam air untuk malam kedua berturut-turut.

Kantong-kantong kecil kekerasan juga meletus di kota Larne, yang terletak 30 km (18 mil) di sebelah barat Ballymena, tempat para pemuda bertopeng memecahkan jendela-jendela sebuah pusat rekreasi sebelum menyalakan api di lobi tempat itu. Para pemuda juga membakar bundaran di kota Newtownabbey dan di kota Coleraine.

Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan dia "sangat mengutuk" kekerasan yang telah menyebabkan 32 petugas polisi terluka setelah kerusuhan malam kedua. Hal yang sama juga diutarakan Menteri Utama Irlandia Utara Michelle O'Neill dan Wakil Menteri Utama Emma Little-Pengelly.

"Ini rasisme murni, tidak ada cara lain untuk menutupinya," kata O'Neill dikutip Al Jazeera.

Kronologi Kerusuhan

Kekerasan awalnya berkobar pada hari Senin di Ballymena, sebuah kota berpenduduk 30.000 orang yang terletak 44 km (28 mil) dari ibu kota Belfast dengan populasi migran yang relatif besar. Ini terjadi setelah sebuah acara peringatan damai diadakan untuk seorang gadis remaja yang menjadi korban dugaan penyerangan seksual pada hari Sabtu.

Dua anak laki-laki berusia 14 tahun yang dituduh melakukan penyerangan itu hadir di pengadilan pada hari Senin. Berkomunikasi di pengadilan melalui seorang penerjemah Rumania, dua laki-laki itu membantah tuduhan tersebut.

Polisi mengatakan kerusuhan bermula ketika orang-orang bertopeng memisahkan diri dari demonstran dan mulai "membangun barikade, menimbun rudal, dan menyerang properti".

Ketegangan tetap tinggi sepanjang hari Selasa, dengan warga mengatakan "orang asing" menjadi sasaran. Dua keluarga Filipina meninggalkan rumah mereka di kota itu setelah mobil mereka dibakar.

Kepala Polisi Layanan Kepolisian Irlandia Utara (PSNI) Jon Boutcher memperingatkan bahwa kerusuhan itu "berisiko merusak" proses peradilan pidana dalam tuduhan penyerangan seksual.

"Beberapa warga Ballymena mulai menandai pintu depan mereka untuk menunjukkan kewarganegaraan mereka guna menghindari serangan," menurut surat kabar Belfast Telegraph.

Asisten Kepala Polisi Irlandia Utara Ryan Henderson juga mengatakan kekerasan itu "jelas bermotif rasial" dan "ditargetkan pada komunitas etnis minoritas".


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Warning! Trump Bakal Denda Migran Rp16,8 Juta per Hari

Read Entire Article
| | | |