Insiden Tragis Anak Bunuh Ibu, ChatGPT Disebut Biang Kerok

1 hour ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - ChatGPT disebut membuat seorang pria 56 tahun bunuh diri dan membunuh ibunya. OpenAI, pemilik chatbot, diseret ke meja hijau karena perkara tersebut.

Pria bernama Stein-Erik Soelberg menggunakan GPT-4o yang memang dikirik karena terlalu menjilat penggunya. Dalam percakapannya dengan ChatGPT, dia disebut memiliki kognisi ilahi.

Chatbot itu juga membandingkan Soelberg dengan The Matrix. Menurut gugatan, ChatGPT mengatakan orang-orang mencoba membunuhnya.

Misalnya pada Juli, ChatGPT mengatakan printer milik ibunya Suzanne Adams (83) berkedip karena adanya perangkat pengawas untuk melawan Soelberg.

Selain itu, ChatGPT disebut memvalidasi keyakinan Soelberg jika ibunya dan seorang teman mencoba menyerangnya. Yakni dengan meracuninya menggunakan obat-obatan psikedelik lewat ventilasi udara mobil.

Kemudian pada 3 Agustus, Soelberg membunuh ibunya. Ahli waris Adams menuntut chatbot tersebut karena memvalidasi perasaan Soelberg dan menuduh ibunya sebagai musuh.

"ChatGPT membuat Stein-Erik terhubung selama berjam-jam, memvalidasi setiap keyakinan ketakutannya dan menuduh orang-orang terdekatnya, khususnya ibunya sendiri sebagai musuh, agen atau ancaman yang diprogram," kata gugatan tersebut dikutip dari Reuters, Jumat (12/12/2024).

Putra Soelberg, Erik juga mengatakan pihak perusahana harus bertanggung atas apa yang menimpa keluarganya.

Sementara pihak OpenAI telah angkat bicara terkait hari ini. Juru bicara peerusahaan mengatakan pihaknya akan meninjau berkas tuntutan.

Dia menambahkan ChatGPT terus dilatih untuk bisa mengenali dan menanggapi tanda-tanda adanya tekanan mental. Termasuk memandu penggunanya mendapatkan pertolongan di dunia nyata.

"Ini situasi yang memilukan dan kami akan meninjau berkas tersebut untuk memahaminya secara detil," kata juru bicara OpenAI.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
| | | |