Bola.com, Jakarta - Legenda Persija Jakarta, Ismed Sofyan, bisa saja meneruskan kariernya sebagai pelatih. Lisensi A yang ia punya sangat memungkinkan eks bek Timnas Indonesia itu menukangi sebuah tim.
Namun, tak seperti kebanyakan koleganya yang memilih jadi juru taktik, Bang Haji, demikian kelahiran Aceh 46 tahun silam, justru kepincut ke dalam managemen klub.
Saat ini, Ismed Sofyan bergabung dengan tim Liga 3, Nusantara Lampung, dengan jabatan direktur klub. Tak sekadar petinggi, ia juga disebut-sebut salah satu pemilik saham tim yang bermarkas di Stadion Pahoman, Bandar Lampung.
Lama menghilang, apa kabar Ismed Sofyan? Via kanal YouTube rekan setimnya dulu di Persija dan Timnas Indonesia, Hamka Hamzah, Ismed Sofyan bicara panjang lebar ihwal aktivitasnya pasca gantung sepatu.
"Kalau kesibukan, kebetulan sekarang saya lagi ngurus Liga 3, tepatnya Nusantara Lampung. Terus ada juga Liga 4. Yang paling dekat adalah sekarang Liga 3 yang sedang kita berbenah. Artinya kita sudah mempersiapkan tim. Mudah-mudahan kita tinggal nunggu jadwal dari PSSI saja kapan kick-off-nya," kata Ismed Sofyan dalam tayangan YouTube Capt Hamka.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Naik Level
Sebelum ke Nusantara Lampung, Ismed Sofyan juga pernah mengurus tim Liga 4, Pesik Kuningan dan Slawi United.
"Dari Pesik Kuningan Liga 4, terus Slawi United juga Liga 4, ada dua tim kemarin yang kita urus di Liga 4. Memang perbedaannya sangat jauh ya. Terutama masalah regulasi, masalah atmosfer pertandingan, terus cata ataupun mungkin kita membentuk timnya agak berbeda," ujarnya.
Menurut Ismed Sofyan, ia banyak dapat pengalaman sebagai pengurus klub. Sesuatu yang baru ia geluti setelah sekian tahun menjadi pesepak bola.
"Kemarin kita Liga 4 terkesan bisa dikatakan buru-buru. Kita cuma persiapan kurang lebih 10 hari. Kita cari pemain, kita seleksi, terus kita cari pelatih dengan waktu 10 hari kita harus berkompetisi. Itu yang agak sulit kemarin itu, terutama di Slawi," paparnya.
"Di Pesik Kuningan itu persiapan sudah lama. Hanya saja saat di nasionalnya kita ada penambahan pemain karena regulasi Liga 4 itu tidak boleh ngambil pemain dari luar dari zona kompetisi. Jadi dia boleh ngambil hanya zona kompetisi yang ada di dalam Jawa Barat."
"Nah, sekarang kan di Liga 3 regulasinya berbeda. Liga 3 kan bisa ngambil dari pemain yang profesional juga bisa. Sementara Liga 4 kan masih amatir."
Enak Jadi Pelatih atau Manajemen Klub?
Ketika ditanya enakan jadi pelatih atau petinggi klub, Ismed Sofyan mengaku kedua jabatan itu sama-sama punya risiko.
"Sebenarnya kalau dibilang enak, semua ada enaknya dan ada sulitnya juga. Mungkin jadi head coach enaknya mungkin saat tim itu sukses kita akan dikenang sama orang. Siapa heas coach-nya, siapa pembuat timnya"
"Tapi risikonya juga besar. Kesulitannya adalah kita harus membikin program perminggunya, perbulan, dan segala macamnya. Terus kita juga harus ngerekrut staf-staf yang menurut kita bisa 100 persen untuk kita. Terus kita merekrut pemain juga yang sesuai dengan karakter kita. Itu sih kesulitannya," tukasnya.
"Tetapi, untuk jadi pengurus itu, rupanya sulit juga. Saya pikir cuma nyari segala macam. Tapi begitu kita jalani mekanismenya banyak kesulitan juga dalam perjalanannya. Artinya, kita nyari pemain terus kita rekomendasi kepada head coach. Tiba-tiba head coach bilang,'Wah, ini kurang cocok'. Sementara kita sudah datangkan jauh-jauh dari, misalkan dari timur, mungkin dari Kalimantan".
"Terus kendala juga nanti misalkan ada kendala di luar prediksi saya misalkan terkait nyewa lapangan, ataupun printilan lainnya. Segala macamlah," pungkas Ismed Sofyan.