Ini yang Terjadi di Otak Saat Menonton Klub Sepak Bola Favorit

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menonton tim sepak bola bermain bukan sekadar hiburan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Namun, pernahkah Anda melihat penggemar sepak bola menjadi sangat emosional ketika timnya menang atau kalah dalam pertandingan besar?

Meskipun kedengarannya mustahil orang dewasa bisa menjadi gila karena olahraga, sebuah studi neurologis mengungkap respons otak saat klub favorit kalah dan menang saat menjalani pertandingan.

Mengutip Euro News, studi yang diterbitkan pada 11 November 2025 di jurnal Radiology ini menemukan bahwa area otak yang berbeda menjadi aktif ketika penggemar sepak bola menonton tim mereka bermain, memicu emosi dan perilaku positif maupun negatif.

Peneliti di Universitas Chili menggunakan MRI fungsional teknik yang mengukur aktivitas otak dengan mendeteksi perubahan aliran darah untuk mempelajari 60 penggemar sepak bola pria di Chili. Para peneliti mengamati aktivitas otak mereka saat menonton rangkaian gol dari pertandingan yang melibatkan tim favorit mereka, tim lawan, atau tim netral.

Fanatisme diukur menggunakan Skala Fanatisme Suporter Sepak Bola, yang didasarkan pada 13 item, termasuk kecenderungan kekerasan dan rasa memiliki.

Hasil MRI mengungkapkan bahwa ketika tim favorit seorang penggemar mencetak gol melawan rivalnya, hal itu mengaktifkan area sistem reward di otak mereka, yang biasanya terkait dengan makanan, seks, dan narkoba.

Sementara itu, ketika tim penggemar mengalami kekalahan telak di tangan lawan, hal itu mengaktifkan jaringan mentalisasi otak, yang terlibat dalam persepsi, dan mengurangi aktivitas di korteks cingulate anterior dorsal (dACC), sebuah wilayah otak yang terlibat dalam memantau konflik dan pengendalian emosi.

"Persaingan dengan cepat mengubah keseimbangan penilaian-pengendalian otak dalam hitungan detik," kata penulis utama Francisco Zamorano, seorang profesor di Universidad San Sebastián di Santiago, Chili.

Zamorano mencatat bahwa efeknya paling kuat pada orang-orang yang sangat fanatik. Mereka mungkin merasa lebih sulit mengatur emosi ketika identitas mereka terancam. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang rasional dapat tampak seperti orang yang sama sekali berbeda selama pertandingan.

Menurut peneliti, mekanisme otak ini tidak hanya terbatas pada fanatisme sepak bola. Mekanisme ini juga muncul kembali dalam bentuk fanatisme lain, mulai dari agama hingga politik.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perbedaan Muka Psikopat yang Bisa Dikenali dari Matanya

Read Entire Article
| | | |